Christian membawa Cinta ke ruangannya. Cinta tetap melawan namun pria itu tetap tidak mengindahkannya.
"Turunkan aku," teriak Cinta berusaha untuk turun dari gendongan Cristian.
"Diam atau aku akan melakukan hal lebih padamu," bentak Cristian membuat nyali Cinta ciut.
Ada sebuah kamar besar di ruang kerja milik Cristian. Kamar besar yang lengkap dengan tempat tidur, TV, lemari besar dan perlengkapan yang lain. Sangat nyaman untuk di gunakan.
"Istirahatlah hingga kau membaik. Aku akan memanggil dokter untuk memeriksamu. Jangan membantahku, aku tidak suka dibantah," kata Cristian.
Dia lalu ke luar ruangan itu menelfon seorang dokter. Dia kembali ke kamarnya dan mendapati Cinta menekuk tubuhnya sambil meringis kesakitan.
"Kau itu sangat bandel, kemarin bertengkar dengan seseorang kini kau sakit karena telat makan. Ceroboh," ucap Cristian.
Cinta hanya bisa menatap tajam pada pria itu tanpa mau menjawabnya. Rasa sakit di perutnya membuat dia enggan untuk bersuara.
Tiba-tiba rasa mual mulai menyerang.
"Kamar mandi," tanya Cinta sembari menutup mulutnya, Cristian menunjuk ke sebuah pintu. Cinta langsung berdiri dan berjalan ke dalam kamar mandi.
Namun belum sampai di wastafel dia sudah memuntahkan semua isi perutnya. Hingga habis. Tubuhnya terasa lemas dan melorot ke lantai dingin kamar mandi.
Cristian yang cemas segera memasuki kamar mandi. Dia melihat Cinta yang sedang duduk lemas di lantai kamar mandi.
Tanpa rasa jijik dia meraih tubuh wanita itu dan mendudukkannya di atas wastafel. Cristian mulai membersihkan bekas muntahan, baru mendekati Cinta yang sedang bersandar di tembok dengan mata terpejam.
Cristian mulai membuka blazer milik Cinta.
"Apa yang kau lakukan?" tanya Cinta terkejut.
"Tubuhmu terkena cipratan muntah tadi. Tidakkah kau risih?" kata Cristian. "Aku tidak akan melakukan hal lebih padamu kecuali kau yang menginginkannya."
"Atau kau akan mengganti bajumu sendiri? Aku rasa kau tidak bisa bukan?"
Cinta memandang wajah Cristian. Menimang-nimang perkataannya.
"Apakah kau mempunyai pakaian pengganti?" tanya Cinta.
Cristian masuk ke dalam ruangan dan mengambil satu kemeja putih miliknya.
"Kau keluar saja, aku bisa melakukannya sendiri," pinta Cinta.
Tidak lama kemudian Cinta sudah keluar dari kamar mandi dengan atasan memakai kemeja putih milik Cristian.
Wajahnya tampak pucat. Cinta menuju ke tempat tidur dan membaringkan tubuhnya. Cristian lalu menyelimutinya.
"Aku akan beristirahat sejenak baru akan kembali pulang," gumam Cinta lemas. Matanya mulai terasa berat dan tertidur setelahnya.
Wanita itu mulai terbangun ketika sebuah tangan menyentuh perutnya. Refleks dia menepis kasar dan membuka mata.
Di hadapannya ada seorang dokter pria yang masih muda dengan stetoskop bergantung di leher.
"Kau sudah bangun?" tanya pria itu. Cinta menganggukkan kepalanya.
Pikiran anehnya yang mengira jika Cristian sedang mengambil kesempatan dalam kesempitan ternyata salah. Pria itu berdiri di pintu mengawasi setiap tindakan yang di lakukan oleh dokter muda itu.
"Perutmu kosong, sepertinya seharian ini kau belum makan apapun. Karena itu, asam lambungmu naik. Hati-hati karena bisa sangat berbahaya," ucap dokter itu lagi.
Cinta menganggukkan kepalanya.
"Jangan terlambat makan lagi?" saran dokter itu. Dokter itu terlihat tampan dengan lesung pipit di pipinya membuat siapa saja yang memandang akan terpesona.
Setelah memeriksa Cinta dokter itu keluar dari kamar Cristian. Pria itu lalu menutup pintu kamar itu lagi.
"Bagaimana keadaannya?" tanya Cristian.
"Dia hanya menderita asam lambung akut. Makannya harus di jaga dan tidak boleh terlambat makan. Ini obatnya aku sudah membawanya sesuai keterangan yang kau berikan sebelum aku sampai kemari." Pria itu lalu mengambil obat-obatan dalam tas dokter miliknya.
"Apa dia hamil, Mike?" tanya Cristian tiba-tiba.
"Aku sudah mengira kau akan bertanya seperti itu. Jika tidak untuk apa kau membawa seorang wanita ke kamarmu dan merawatnya. Kau terlalu dingin untuk bisa berempati pada orang lain," sindir Mike. Cristian tidak marah karena memang itu kenyataannya.
Cristian memukul bahu sahabatnya itu. "Jawab saja pertanyaanku?"
"Aku tidak bisa memastikannya, hanya saja perut bagian bawahnya terasa berbeda. Kau bisa membeli testpack dan mencek sendiri hasilnya?" Mike memasukkan memasukkan kembali stetoskop ke dalam tasnya.
"Jika tidak kau bisa membawanya ke dokter kandungan untuk memastikan kondisinya," saran Mike. Wajah Cristian terlihat mendung.
"Tidak semudah itu," ucap pria itu lirih.
"Aku tidak tahu masalahmu, Dude, tapi aku tahu jika kau bukanlah seorang pria brengsek yang akan lari dari tanggung jawab,'' kata Mike.
"Aku pergi dulu, layani nyonyamu dengan sebaik-baiknya. Dia wanita muda yang cantik dan terlihat baik. Kau pandai memilih pasangan.'' Mike berlalu dari Cristian.
"Satu lagi, kau harus mentransfer uang dua kali lipat padaku. Aku harus meninggalkan pasienku karena panggilan mendadakmu. Belum termasuk harga bubur yang kau pesan untuk segera dibawa kemari," ledek Mike membuka pintu dan keluar dari ruangan itu.
Cristian larut dalam pikirannya. Dia terkejut ketika melihat Cinta yang sedang membuka pintu kamar dengan membawa tasnya.
"Kau mau kemana, kondisimu belum stabil." Cristian menghadang Cinta yang hendak keluar dari kamarnya.
"Aku mau pulang, orang rumah pasti mengkhawatirkan aku," jawab Cinta.
"Aku sudah mengirim pesan lewat handphone milikmu kalau kau akan menginap di rumah salah seorang sahabat." Cristian tersenyum licik.
Cinta melihat sinis ke arahnya. Pria itu terlalu mengurusi kehidupannya. Bahkan berani membuka handphone miliknya.
"Kau berani sekali mengatur hidupku?" geram Cinta.
"Aku tidak bermaksud mengaturmu, hanya saja aku yakin jika kau tidak akan mengatakan rasa sakitmu pada yang lain." Cinta terkejut dengan perkataan Cristian.
Critian menangkup pipi Cinta. "Beristirahatlah dulu, aku akan menemanimu. Aku juga telah memesankan bubur untuk kau makan." Cristian menunjukkan bubur itu dengan matanya. "Jika kau tidak suka kau bisa memesan makanan yang lain.Jangan membantahku."
Entah sihir apa yang digunakan pria itu hingga membuat Cinta yang keras kepala menurut. Dia masuk kembali ke kamar dan berbaring di sana.
Cristian membawakannya semangkuk bubur.
"Aku suapi atau kau makan sendiri?" tanya pria itu.
"Aku makan sendiri saja," jawab Cinta menerima mangkuk itu dan mulai memakannya.
Setelah menghabiskan makanan dan meminum obat Cinta mulai duduk bersandar di tempat tidur.
"Kau tidak pulang ke rumah?" tanya Cinta.
"Kalau kau mau pulang ke rumahku, ayuk... .''
Cinta melengos ke samping.
"Aku hanya ingin pulang," kata Cinta lirih.
"Baiklah jika itu maumu.''
Akhirnya mereka sudah berada dalam mobil. Cinta tertidur karena efek obat yang dikonsumsinya tadi. Cristian menyetir kendaraan dengan sesekali mengusap wajah putih itu dengan lembut.
"Pada kenyataannya aku juga tidak tahu hatiku sendiri. Mengapa aku sangat berharap kau hamil anakku? Dan Bella, aku pasti akan sangat menyakitinya jika dia tahu aku pernah tidur dengan adiknya." Cristian menghembuskan nafas kasarnya.
"Akan ada banyak luka nantinya. Kau, aku dan kakakmu. Berada dalam satu lingkaran api cinta yang rumit,''
***
Berikanlah like kalian ... jangan pelit-pelit yah... agar karya ini bisa langsung masuk ke beranda.
Vote, itu adalah bentuk dukungan terbesar kalian pada karya ini.
Komennya bikin semangat aku buat tetap stay di NT
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 336 Episodes
Comments
Riki Liusi
semangat thot..👍👍
2023-01-16
0
La Mirah
seru nih ceritanyaaa
2022-02-19
0
Violita Putri Winarsih
kasian
2022-02-02
0