Semenjak bertemu Cristian hati Cinta tidak tenang. Dia kini hanya bisa menatap pagi yang sedang memancarkan sinar cahaya paginya dengan malu-malu. Kamarnya dan kamar Bella di satukan oleh balkon kamar yang saling terhubung. Mereka dapat pergi ke kamar masing-masing melalui balkon.
Pintu kamar mereka yang mengarah ke balkon terbuat dari kaca sehingga bila ingin melihat langit mereka bisa dengan mudah membuka tirainya saja. Seperti hari ini, Cinta masih enggan untuk bangun dari tempat tidur. Dia hanya memainkan hapenya dengan sesekali menatap langit biru.
Bella menengok Cinta dari balkon. Adiknya masih asik bergumul dengan selimut. Bella berkacak pinggang sembari mengetuk pintu kamar.
Melihat Bella yang masuk ke dalam kamar. Cinta buru-buru menutupi tubuhnya dengan selimut, dia tengkurap agar sebagian wajahnya tidak terlihat oleh kakaknya.
"Kau sudah siap ke kantor, Kak?" tanya Bella melihat ke arah kakaknya yang sudah rapih dan cantik.
Bella duduk di sebelah adiknya.
"Dan kau, kenapa masih belum siap?" tanya Bella lembut.
"Aku mau berhenti bekerja di sana saja?" kata Cinta dengan wajah ditekuk.
"Kenapa?" tanya Bella. " Kau ada masalah lagu dengan bosmu itu?" Bella menaikkan kedua alisnya ke atas.
"Kau tidak tahu betapa menyebalkannya dia, aku heran mengapa kau menyukai pria seperti itu. Dia itu tidak cocok denganmu yang lembut dan baik. Sungguh aku benci padanya?" kata Cinta memukul kasurnya berkali-kali.
"Hush, dia itu pria yang baik. Kau hanya belum mengenalnya sama sekali," terang Bella.
"Pokoknya aku benci dia, Kak!" teriak Cinta.
"Kau tidak pernah bersikap seperti ini sebelumnya pada seseorang, atau kau jatuh cinta padanya?" selidik Bella.
"Amit-amit deh aku jatuh cinta padanya," jawab spontan Cinta membuat hati Bella tenang.
"Lalu apa alasanmu keluar dari sana?"
"Haruskah aku mengatakan dia itu pria mesum berbahaya, aku juga korban kemesumannya, dia ... ," pikir Cinta melayang pada ciuman pria itu kemarin.
"Dia suka berbuat semaunya sendiri, tidak mau diberi masukan dan tidak punya hati. Aku memasukkannya dalam daftar blacklistku," kata Cinta dengan raut muka yang menggemaskan membuat Bella tertawa.
"Wah! Rupanya dia harus bekerja keras menundukkan hati calon adik iparnya ini," kata Bella mengusap kepala Cinta pelan.
''Yuk, kita turun untuk sarapan. Ayah pasti sudah menunggu kita," bujuk Bella pada Cinta.
"Kakak dulu saja, aku mau mandi dulu."
Bella berdiri dan membuka pintu kamar Cinta.
"Kami menunggumu," kata ucap Bella.
"Iya Kak,"
Lima belas menit kemudian Cinta datang dengan hanya memakai kaos tanpa lengan dan hot pants yang memperlihatkan kakinya yang langsing dan panjang.
Dia langsung ke kursi ayahnya dan mencium pipinya.
"Selamat pagi, Yah?" sapa Cinta.
"Kau tidak ke kantor hari ini?" tanya ayahnya sembari melihat ke arah depan. Cinta mengikuti arah pandang Setiawan.
"Cristian, untuk apa pagi-pagi dia kesini, pasti mau numpang makan?"
Muka Cinta kembali ditekuk ketika melihat Cristian. Bella menahan senyumnya ketika melihat ekspresi adiknya ketika melihat Cristian. Yah, dia tampak sekali tidak menyukai pria itu.
Dengan kasar Cinta menyeret kursinya dan duduk di sebelah ibunya.
"Kenapa mukamu ditekuk jelek seperti itu? Dan kenapa kau tidak ke kantor?" tanya Riska.
"Aku pusing, Bu?" kata Cinta pura-pura memegang kepalanya.
"Pusing karena bosnya terlalu galak," ucap Bella tertawa. Membuat Cinta melototkan matanya ke arah Bella. Dan Bella menjulurkan lidahnya.
Cristian memandang wajah Cinta yang bersemu merah karena malu.
"Kau harus profesional Cinta, hilangkan sifat kekanak-kanakanmu," ucap Riska sembari mengoleskan roti untuk suaminya. Cinta hanya diam menunduk saja.
Bella menawarkan sepotong sandwich untuk Cristian. "Kau mau?" Pria itu menggelengkan kepalanya dan tersenyum sopan.
"Ibumu benar Cinta, kau harus bekerja secara profesional jangan membawa perasaan pada urusan pekerjaan," imbuh Setiawan.
"Aku memang sedikit keras padanya karena aku sedang menggembleng kemampuannya dalam bekerja. Dia anak baru di perusahaanku tapi mampu membuka kasus penggelapan uang perusahaan yang jumlahnya tidak sedikit. Seharusnya itu patut diapresiasi. Hanya saja dia kurang mengerti tentang sikapku itu," bela Cristian pada Cinta.
"Wah! Kau hebat Cinta," teriak Bella senang. Cinta malah menggerakkan sudut bibirnya tidak senang.
"Seharusnya kau malah merasa senang dan bangga karena secara tidak langsung Cristian sedang mendidikmu untuk menjadi pembisnis hebat seperti ibumu," kata Setiawan yang setuju dengan ucapan Cristian.
"Ayah tahu kau pasti bisa mengerjakan sesuatu hal dengan baik. Sekarang hilangkan rasa kesalmu cepat habiskan susumu dan bersiap untuk ke kantor lagi," perintah Setiawan pada Cinta.
"Kau lihat Kakakmu, Bella. Kau harus seperti dia yang mandiri dan maju. Dia pantang menyerah dalam mengurus perusahaan milik keluarga," ucap Riska.
"Iya, Bu," jawab Cinta dengan senyum dipaksakan. Dia paling tidak bisa membantah perkataan ibunya. Ibarat kata dia rela menyeberangi bara api hanya untuk memenuhi kemauan ibunya. Hanya saja Riska tidak bisa mencintainya seperti dia mencintai Bella.
Cinta menghabiskan susunya dan langsung pergi ke kamarnya. Sepuluh menit kemudian dia telah siap. Dan hendak mengambil mobilnya di garasi. Tapi dia menepuk jidatnya.
" Kenapa, Dek?" tanya Bella.
"Aku lupa jika mobilku sedang berada di bengkel," kata Cinta.
"Mobilmu mogok lagi? Kenapa tidak ganti dengan yang baru saja?" tanya Bella lagi.
"Aku belum punya uang untuk menggantinya, Kak," jawab Cinta.
"Kau tinggal minta pada ayah pasti akan dibelikan yang baru."
"Kau tahu jika aku suka membeli suatu barang dengan uangku sendiri," ucap Cinta lirih.
"Aku tahu itu, hanya saja ayah juga sangat ingin mendengar kau meminta sesuatu padanya," tutur Bella.
"Kau ikut bersama kami saja!" ajak Cristian yang mendengar percakapan kakak dan adik itu.
"Aku tidak ingin mengganggu kebersamaan kalian. Aku bisa ke kantor bersama Ardi," tolak Cinta.
"Ardi sudah berangkat dari tadi," jawab Bella.
"Aku bisa naik taksi sendiri," kata Cinta kekeh.
"Adikmu sangat keras kepala," ucap Cristian, membuat Cinta makin kesal saja.
"Cinta bisakah kau mengerti sedikit jika Cristian berniat baik padamu. Kau harus jaga sikapmu dia adalah calon kakak iparmu," kata Bella kesal.
"Baik, kau tidak usah marah atau cemberut lagi. Kakakku sayang."
"Aku tidak bermaksud memarahimu," ucap Bella rendah.
"Aku tahu itu," Cinta tersenyum dan memeluk Bella. Cristian sendiri bimbang hatinya melihat kebersamaan mereka berdua. Akankah dia tega menghancurkan persaudaraan mereka?
"Ayo, kita berangkat bersama-sama, " ajak Bella menggandeng tangan Cinta. Dengan langkah ragu dia mengikutinya.
Cinta sudah merasa ada hal yang salah dalam hubungan mereka bertiga. Cinta melirik pada Cristian yang sedang melihatnya juga.
Cinta menghembuskan nafasnya kasar.
"Bad ... bad ... bad," gumamnya lirih.
***
Likenya dong sayang... biar semangat nih lanjutinnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 336 Episodes
Comments
JandaQueen
aku like tiap chapter yg sdh kubaca, kak...
2023-01-22
0
JandaQueen
cinta yg nanya
2023-01-22
0
Emmisa Lamichhane
tapi knp si cinta gak ingat apa pun,malah Christian yg ingat
2022-02-25
0