Kicauan burung di pagi hari membangunkan Cinta dari tidurnya. Malam ini tidurnya terasa lebih nyenyak di bandingkan malam-malam sebelumnya. Dia mulai membuka matanya pelan.
"Okey, ini tempat baru lagi. Jangan lagi, oh ... ," pikiran Cinta sudah macam-macam. Dia langsung menyibak selimut yang menutupi tubuhnya.
"Oh, aman," batinnya. Dia mengusap dadanya lega. Tadi malam dia bersama dengan Cristian, lalu di mana pria itu. Dia kembali lagi bergumul dengan selimut itu.
Cinta menyapu pandangannya ke sekitar kamar. Kamar ini sangat luas, dua kali luas kamarnya sendiri. Di cat dengan warna hitam yang mendominasi dan warna abu-abu sebagai aksen tambahan. Furnitur dan semua yang ada di sini bergaya maskulin. Menandakan pemiliknya memiliki selera yang sangat tinggi. Ada lukisan abstrak di beberapa sudut kamar. Menambah kesan manly.
Bau harum parfum yang biasa di gunakan Cristian memenuhi ruangan ini. Apalagi tempat tidur ini sangat terasa aromanya. Sejenak dia mencium bantal itu dan memejamkan matanya lagi. Bukannya bangun Cinta malah merasa nyaman tidur di kasur lembut ini.
Tirai jendela yang menjulang tinggi masih tertutup. Cahaya matahari yang terang dengan malu-malu masuk ke dalam kamar itu melalui korden berwarna hitam. Membuat garis-garis putih yang indah. Cinta tersenyum lembut memainkan tangannya di antara cahaya itu.
Saking asiknya bermain sendiri dia tidak sadar jika sedang diperhatikan oleh seseorang. Cristian sedang melakukan treadmill diruang sebelah dapat melihat apa yang dilakukan Cinta. Ruangan itu hanya dipisahkan oleh sekat kaca transparant.
Pria itu menghentikan kegiatannya dan mengambil handuk yang tersampir.
"Kau sudah bangun?" tanya Cristian yang sedang mengelap keringat yang mengucur dengan handuk kecil.
Cinta melebarkan matanya mendengar suara Cristian. Seketika dia langsung, duduk dan menarik selimut ke atas dadanya.
Cinta menelan salivanya ketika melihat Cristian yang hanya memakai celana boxer. Tubuhnya yang berwarna cokelat bersih mengkilap karena keringat, dadanya terlihat bidang, perutnya rata dengan kotak-kotak yang menonjol di bawah tulang rusuknya.
"Pakailah bajumu, jangan mengotori mata suciku?" pinta Cinta.
"Coba katakan lagi! apa 'mata suci'?, kau lucu Cinta," kata Cristian membuka tirai jendela.
"Kau bahkan sudah menyentuh semuanya," gumam Cristian lirih.
"Kau mengatakan apa?" tanya Cinta yang sudah berdiri di belakangnya.
"No es nada (Bukan apa-apa),"
"Apakah ini kamarmu?" tanya Cinta.
"Hmmm ... ," Cristian mengambil sebotol air mineral dan langsung meminumnya. Cinta melihat ke arah jendela sembari menggelung rambutnya asal.
Bekas luka cakaran dulu masih terlihat di pipi dekat kuping wanita itu. Dan di belakang lehernya yang kemarin tidak terlihat oleh Cristian.
Pria itu mendekat, menyentuh luka itu. Membuat Cinta terkesiap. Darah mendesir di setiap sel syarafnya. Dia takut untuk menoleh.
"Pasti sakit," kata Cristian memeluk Cinta tiba-tiba dari belakang. "Maaf," mencium rambut Cinta.
"Kau tidak boleh melakukan ini, ingat kau akan menikahi kakakku!"
"Aku lupa, bila sedang bersamamu," bisik Cristian serak. Semalaman penuh dia menahan diri untuk tidak menyentuh wanita ini.
"Jika kau melakukan ini kau akan menyakiti kakakku?" kata Cinta.
"Lalu bagaimana dengan dirimu? Apakah kau tidak menginginkannya?" tanya Cristian.
"Bahkan iblis sedang membujukku agar terlena dengan rayuan buaya sepertimu?" ucap berani Cinta. Sebenarnya dadanya sendiri berdegub kencang setiap kali bersentuhan dengan pria ini. Darahnya mendesir hebat hingga ke ubun-ubun, sedangkan bulu romanya menegang di kulitnya. Dia hampir tidak bisa bernafas tatkala pria itu berada di dekatnya.
Cinta berusaha meloloskan tubuhnya dari pelukan Cristian.
"Gerakanmu membangunkan juniorku," kata Cristian. Membuat mulut Cinta terbuka lebar. Dia lalu menginjak keras kaki Cristian.
"Aww ... ." Teriaknya kesakitan.
''Jangan berani menyentuhku lagi?" kata Cinta menunjuk dengan satu jarinya.
"Aku akan pulang," ucap Cinta berjalan pergi mengambil tasnya dengan kesal.
Dia membuka pintu dan melangkah pergi. Sepanjang jalan dia mengomel. Tapi omelannya terhenti ketika teringat akan satu hal.
Tas yang dibawanya kemarin adalah hitam dan ini tas merahnya yang ... .
Kaki Cinta melemas. Dia jatuh terduduk di anak tangga paling atas. Menggigit bibirnya keras dan menangis. Air matanya turun seakan mengungkapkan penyesalan yang dalam. "Kakak maafkan aku ... ."
Itu seperti membuka luka yang ingin dia bungkus rapat-rapat agar tidak terlihat lagi. Namun takdir malah mempertemukan mereka lagi di waktu yang tidak tepat. Cristian adalah calon suami kakaknya dan dia sudah tidur dengannya. Mengapa begitu buruk nasibnya kini?
Cinta menyeka air matanya, setelah itu dia bangkit lagi berjalan menuju kamar yang tadi di tempatinya. Langkahnya bergema di seluruh sudut rumah ini hingga dia masuk ke dalam.
Cristian duduk berselonjor dengan kaki di atas meja kaca melihat keluar balkon kamar. Cinta berjalan di hadapan pria itu namun dia tidak menoleh sama sekali. Enggan untuk melihatnya. Dia masih memegang botol minuman mineral yang masih berisi setengah.
"Aku tahu kau pasti akan kembali," ucap pria itu dingin tanpa ekspresi.
Cinta memalingkan wajahnya. Tidak tahu harus berkata apa. Hanya bisa menyeka hidungnya saja.
Sejenak mereka hanya terdiam larut dalam pikiran masing-masing.
"Lupakan itu semua, anggap saja tidak pernah terjadi. Waktu itu keadaanku sedang tidak sadar. Entah siapa yang memberi narkoba ke minumanku sehingga aku melakukan tingkah gila. Huft ... aku sendiri tidak tahu apa saja yang kuperbuat bersamamu di malam itu. Setidaknya itu bagus karena dengan begitu akan lebih baik untukku dan dirimu," ucap Cinta mengakhiri semuanya.
Untuk kedua kalinya harga diri Cristian terluka. Dia hanya bisa memejamkan mata dan meremas kuat botol yang ada di tangannya. Air keluar seketika, muncrat kemana-mana, membuat Cinta mundur untuk menghindarinya.
Rahangnya terlihat mengetat dengan gigi yang gemeletuk menahan amarah dalam dirinya. Tidak pernah ada yang menolaknya. Dia sendiri yang menolak para wanita. Wanita ini berkata seolah dirinya adalah pria yang tidak patut untuk diingat. Menyedihkan.
"Aku pergi, dan aku juga mengundurkan diri dari perusahaanmu," pamit Cinta. Melangkah pergi.
"Cinta, aku pastikan kau sendiri yang akan datang menemuiku. Di saat itu aku akan menerimamu dengan hatiku,'' ucap Cristian.
"Serahkan saja hatimu pada kakakku sepenuhnya buat dia bahagia dan jangan kecewakan dia," kata Cinta pergi meninggalkan Cristian sendiri.
"Kau pergi membawa tas lamamu yang tertinggal, dan meninggalkan tas yang baru kau pakai. Suatu hari kau teringat dan akan datang kembali mengambil tasmu. Kau berniat mengambil kenangan itu, namun kau sendiri tidak bisa mencegah rasa baru yang kita mulai ini. Dan di saat kau yakin akan cintamu, Aku pastikan kau tidak akan bisa pergi dariku," ucap Cristian.
***
Like
Vote
Dan Favoritkan.
Jangan lupa komentar yang sopan yah...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 336 Episodes
Comments
Arshi Miranda
hmmm...ngerih betol janji ny babang
2022-02-11
0
Violita Putri Winarsih
apakah kisah ibu tunggal
2022-02-02
0
Tuty Tuty
thoor salah siapa ini sedih akuu nya thor
2022-02-01
0