.
.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Tong tong.. tong tong..
Suara pentungan yang di pukul dengan kuat menyeruak di tengah keramaian.
Suasana ramai, riuh menyapa setiap pendengaran saat berada di tengah tengah wilayah yang menggambar kan sebuah pusat kota.
Di sepanjang jalan tampak bangunan-bangunan dengan nama unik terpampang disana.
Aroma khas sebuah pasar yang menyediakan segala kebutuhan langsung bisa menyapa mata para pengunjung.
Di sisi lain, di tengah tengah keramaian.. Sesosok berpakaian biru muda dengan penutup wajah berjalan dengan anggun, dan waspada . Membaur dengan semua tingkatan yang berada dalam ruang lingkup kerajaan.
Manik nya tertumpu pada kerumunan , dan itu berhasil membuat nya tidak menahan diri untuk mendekat.
Dua gadis muda berusia sekitar empat belas dan lima belas tahun berlutut di tanah berbatuan dengan wajah penuh tanah di beberapa bagian dan berpenampilan lusuh.
pakaian yang mereka kenakan penuh dengan sobekan sobekan kecil di mana mana.
Yang lebih menyakit kan, dua gadis itu di lelang hanya seharga beberapa koin perak.
"Baik di masa ini atau di masa depan, penindasan teradap kaum yang lebih lemah tentu saja terjadi."
Sepasang manik kecoklatan itu terus menatap lekat apa yang berada dihadapan nya.
Namun, bukan itu yang membuat nya tertarik untuk mengikuti apa yang tersaji.
Ada kilatan penuh tekat dan dendam di mata salah satu dari dua gadis yang berlutut dengan tangan dan kaki terikat rantai besi.
Pria bertubuh tambun yang menegang pentungan bambu itu terus meneriakkan tawaran, agar orang orang kalangan atas yang sengaja datang dengan segala keperluan untuk mendekat.
"Dua keping koin emas. "
Semua mata melotot kearah sumber suara yang baru saja berniat membuang buang harta nya dengan hal yang begitu tidak sebanding.
Siapa yang akan menyia nyia kan harta nya hanya untuk dua gadis yang terlihat sangat tidak pantas dihargai dengan nilai yang cukup fantastis.
"Dua keping emas untuk dua gadis itu.. "
kembali suara itu berhasil memecah keheningan.
"Sangat murah hati.. "
Seorang pria paruh baya menyeruak dari dalam kerumunan, sedang kan gadis yang menjadi bahan perlelangan hanya tertunduk dengan pandangan menggelap.
"Dua koin emas. "
sosok dengan hanfu biru muda itu kembali mengulang ucapan nya.
Orang yang berutugas menjual budak tersebut segera tersenyum lebar, setelah untuk ketiga kali nya mendengar apa yang sempat dia ragukan.
Baru saja dia ingin mengangkat pentungan dari bambu di tangan nya, suara seseorang kembali menyeruak kepermukaan.
"Tiga keping koin mas. "
Kini pandangan berpindah kerah sosok yang baru muncul.
Sesosok pria dengan topeng menutup sebagian wajah nya mencuat kepermukaan. Berhadapan langsung dengan sosok yang sebelum nya mampu menggemparkan.
Kedua orang misterius itu saling bertukar pandangan, mata mereka menatap dengan lekat satu sama lain. Tidak ada yang ingin mengalah diantara kedua nya.
Semua orang hanya diam menunggu dengan wajah tegang.
"Lima keping koin emas.. "
Sosok dengan hanfu biru kembali mengajukan tawaran.
"tujuh keping koin emas. "
pria menggunakan topeng kembali angkat suara.
Manik dengan iris kecoklatan itu terlihat menggelap, sebelum setelah nya tersenyum dari balik cadar yang dia gunakan.
"anda sangat bersungguh-sungguh, dan aku akan membuat nya jadi mudah. "
Pandangan nya terlihat teduh namun tajam, dan itu sempat membuat wajah pria dengan topeng berubah.
"Ambil ini.. "
Di lempar nya dengan kuat bungkusan yang terbuat dari kain sutra itu kearah pria yang tadi memegang lonceng. Dengan tergesa pria itu segera membuka ikatan nya, dan melotot kan mata. Sehingga semua orang yang berkumpul terlihat penasaran.
"In.. ini.. Lima puluh koin emas, tuan begitu bermurah hati. '
pria itu tertawa lebar, dengan raut wajah bahagia.
" Budak ini resmi menjadi milik anda. "
dia lantas memukul panjang pentungan tanda lelang telah berakhir, sambil memberikan intruksi agar para bawahan nya melepas kan rantai yang mengikat di kedua kaki gadis muda tersebut.
Dua pasang mata yang sebelum nya saling berperang sengit, kini kembali bertabrakan.
Senyum tipis terbit di bibir kedua nya, dengan arti yang berbeda.
"ini.. kedua budak ini resmi menjadi milik anda. "ucap pria itu sambil menghitung koin koin berkilauan yang baru di terima nya.
Sosok berhanfu biru itu kini menatap lekat gadis yang tampak berlutut itu.
" Apa anda mencoba untuk menipu diri ku ? "
ucap nya tiba tiba.
Pria yang sedang menghitung koin itu tampak terkejut, lalu kemudian tertawa.
"Apa yang anda maksud tuan? "
tanya nya tak paham.
"Anda menjual mereka dengan harga beberapa koin perak, dan sekarang lihat lah.. Kini bahkan anda memeras lima puluh koin emas dari ku? Mereka bahkan terlihat lemah tak berdaya. "
Kedua manik nya menatap lekat wajah-wajah yang setia tertunduk menatap tanah antara lutut mereka tanpa berniat untuk bergerak.
Pria itu terkekeh lagi.
"Dewa telah memutuskan nya, tentu aku tidak menyia nyiakan berkat."
" Bugghh...
"Akh.....
Suara tubuh terpental dan menubruk tembok bangunan mengagetkan semua orang, dan pelaku nya adalah sosok ramping berhanfu biru.
Berbeda dengan dua gadis yang setia berlutut, tidak ada ketakutan terlihat di sana. Dan itu menarik perhatian pria di balik topeng.
Beberapa bawahan pria yang baru saja terhempas segera melesat, menarik dengan paksa pedang yang terikat di samping pinggang mereka.
Semua orang berhamburan dan berlindung dengan cara menjauh dari tempat pertarungan.
Alih alih merasa terpojok, sosok dengan hanfu biru itu menerima setiap tebasan pedang dan menangkis dengan cepat semua serangan yang mengarah kearah nya.
Suara kulit yang terkoyak membuat ngeri semua orang. Satu pria melesat dan berhasil menarik kain penutup wajah milik sosok berhanfu biru itu tanpa sengaja.
Semua mata membulat sempurna, seakan segera melompat dari tempat nya.Sosok yang berada di balik penutup wajah itu,ternyata seorang wanita cantik, dengan kulit seputih susu, garis wajah yang jelas, hidung mancung, alis tebal, dan bibir semerah cerry mampu menghipnotis siapa saja.
Keterkejutan juga terjadi pada pria bertopeng saat mata mereka kembali bertabrakan, lalu pria itu melangkah mundur dan menghilang dibalik kerumunan.
"Yang mulia..yang mulia permaisuri.."
Semua mata menoleh setelah mendengar apa yang baru saja menghantam pendengaran mereka.
Kini, sosok wanita misterius itu juga ikut menghilang bersama dua budak yang tadi setia berlutut.
Tidak ada yang bisa menerka apa yang terjadi, bahkan mereka sangat merasa kebingungan.
.
. bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments
Anonymous
msh bingung dgn alur part ini??
2021-11-26
2
aflanufi
"Siapakah dia?"
yg jelas itu cogan.
🤣
2021-08-31
3
Rieanty
siapa pun MC cowok nya terserah asalkan jangan laki nya yg arogan itu
2021-08-30
2