dua puluh

.

.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Sebuah penginapan yang tidak jauh dari pusat kota kekaisaran, telihat tiga orang wanita kini saling berhadapan dengan ekspresi berbeda.

"Kalian bisa pergi kemanapun kalian mau.. Aku tidak akan mencegah nya. "

Dua pasang mata saling berpandangan, kemudian salah satu nya menjatuh kan pandangan nya kelantai. Sedangkan yang lain nya sesekali menatap dengan berani.

"Kami bukan orang yang tidak pandai membalas budi, karena anda telah membayar harga untuk kami dengan kekayaan anda..Kami harus mengembalikan itu. "

Gadis dengan tatapan tajam itu berbicara lantang penuh percaya diri.

"Hhahaha.. aku tidak menyangka, kamu begitu menjunjung tinggi harga diri mu. Terlihat dari tatapan mu yang berapi-api, ada kesakitan yang sedang kamu tutupi dengan membangun benteng."

Di putar tubuh nya menghadap kearah dua gadis berbeda karakter dihadapan nya.

"Hal apa yang bisa kalian berikan, untuk membayar hutang budi yang kamu ucapkan tadi ? "

Gadis dengan aura gelap itu terus mengepalkan tangan nya, sedangkan gadis yang juga bersama dengan nya hanya diam membeku.

Kini penampilan mereka telah jauh berbeda dari ketika berada di tempat lelang. Permaisuri Lien membawa kedua nya kesebuah penginapan dan memberikan beberapa pakaian yang layak untuk kedua nya.

"Kami bersedia melakukan apapun sebagai bayaran, terimalah kami sebagai budak anda nona. "

Gadis dengan kulit putih, namun terdapat beberapa bekas luka yang telah mengering itu membuka suara untuk pertama kali nya.

Lenguhan pasrah terdengar dari kedua nya, mereka menunggu apa yang akan di putuskan wanita cantik di hadapan mereka.

Seringaian terbit di bibir penuh permasuri Lien, mata nya memicing untuk menilai.

"Oh.. baiklah.Arti nya, kalian menukar harga diri kalian dan siap untuk mengorbankan nyawa untuk ku? "

Tanya nya kembali.

Kedua kepala gadis yang tertunduk kaku segera terangkat, kemudian kedua nya kembali tertunduk.

"Apapun itu.. "

jawab mereka kompak.

Apalagi yang mereka harapkan setelah berada di tempat perlelangan, sudah untung ada seseorang yang berniat membeli mereka dan mungkin memperlakukan mereka dengan baik. Bagaimana pun, di jual sebagai budak jauh lebih baik dari pada di lempar kerumah bordir. Tentu nya, nona muda dihadapan mereka tidak terlihat begitu.

Permaisuri Lien tersenyum puas.

"Siapa nama kalian..? "

"Hamba Qixuan.. "

Gadis berkulit sedikit gelap mejawab dengan angkuh namun terdengar sopan.

"Hamba Suoxu nona. "

Gadis berkulit putih itu bahkan menampilkan senyuman manis nya yang menggemaskan.

Permaisuri Lien mengangguk pelan.

"Bersiap lah, kita akan kembali ke istana. "

Ucapan dari wanita penyelamat mereka itu tentu nya bagai petir yang bergelegar di siang hari.

"Is.. istana.. "

Tanya Suoxu tergagap.

Sedangkan Qixuan, gadis itu kini bakhkan telah mengepalkan kedua tangan nya. Suoxu menoleh kearah sahabat nya, tatapan mata nya kini bahkan terlihat sendu. Dan pemandangan itu tak terlepas dari iris tajam yang menatap penuh minat.

"Apakah kalian keberatan? "

Senyuman tipis menghiasi bibir permaisuri Lien.

Pikiran nya melayang di saat dengan tidak sengaja mendengar percakapan kedua gadis di hadapan nya sebelum memasuki kamar yang sengaja diri nya sewa untuk mereka melarikan diri dari kekacauan.

flashback..

"Xixi.. kita harus mengikuti kemanapun nona membawa kita. "

Gadis yang di ketahui bernama Suoxu terlihat tidak setuju dengan apa yang di bicarakan oleh sahabat nya.

Mereka berdua merupakan dua orang yang tidak sengaja bertemu di dunia yang mengerikan ini, kemudian menjadi sangat dekat dan saling melindungi.

"Apa yang kau ragukan, ini kesempatan kita untuk melarikan diri. Dia bahkan meninggal kan kita disini, lalu pergi begitu saja. "

jawab Qixuan dengan suara yang tertahan.

Suoxu menggeleng cepat.

"Bagaimana kamu begitu tidak tahu diri, bagaimana pun seseorang telah menyelamatkan kita dan bersedia memberi kita tumpangan. "

"Aku bukan tidak tahu membalas budi, tapi ini kesempatan kita. Apa kamu ingin nasip kita kembali seperti berada di ambang kematian. Dunia ini begitu kejam, orang-orang berstatus tinggi akan terus menginjak harga diri kita ketitik terendah. "

Ucap Qixuan, tangan nya mengepal hingga kuku-kuku tangan nya menancap menembus kulit. kemarahan, keputusasaan, tekat, dendam bergabung menjadi satu.

"Aku tidak ingin kembali kejalanan Xixi, aku lelah. Jika kali ini harus berakhir dengan kematian, mungkin akan lebih baik. "

Putus Suoxu lemah.

"Apa yang kamu katakan suoxu? "

Bentakan lolos dari Qixuan, lalu sebuah deheman dari balik pintu menyadarkan kedua nya.

Flasback on

"Istana adalah tempat ku berada, kalian akan menjadi orang-orang milik ku. "

Tubuh Qixuan bergetar, kemudian gadis itu kembali keekspresi awal. Dingin tak tersentuh, sedangkan Suoxu menghela nafas nya.

"Sesuai permintaan non..hem tuan put..."

mereka kebingungan dengan sebutan apa yang akan mereka gunakan setelah mendengar kata istana terucap.Apa posisi wanita di hadapan mereka ini bahkan memenuhi kepala kedua nya.

"kami akan mengikuti kemanapun anda akan pergi. "

Putus keduanya lagi.

Permaisuri Lien segera berbalik untuk pergi, membuat kedua gadis yang kini resmi menjadi bawahan nya segera mengikuti dalam diam.

🌾🌾🌾

Di kediaman Naga api milik kaisar Zhaoyang Hong.

"Yang mulia.. sampai kapan hamba harus berpuas diri dan berada di samping mu dengan jabatan hanya seorang selir. Meski pun anda telah meng anugrahi ku dengan pangkat seorang selir agung, itu tidak akan membuat ku berguna di hadapan semua orang. "

Wanita itu memeluk tubuh tanpa pelindung itu dengan agresif, sesekali di main kan jari jari nya seakan melukis di atas kanvas yang beralas dada bidang menggiurkan.

Kaisar Zhaoyang membalas pelukan panas milik selir agung Li Mei lalu mendarat kan ciuman penuh gairah di atas bibir sexy dan kenyal itu hingga membuat wanita di bawah nya kembali berhasrat.

pria penguasa kekaisaran Hong Long itu begitu pandai membungkam keraguan wanita nya tanpa perlu mengeluarkan suara.

"Yang mulia.. tidak kah perlakuan istimewa ini akan membuat harem anda terbakar karena cemburu yang begitu besar? ''

bibir merah menyala itu kembali menantang sang kaisar untuk terus mengakui nya.

Kaisar Zhaoyang membelai surai hitam itu dengan lembut.

" Apa yang perlu kau cemas kan, wanita-wanita itu berada disana hanya sebagai alat agar tahta ku semakin kuat, pada akhir nya.. hanya wanita yang berhasrat besar ini yang akan memanasi ranjang milik ku. "

Selir agung Li Mei tersenyum puas, namun hati nya berperang dengan akal sehat.

Dia sangat sadar, posisi nya saat ini tidak akan menjamin untuk nya bertahan sampai akhir. walau bagaimana pun, seseorang yang bukan berasal dari kehidupan dan asal muasal yang jelas tidak akan menempati posisi hingga saat ini dengan mudah.

Dia, seorang wanita penghibur dari rumah 'Wan Chuyying' dengan berkat dan kemurahan Dewa di sukai oleh pria berkuasa di daratan timur, anugrah menghampiri nya.

"heh... siapa yang akan berani merebut posisi ku? Jika kaisar begitu tidak berdaya, untuk apa aku merasa kan kecemasan. "

Kembali dengan berani di darat kan ciuman panas nya ke wajah kaisar Zhaoyang dan melakukan trik menggoda nya hingga pria itu bahkan menjadi gila untuk melahap nya.

Teriakan lumayan keras dari balik pintu besar kediaman naga api membuat permainan orang di dalam nya menjadi sangat terganggu, hingga amarah menguar dari tubuh sang kaisar.

"Ampun yang mulia, hamba datang membawa kabar yang sangat penting. "

seorang prajurit berlutut di luar kediaman, sedang kan para pengawal hanya berdiri dengan kaku.

Brakk..

pintu di buka dengan kasar, dan menampilkan wajah tidak menyenangkan di dalam nya.

.

. bersambung

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***