Ayana terlihat menghela nafasnya. Ia baru saja selesai bekerja di kedai mi. Ia terpaksa pulang dengan jalan kaki karena pada jam segini sudah tidak ada bis lagi yang beroperasi.
Untungnya jarak dari kedai ke rumahnya tidak terlalu jauh. Sekitar setengah jam jika ditempuh dengan berjalan kaki.
Ayana sudah mengundurkan diri dari klub malam. Ia terpaksa keluar dari sana karena tidak ingin dipecat dari pekerjaannya di hotel.
Ayana kini terlihat bingung. Ia harus segera mendapatkan uang tambahan untuk biaya operasi Abi. Ia kini hanya punya waktu tak kurang dari dua minggu untuk mengumpulkan uang.
Besok dia akan menerima gajinya. Ia juga masih mempunyai simpanan di bank. Mungkin ia bisa mengumpulkan seperempatnya saja.. Tetapi bagaimana dengan sisanya yang masih sangat banyak?
Ayana berjalan dengan wajah lesu. Ia sungguh lelah menghadapi masalah hidupnya yang teramat berat. Apakah ia mampu untuk bertahan? Ia bahkan tak punya asuransi.
Di tengah perjalanan, ia bertemu dengan sekelompok pemuda yang tampaknya sedang mabuk dan tampak sedang berkerumun. Ayana jadi teringat dengan kejadian yang sama dengan beberapa waktu yang lalu.
Ia ingin menghindar, namun ia teringat jika ini rute tercepat menuju rumahnya.
Tampaknya mereka tidak memperhatikan aku. Sebaiknya aku berjalan dengan cepat ! pikirnya.
Entah apa yang sedang mereka lakukan. Ayana berhasil melewati mereka. Tetapi...
"Tolong! Siapapun tolong aku! Tolong lepaskan aku!" teriakan seorang wanita menghentikan langkahnya.
"Mereka sedang... " ia tampak memperhatikan kerumunan pria itu dengan teliti.
Samar-samar ia melihat seorang wanita yang sedang meronta-ronta. Mereka sedang mencoba melecehkan seorang gadis. Gadis berambut panjang?
Diandra! Ia teringat akan gadis itu. Semoga saja bukan dia.
Ayana terlihat bingung. Tetapi ia harus menolong gadis itu. Ia melihat ke sekeliling. Ia menemukan sebuah balok yang berukuran cukup besar. Tanpa pikir panjang, ia segera mengambilnya. Entah kekuatan apa yang membuat keberaniannya muncul.
"Lepaskan dia!" ia memukul para pria tersebut sekuat tenaga.
Beberapa tampak terjatuh. Mungkin karena mereka berada di bawah pengaruh alkohol sehingga membuat mereka kehilangan kewaspadaan mereka.
Ayana lalu menghampiri wanita tersebut yang ternyata benar adalah Diandra, sahabatnya.
"Di! Kau tidak apa-apa, kan?" tanyanya panik.
Diandra tampak sangat berantakan. Rasa takut terlihat jelas di wajahnya. Matanya sendiri terlihat basah karena air mata yang tak henti mengalir dari kedua matanya. Ia tampak gemetar. Ayana segera memapahnya dan secepat mungkin pergi dari sana.
Namun langkahnya terhenti ketika beberapa pria itu menghadang mereka.
"Wanita sialan! Apa kau mau mati?" umpat salah satu pria tersebut.
"Hei! Jangan marah! Bagus kan jika ada dua wanita. Anggap saja kita sedang beruntung hari ini. Ayo!" timpal pria lainnya.
"Jangan mendekat. Aku sudah menghubungi polisi. Mereka pasti sedang dalam perjalanan kemari!" ancam Ayana.
Padahal ia belum sempat menelepon polisi. Ia hanya bisa berharap jika mereka akan takut mendengar ancamannya.
"Di! Apa kau masih kuat berlari? " bisiknya pada Diandra.
"Iya!"
"Baiklah! Dalam hitungan ketiga kita akan lari! Oke?"
Diandra tampak mengangguk.
"Tiga!" Ayana berlari sambil memapah Diandra.
Para pria itu tampak berusaha mengejar mereka. Tetapi, Diandra terjatuh karena kakinya yang gemetar.
"Diandra! Kau tak apa-apa!" Ayana tampak panik.
"Pergilah Aya! Tinggalkan aku! Selamatkan dirimu!" pinta Diandra.
"Tidak. Aku tidak akan meninggalkan mu! Kita akan pergi bersama-sama. " tolak Ayana.
"Aya! Jangan keras kepala. Kau masih punya Abi!"
"Sudah! Diam lah! Ayo! Jika kau menganggap ku sahabat, maka turuti perkataan ku!" Ucapnya penuh penegasan.
"Tapi..." Diandra kehabisan kata-kata .
Ia sangat bersyukur memiliki sahabat yang sangat keras kepala sepertinya.
Ayana kembali memapah Diandra. Mereka berusaha untuk lari. Para pria itu terus mengejar mereka, namun tiba-tiba.....
Dua orang pria berbaju hitam dan bertubuh kekar menghajar para pria itu dengan pukulan yang bertubi-tubi hingga membuat keempatnya jatuh tersungkur ke atas tanah.
"Siapa mereka?" tanya Ayana bingung pada Diandra.
Diandra ikut melihat ke arah mereka. "Entahlah! Aku tidak tahu apakah mereka orang baik atau jahat. Kita sebaiknya segera pergi dari sini sebelum mereka menyadarinya." ucap Diandra.
"Iya! Kau benar! Ayo!" ajak Ayana sambil memapah Diandra.
...****************...
"Kau sudah merasa lebih baik?" tanya Ayana pada Diandra ketika gadis itu selesai mandi dan mengganti pakaian.
Ayana membawa Diandra ke rumahnya.
"Iya. Sedikit!" jawabnya murung.
"Duduklah di sini! Aku membuatkan teh untukmu. Minumlah selagi hangat! Itu akan membuatmu tenang. " ucap Ayana sembari memberikan secangkir teh pada Diandra.
"Terima kasih!" tanpa sadar ia meneteskan air matanya kembali.
"Kenapa kau menangis lagi? Apa ada yang sakit?" tanyanya cemas.
Diandra memeluk Ayana. "Terima kasih karena tidak meninggalkan aku. Aku benar-benar takut!"
"Bodoh! Kau itu kan sahabat ku. Bagaimana mungkin aku meninggalkan mu begitu saja! Sudah jangan menangis lagi. Kau sudah baik-baik saja." ucap Ayana menenangkannya.
Diandra lalu tersenyum dan menghapus air matanya.
"Untuk sementara waktu, sebaiknya kau tinggal di sini dulu. Kehidupan jalanan tidak baik untuk seorang wanita. Apalagi kau tinggal di sembarang tempat seorang diri. Itu sangat berbahaya. Sekalipun kau menyamarkan dirimu dengan pakaian pria. Hal itu tetap saja berbahaya. Atau bagaimana jika kau tinggal bersamaku saja. Bukankah itu lebih baik? Aku juga jarang berada di rumah. Jika kau setuju, nanti aku akan bicara dengan bibi Felly. Dia pasti akan senang hati menerimamu. Abi juga pasti senang karena punya teman baru. Bagaimana?" usul Ayana.
Diandra tampak berpikir. "Biar aku pikirkan dulu. Aku tidak ingin merepotkan mu."
"Sama sekali tidak merepotkan. Aku malah senang ada yang menemaniku di rumah. "
"Baiklah! Untuk sementara waktu aku akan menginap di sini! "
"Itu sangat bagus."
Diandra sebenarnya cukup tertutup jika menyangkut kehidupan pribadinya. Selama hampir satu tahun mengenalnya, ia tak pernah bercerita tentang keluarganya pada Ayana. Ia hanya mengatakan jika kedua orangtuanya mengusirnya dari rumah karena ia melakukan kesalahan.
Ayana juga tak berani menanyakannya jika bukan Diandra sendiri yang menceritakannya.
"Kau sudah makan? Jika belum, aku akan membuatkan roti isi untukmu. " tanya Ayana.
"Belum. Aku tidak sempat makan tadi."
"Iya, sudah! Aku akan membuatkannya sebentar. Kebetulan aku juga merasa lapar." ucap Ayana.
Ayana lalu membuatkan beberapa roti isi sederhana untuk Diandra dan juga dirinya. Ia juga membuatkan dua gelas susu hangat.
"Oh iya! Apa adikmu masih di rumah sakit?" tanya Diandra.
"Iya. Dia akan di operasi akhir bulan ini. Jadi untuk memantau kondisinya, dokter menyarankan agar Abi di rawat di rumah sakit saja." jelasnya.
"Kau pasti membutuhkan uang yang banyak, bukan?"
"Iya." Ayana berubah murung.
Diandra merasa kasihan melihat Ayana. Dia pasti membutuhkan uang yang sangat banyak. Bagaimanapun cara membantunya?
"Ini roti isi mu. Aku hanya menggunakan bahan yang ada. Jadi maaf jika mungkin rasanya kurang enak."
"Santai saja. Aku bahkan pernah memakan makanan yang jauh lebih buruk." candanya.
"Dasar kau!"
Mereka lalu makan dan mengobrol sepanjang malam.
...****************...
Ayana tersentak tiba-tiba hingga membuatnya terbangun seketika. Ia langsung melihat jam di mejanya, ia melotot ketika melihat jarum pendeknya berhenti di angka enam.
Ia bahkan tak punya waktu untuk mandi. Ia hanya mencuci muka dan menggosok giginya dengan kecepatan maksimal. Jurus yang paling diandalkannya ketika terlambat.
Setelah selesai dengan seragamnya, ia membangunkan Diandra yang masih tampak pulas untuk berpamitan.
"Di! Aku pergi ya. Jika kau lapar, kau bisa menggunakan bahan di kulkas untuk memasak. Nanti aku akan memberitahu bibi Felly bahwa kau adalah temanku. Oh iya! Jika kau pergi, letakkan saja kunci pintu di bawah keset kaki. Apa kau dengar?" pesan Ayana.
Diandra yang masih belum sadar, hanya menjawab dengan gumaman yang tidak jelas.
Ayana lalu segera pergi. Ia sudah terlambat.
****
Sesampainya di hotel, ia berpapasan dengan Leonard yang juga baru datang.
"Paman! Maaf aku datang terlambat! Aku kesiangan!" pintanya.
"Tidak apa-apa. Kau hanya terlambat setengah jam, bukan!" ucap Leonard sambil melihat jam tangannya.
"Iya!" jawabnya. Tumben dia tidak memarahiku. Apa ada yang salah ? pikirnya.
"Iya, sudah! Pergilah bekerja!" perintahnya.
"Baik, paman!"
"Oh iya! Sabtu ini Kiara ulang tahun. Dia sangat ingin melihat kau dan Abi datang. Kau bisa, kan?"
"Sabtu ini ya? Ehm... aku mungkin bisa datang. Tetapi Abi tidak mungkin datang. Paman tahu kan jika saat ini ia sedang di rawat di rumah sakit. "
"Iya. Kau saja yang datang juga tidak apa-apa. Maafkan paman karena belum sempat melihat kondisi Abi. Nanti jika ada waktu, paman akan berkunjung." jelas pria paruh baya itu.
"Baiklah, paman! Aku akan usahakan untuk datang." ucap Ayana.
"Iya, baiklah!"
...****************...
"Ada apa?" tanya Kayla melihat ekspresi wajah Ayana yang terlihat bingung ketika melihat ponselnya.
"Em.. aku rasa ada sesuatu yang salah. Aku pergi dulu. Kau duluan saja. Nanti aku akan menyusul mu. " ucap Ayana.
"Kau mau pergi kemana?"
Tapi Ayana tidak menjawab. Ia pergi ke bagian keuangan untuk menanyakan masalah gaji yang diterimanya.
"Ada apa?" tanya pegawai yang biasanya mengurus gaji.
"Em aku ingin menanyakan masalah gaji yang ku terima hari ini. Apa kau yakin tidak melakukan kesalahan? Karena aku menerima gaji dia kali lipat dari biasanya. Belum lagi seharusnya ada potongan sepuluh persen untuk mengganti rugi barang yang rusak. Coba kau periksa sekali lagi." jelas Ayana.
"Benarkah? Siapa namamu?"
"Ayana Yhara."
Pegawai itu tampak memeriksanya dengan teliti. Tapi benar tidak ada kesalahan.
"Oh! Kau dipindah tugaskan untuk membersihkan kamar tuan Zach, bukan?"
"Iya."
"Itu nominal gaji yang seharusnya kau terima. Itu sudah sesuai dengan gaji para pekerja sebelumnya. Aku juga sudah memotong sepuluh persen sesuai perintah tuan Zach. Jadi tidak ada masalah." jelasnya.
"Begitu, ya! Baiklah. Terima kasih." ucap Ayana lalu pergi.
💗
Jangan lupa dukung ya! Pastikan kalian tinggalkan jejak ketika selesai membaca ya.
Tekan ❤ biar ga ketinggalan update terbarunya. Jangan bosan nunggu ya 😉 ! Maaf belum bisa update tiap hari.
Terima kasih 🙏🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 81 Episodes
Comments
Itha Fitra
zack ny gk gercep
2024-02-12
1
Serry (Я люблю тебя) нилетто
ksihan sekali hidup ny Diandra, nyesek😌
2022-03-30
2
🌍ɢ⃟꙰Ⓜ️🎯Fatimahᵇᵃˢᵉæ⃝᷍𝖒❁︎⃞⃟ʂ
siapa yg menolong Ayana
2022-03-30
1