Chapter 20

"Nanti disini berapa hari?"

"Besok pulang gimana? Kan kamu masih ada mata kuliah, perjalanannya juga jauh, biar ada waktu istirahat dirumah."

"Oke ngikut aja akumah!"

Mereka berdua sibuk makan baksonya sampai habis, namun ada satu hal yang mengganggu perasaan Raina saat melihat sebuah notifikasi di ponsel Surya.

"Siapa itu?" tanya Raina dengan ketus.

Surya mengangkat ponselnya untuk melihat layar ponselnya, ia membaca notifikasinya. "Kayaknya temen kuliah deh, kamu aja lah yang balesin. Nanti kamu nethink lagi, mikir aku yang aneh-aneh lagi."

"Awas ya kamu macem-macem di kampus!"

"Ngga sayangku."

Raina membalas pesan dari gadis bernama Jessica tersebut dengan penuh percaya diri karena statusnya yang resmi.

Note : Buat yang kepo isi vn nya, bisa cek ke Instagram saya ya, cek profil saya lalu klik sorotan yang berjudul Jouska.

"Ih sumpah apasih jelek banget! Gatel banget ih, gasuka!" gerutu Raina pada Surya.

Surya mengusap-usap rambut Raina dengan lembut, "Ada apa sayang? Kamu kenapa? Dia ngapain kamu hm?" tanya Surya dengan lembut.

"Gatel banget loh. Ga suka aku ih! Aku block dia, masa mau godain kamu! Ga banget tau. Lihat juga foto profilnya, ngapain pamer dada kayak gitu hah? Dipikir kamu bakalan kegoda gitu? Iya? Oh, jangan bilang kamu emang suka deketan sama cewe-cewe seksi gini ya di kampus?" Raina terus mengeluh karena cemburu, sedangkan Surya hanya terkekeh pelan melihat tingkah menggemaskan istrinya yang sedang cemburu.

"Iya udah block aja ga papa, ga ada kepentingan juga save nomer dia. Mana ada aku deketin cewe-cewe, orang aku aja sering publish kamu, pasti tau lah kalo aku udah punya kamu. Kalo ada cewe lain chat lagi, kamu aja ya yang bales. Tapi kalo ada cowo lain yang chat kamu juga, harus aku yang bales. Kamu ga boleh ladenin mereka, yang ada mereka baper malah bahaya lagi. Cowo sekarang banyak banget yang gatel, cuma ketutup gender aja," ujar Surya yang membuat kesepakatan bersama Raina.

"Iya deh, awas ya kamu deketan sama cewe lain! kamu pasang aja finger print dihpku biar kamu gampang buka hpku, nanti aku pasang juga di hp kamu."

"Siap bos kecil!"

...***...

Keesokan harinya Surya dan Raina berencana kembali kerumah, dan mereka berkeliling Malang bersama Pak Bambang untuk melihat suasana asri Malang yang bersih dan menenangkan, juga untuk mencari oleh-oleh titipan Diva.

"Diva kemarin nitip apa by?" tanya Surya penasaran.

"Ehm, dia nitip apel malang, yoghurt sama apa aja katanya gapapa, yang khas dari malang.

"Oke."

Mereka mencari penjual apel dan membeli cukup banyak untuk dibagi-bagikan saat sampai rumah. Raina pun membeli banyak sekali jajan, entah kenapa Raina merasa nafsu makannya meningkat saat ini.

Diva sudah mengiyakan, Surya dan Raina pun langsung membelinya dan lekas kembali ke Jakarta agar tak pulang terlalu malam.

...***...

Keesokannya Diva mengajak Raina bertemu disebuah taman untuk mengambil apelnya sekaligus berjalan-jalan setelah cukup bosan di rumah sakit.

"Hey, apa kabar beb?" tanya Raina sambil memeluk Diva erat.

"I'm fine sis, kamu gimana?" tanya Diva balik.

"I'm fine too. Ah iya ini apel titipan mu, yoghurt sama ada beberapa jajanan khas Malang khusus buat kamu. Kamu kapan keluar RS?"

"Aww thank you, kemarin sih baru meluar. Anyway diganti berapa?"

"Aih kayak sama siapa aja, udah gausah. Gantinya kapan-kapan traktir aku beli es krim."

"Oke deh klo ada waktu luang kita mukbang es krim."

"Hahaha, eh aku pergi dulu ya soalnya tadi aku keluar sekalian mau beli buku buat materi kuliah. Dah ditunggu si Aya soalnya hehe," Raina pamitan.

Diva mengangguk sambil tersenyum, "Iya udah pergi sana."

"Jangan kejebak kesedihan terus ya, kamu pasti bisa bangkit Div. See u bestie."

"Hm'm see u too."

Diva menghela nafas panjang, bohong sekali jika Diva bilang ia sudah mengikhlaskan kepergian Faris. Diva hanya sedang membohongi diri sendiri saat ini, dia selalu berkata bahwa semua baik-baik saja padahal tak ada yang baik-baik saja pada dirinya saat ini.

"Huh it's okay, everything will be fine!" kata Diva meyakinkan diri sendiri.

Diva hendak berdiri namun tiba-tiba ada seorang pemuda tampan dan tinggi menyapanya, sesaat dia termenung menatap wajahnya. "Hai." sapa pemuda itu.

"Oh, um hai, siapa ya?" tanya Diva.

"Gua Alvaska, panggil aja Aska." pemuda itu mengulurkan tangannya dan mengajak Diva berkenalan.

"Oh, hai Aska. Ada perlu apa ya? Atau kita pernah saling kenal?" tanya Diva.

"Uhm gimana ya, a-aku sebelumnya mau minta maaf. Aku minta maaf banget."

Diva kebingungan, "Maksudnya?"

"Aku kakak dari anak kecil yang diselametin pacarmu didepan gedung Adi Nugraha, i'm so sorry, aku minta maaf banget. Aku tau kamu kehilangan pacarmu, and i'm so sorry for everything about everything. Aku siap harus ngapain aja, tapi maafin aku sama adekku ya." Alvaska tampak tulus meminta maaf sekaligus kebingungan mengenai cara meminta maaf dengan benar.

Diva terdiam, kakinya kaku dan air matanya mengalir dengan sendirinya tanpa ia sadari. Baru saja ia berusaha mengobati lukanya dan tiba-tiba ada seseorang yang mengorek luka itu kembali.

"Lo bisa pergi aja ga?" tanya Diva dengan lirih.

"Bisa, tapi kasih tau gua gimana caranya minta maaf ke lu. Gua udah minta maaf ke orang tua Almarhum Faris, tapi mamanya bilang gua juga harus minta maaf ke lu juga. Gua bingung, jadi biarin gua ngelakuin sesuatu," ujar Alvaska.

"Please lu bisa ga sih pergi gitu aja? Gua ga mau diganggu," pinta Diva dengan mata merah.

"Tapi..."

Perkataan Alvaska terpotong oleh Andra yang tiba-tiba datang menyelah percakapan mereka berdua, "Heh? Lu apain dia? Maksudnya apaan? Mau ribut sama gua lu?" tanya Andra dengan ketus.

"Whoa kalem bro, gua lagi ngomongin masalah pribadi sama dia jadi lebih baik lu gausah ikut campur deh!" tegas Alvaska.

Diva menggenggam erat plastik berisi apel ditangannya lalu berkata, "Kak Andra ayo pergi, aku mau pergi dari sini!" ajak Diva.

Andra langsung melepas kemejanya dan memakaikannya ke kepala Diva agar tak terlihat orang apabila Diva sedang menangis. "Ayok Div kita pergi aja, dan lu gausah ganggu dia deh!" ancam Andra pada Alvaska.

Diva dan Andra pergi meninggalkan Alvaska ditaman sendirian, "Div, Diva, Div!" panggil Alvaska yang tak dihiraukan oleh Diva.

Andra mengajak Diva duduk dibawah pohon rindang besar dan bertanya tentang apa yang terjadi saat ini. "Div lu kenapa? Kalian ada masalah? Lu bisa kok cerita ke gua."

Diva langsung memeluk Andra, tangisnya pecah begitu merasakan pundak tegap milik Andra. "Hiks kak, aku ga kuat kak demi apapun. Aku mau pergi aja, aku mau pergi sama Faris. Aku ga bisa tanpa Faris hiks!" keluh Diva dengan suara yang begitu menyayat hati bagi siapapun yang mendengarnya.

.

.

.

.

.

Tbc

Note : Instagram saya \= @diagaa11

Terpopuler

Comments

Suzieqaisara Nazarudin

Suzieqaisara Nazarudin

Sumpah aku tuh udah banyak baca novel di NT loh,inih baru pertama kali baca yg pasangan nya meninggal,sedih banget aku,,😭😭😭😭

2022-06-17

0

Ayuna

Ayuna

Surya gak ngeSave nomor tapi ada Namanya Jesyka di layar HP🤣🤣🤣🤣..?nn

2022-04-05

0

Ayuna

Ayuna

sesak juga klo udah genre begini....😢😢😢😢

2022-04-05

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!