Chapter 11

Raina keluar dari ruang ganti dengan wajah yang masih begitu muram, Surya tau pasti ia sedang marah saat ini, Surya hanya bisa menghela nafas.

Surya berjalan berusaha menyamai langkah Raina, namun Raina seperti menolak berjalan bersama, bahkan gandengan tangannya pun ditepis kasar oleh Raina.

Surya begitu frustasi, "Mamaaaaaa gimana mau punya cucu kalo dikit-dikit diganggu elah! Gemes banget pengen banting bumi!" batin Surya.

Surya menyusul Raina dengan langkah besarnya, mereka turun menemui mama papanya. Terlihat banyak bingkisan serta paper bag dengan isi yang belum mereka berdua ketahui. Papa Surya buru-buru memberi sebuah bingkisan pada Raina, Surya dan istrinya.

"Nih buat anak-anak papa," ujar Papa Surya sembari memberikan bingkisan itu dengan ekspresi yang tidak bisa tertebak.

Raina tersenyum dan mengucapkan terimakasihnya lalu membuka bingkisan itu, begitu juga Surya. Raina membulatkan matanya sempurna melihat satu set baju haram didalam kotak itu. Papa Surya pun ikut kebingungan melihatnya.

Mama Surya mengeluarkan sekaleng susu promil dan Surya melihatnya, "Papa? Kalian mau kasih Surya adik lagi?" tanya Surya dengan nada sedikit meninggi karena terkejut.

"Heh!" Papa Surya langsung meraih susu dan kotak bingkisan dari tangan istrinya lalu memasukkannya kembali. "Salah! Ketuker, ini buat Raina bukan mama," jelas Papa Surya.

Surya masih menatap papanya dengan tatapan tajam, Raina yang paham pun langsung menukar kembali kotaknya. Raina hanya tertawa kaku karena sudah terlanjur melihat isi kotak tadi.

"Itu papa bawain susu promil katanya bagus kalo mau cepet hamil," kata Papa Surya sambil cengengesan.

Surya menatap papanya, "Papa gausah kasih Surya adik ya! Awas! Kalo mau bayi nanti biar kita yang kasih, jangan mama papa!" ujar Surya.

"Ngawur kamu! Orang mama udah berumur, ya sekarang gantian kalian dong, yang muda yang berkarya. Masa mama lagi, makanya cepetan dikit lah kalo mau kasih mama cucu tuh kok ya. Cape mama nunggu tuh, sepi banget ini rumah kalo papa kerja, kalian berdua pergi," sahut Mama Surya.

Surya sedikit kesal karena mengira mama papanya akan memberinya adik, "Ya mama! Tadi mau dibikinin mal-" Raina sigap menutup mulus Surya yang hampir keceplosan didepan para mertuanya.

"Ahahaha iya ma tenang aja, kita pasti berusaha kok tenang aja." Setelah memotong perkataan Surya, Raina langsung memalingkan wajahnya yang memerah.

Papa dan Mama Surya langsung menatap mereka penuh makna dengan senyum yang penuh arti. Papa Surya pun langsung merangkul istrinya.

"Yaudah mah biarkan para anak muda ini berkarya, mama temenin papa aja di kamar. Pijitin papa, papa cape loh," ujar Papa Surya.

"Yaudah ayo pa, kalian naik lagi aja gapapa, dah Surya, dah Raina."

Papa Surya berjalan sedikit mendekati telinga Surya lalu berbisik, "Kotak punyamu isinya bagus boy, buat nambah stamina laki. Tapi inget sama istrinya ya nanti, kasian kalo kecapean haha."

Setelah itu Mama dan Papa Surya berjalan masuk ke kamarnya, Raina menatap tajam Surya lalu langsung bergegas naik kembali ke kamarnya.

......***......

Raina duduk di kasur dalam kamarnya lalu melempari Surya dengan bantal. "Ayaaaaaaaaaa, Aya nakal banget! Jelek pokok jelek! Gausah temenan aja deh kita, kamu nakal banget! Ngomong ga difilter!" kesal Raina.

Surya langsung duduk disebelah Raina dan menunjukkan ekspresi melasnya, "Aaaaa sayang, maafin Aya. Tadi ga sengaja loh, salahin mama karna mau kasih Aya dedek, Aya gamau punya dedek. Maunya punya dede dari sayang aja," rayu Surya sembari mengarahkan tangannya ke gundukan yang ada didada Raina.

Raina langsung menepis tangan Surya karena kesal, "Apasih ni om-om tangannya. Anyway, kayaknya kamu beneran mau di kasih adek deh yang."

Surya membelalakkan matanya, "Hah? Bercanda mulu kamu mah, ga ga ga!" bantah Surya.

"Ya kan tadi kotaknya ketuker, terus itu artinya tuh yang aku pegang tadi punya mama. Kamu tau ga isinya apa?"

"Apa?"

"Baju solehot tau!"

"Hah? Yang bener kamu? Kamu mah, jangan bercanda ih ga suka!"

"Ngapain juga bercanda masalah ginian."

Surya langsung memeluk pinggang ramping istrinya itu, "Aaaaa gamau! Gamau pokok gamau! Aya nda suka punya adik, ga mau punya adik! Adik jelek, jelek banget, yang ganteng cuma Aya! Sayang, Aya ga mau adik," rengek Surya yang seperti anak kecil.

Raina menepuk-nepuk punggung Surya, "Ututuuu bayi, emang bayi maunya apa?"

Surya mendongak dan menatap Raina intens, "Maunya kamu!" Surya langsung menerjang badan kecil Raina hingga istrinya tergeletak dibawah kungkungannya.

"Heh? Bayi kok brutal!"

"Bayi itu minum s*su yang, sini buka! Dedek Aya mau nen," jawab Surya sambil membuka baju Raina.

Raina hanya diam pasrah karena kalaupun melawan, Surya akan lebih keras kepala. Tanpa sadar mereka tertidur dengan posisi seperti itu sampai pagi.

...***...

Awalnya hari ini Raina ingin mengajak Surya menjenguk Faris namun tiba-tiba Surya ada acara dan baru bisa menjenguk Faris sore hari. Raina dikejutkan dengan notifikasi bersamaan dihpnya.

Raina pun lantas membalasnya satu persatu agar mereka tidak spam.

Melihat jam yang menunjukkan jam 2 lebih, ia langsung segera berganti baju dan bersiap-siap. Namun sejenak ia berpikir, apa perlu dia mengajak Diva.

"Ajak ga ya? Tapi bisa aja dia udah kesana duluan. Yaudah gausah deh, dia pasti udah disana."

Suara mobil yang baru datang terdengar oleh telinga Raina, ia sudah tau jika itu pasti Surya. Tak lama Surya pun datang dan memeluknya.

"Maaf ya sayang kalo lama," ucap Surya sembari memeluk Raina.

"Gapapa, kamu mau mandi dulu?" tanya Raina.

Surya menggeleng, "Gamau, mau gini bentar yaa abis itu baru berangkat." Surya memeluk erat Raina dan menyandarkan kepalanya dileher Raina.

Raina pun memeluk kembali Surya dan mengelus punggungnya lembut, tak lupa ia memainkan rambut Surya. "Sayang, nanti jemput Arkan, Dika sama Naya dulu yaa. Mereka katanya mau bareng jenguk Faris."

"Iya, Naya nya gausah, dia udah dibawah."

"Loh kok?!"

"Tadi dia chat suruh samperin, karena searah yaudah aku samperin sekalian. Ternyata mau ikut bareng ke RS."

"Baik banget suami aku, ayo ah siap-siap terus berangkat!" ajak Raina.

"Iya-iya ayo."

Surya pun berganti baju dan segera turun kembali kebawah untuk pergi ke rumah sakit, namun tak disangka HP Raina tertinggal di kamar. Ia pun membukanya sebentar karena tak sengaja melihat salah satu notifikasi dilayarnya.

Surya kesal sendiri melihat chat Dika. Memang sudah biasa sebenernya kalau Dika chat seperti itu, banyak saja dia tidak suka istrinya dipanggil sayang oleh orang lain. Tak lama, Surya pun langsung membalas pesan itu karena kesal.

Surya turun membawa ponsel Raina dan memberikannya pada istrinya saat dibawah. Mereka bertiga pun berangkat menjemput Arkan terlebih dulu lalu Dika.

...***...

Didepan Rumah Dika

"Heh geseran dikit napa! Gua ga dapet tempat duduk ini, Arkan ni pasti yang bikin ga muat!" ujar Dika saat hendak duduk didalam mobil.

"Lah kok gua sih? Gua ga ngapa-ngapa juga, ngadi-ngadi dah lu!" jawab Arkan.

"Ya lu lah, pantat lu gede sih! Gua yang body goals dan berotot ini jadi ga dapet tempat duduk nih!" gurau Dika.

Seisi mobil langsung tertawa menggelegar mendengar gurauan itu kecuali Arkan pastinya.

.

.

.

.

.

Tbc

Terpopuler

Comments

Ayuna

Ayuna

astoge...🤣🤣🤣🤣🤣

2022-03-14

0

Irsa Arini

Irsa Arini

lanjut thor lama bener upnya baru keluar sekarang

2021-12-14

0

Devi Nur Fitri

Devi Nur Fitri

Raina dan Surya muncul lagi.....ditunggu kak

2021-12-12

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!