Chapter 2

Dika menghela nafas panjang dan menaruh kepalanya diatas meja dengan badan lemas, "Gue mau nikah," ujarnya.

"APA?!"

Sontak semuanya terkejut mendengar kata-kata Dika barusan. Semua mata memandang ke arah meja mereka karena suara keras mereka. Mereka berusaha tak percaya, namun ekspresi Dika menunjuk kejujuran.

Faris menyenggol tubuh Dika yang tampak lemas diatas meja, "Bercanda mulu ni om-om satu, gak lucu anj*r."

Dika menengok dengan posisi kepala masih diatas meja, ia menatap Faris dengan wajah tak bersalah, "Ya masa gue bercanda Ris, lihatlah muka ganteng gue ini, apakah diriku terlihat seperti berbohong wahai Faris ku tercinta," jawab Dika tak berdaya.

Faris langsung memukul ringan tangan Dika, "Ih jijik anj*r, homo ya lu?" kesal Faris. Naya nyengir melihat Dika dan Faris, Faris pun menatap Naya yang terlihat aneh. "Lu kenapa Nay? Jadi takut gue liatnya," ujar Faris.

Naya kembali tersenyum biasa, "Engaa... Enggak papa kok, cuma senyum doang," jawab Naya. Padahal dalam hati Naya berkata, "Aaaaaa kalo mereka belok, kira-kira Dika apa Faris ya uke nya? Astaga, jiwa fujo ku bergetar. Ya ampun, Nay inget Faris udah ada Diva!"

Raina ikut berbicara, "Lu kalo ngomong yang bener napa, lemes mulu kek abis ngapain aja."

Surya pun meledek istrinya yang duduk santai diatas kursi, "Hayoo... Ngapain hayo, kok lemes, abis ngapain hayoo..."

Raina menatap Surya dengan wajah julid, "Ni kenapa dah mas-mas satu, mau dipesenin es teh panas biar normal?"

Surya mengelus dadanya sendiri, "Astagfirullah kamu ini berdosa banget sih istri," ujar Surya sambil geleng-geleng kepala.

Dika pun mengangkat kepalanya dan mulai berbicara kembali, "Serius deh gue tuh mau nikah, asli dah, gue aja udah ada calon istri. Kalian gatau kan, huuu..." Dika meledek.

"Yang bener ae lu?!"

Dika sedikit kesal, "Ya bener lah, serius gue ini. Gue gak tau kenapa bokap nyokap nyuruh gue nikah mulu, dan katanya mau di jodohin sama anak temen mereka. Ya gue awalnya nolak lah, orang ketemu orangnya aja gue belum pernah, masa main nikah-nikah aja, emang gue cowo apaan. Cowo tuh dijaga bukan dirusak," tegas Dika.

Diva menjawab kesal, "Ya kebalik lah dodol! Cewek yang dijaga harusnya."

"Ya cowok juga Div, lihatlah gue sebagai cowok yang teramat seksi dan tampan ini, harus dijaga lah, kalo para cewe tergoda gimana, gak kuat aku nanti," bela Dika.

Semuanya menatap Dika datar seolah-olah semua yang dika katakan adalah Hoax dan penipuan publik. "Ealah sesuka lu lah Dik, btw kapan lu nikah? Masa baru lulus langsung nikah, tidak profesional dalam berumah tangga ntar lu." Arkan bergurau ringan agar suasana tak begitu tegang.

"Yeee, ya kaga sekarang juga nikahnya, emang aku cowo apaan bang. Katanya sih suruh kenalan dulu sama tuh cewe, tapi nih ya, kalo lancar Tahun ini gue nikah," jelas Dika.

Diva senang sendiri mendengar Dika yang akan menikah, "Woahhh keren-keren nj*r, kalo udah nikah ntar gue pesen banyak ponakan yee, gue ntar mau jadi crazy rich aunty yang suka bagi-bagi duit sama jajan, kece bener dah gue," kata Diva sambil mengibaskan rambutnya percaya diri.

"Nyeh, lu pikir gampang apa bikin anak."

Surya duduk tegak dan menyahut, "Ya gampang lah Dik... Tinggal set set set, tak tak, set set set set, nghh ahhh selesai."

Raina terkejut sekaligus malu karena Surya, ia reflek memukul pelan lengan Surya, "Ya Allah ni anak... Keep halal brader, insaflah wahai manusia!"

Surya menengok dan menghadap kearah Raina, "Tapi kita udah halal sayang... Nana cayangku, athu mau jatah athu eum," Surya berbicara seolah-olah bayi kecil yang meminta sesuatu.

Raina menatap Surya dekat dan memancing suaminya, "Jangan macem-macem, ku borgol di kasur mau kamu hm?" Raina tersenyum miring.

Surya menunjukkan smirk nya karena melihat sang istri mulai berani memancing dirinya, "Boleh sayangku, asal kamu suka... Kamu siap?"

Raina hanya tersenyum cengengesan, "Hehe engga." Teman-temannya pun menertawakan Raina yang hanya berani memancing namun tak berani bertanggung jawab.

"Hayoloh, nanti malem... Hayo," Arkan menakut-nakuti Raina, Raina membalasnya dengan pukulan di pundak Arkan. Arkan hanya meringis menahan sakit, "Aw sakit Na, ni cewe badan kecil tenaga kuli ya!"

Semua tertawa mendengar ejekan Arkan. Tak lama, Faris menengok dan tersenyum bersemangat kearah Diva, "Kan ayang mau punya ponakan nih, gimana kalo kita aja yang buat biar lebih seru, kan lucu kalo punya bay-"

Belum selesai Faris melanjutkan kata-katanya, jari telunjuk Diva lebih dulu menempel di bibir Faris sehingga Faris terdiam. "Shuutt, keep halal brader!" tutur Diva.

Mereka semua tertawa melihat tingkah Diva dan Faris. Semuanya bersantai dan menikmati waktu bersama di caffe itu, hingga saat hampir tengah siang, mereka mulai berpamitan satu persatu.

Dika melihat sebuah notifikasi masuk di ponselnya dan berdiri untuk pulang lebih dulu. "Bro gua balik duluan yee, biasalah ada tugas negara... Sebelum gua dicoret dari KK."

"Yoi bro, ati-ati di jalan jangan sampe kegoda cewe yee, inget dah ada calon!" tutur Arkan.

Dika menatap Arkan sinis, "Ni anak ngingetin mulu anj*r!"

......***......

Setelah Dika sampai di rumah, ia melihat ayah dan ibunya sudah bersiap dengan baju yang bagus dan sopan. Ayahnya yang melihat Dika baru masuk kedalam rumah pun langsung menyuruh Dika berganti baju.

"Sana ganti baju yang sopan, kita mau keluar!"

Dika menggaruk kepalanya yang tak gatal dan hanya oke-oke saja. Dika masuk ke kamarnya, berganti baju dan pergi bersama ayah ibunya menggunakan mobil keluarga.

Tak berselang lama, mereka sampai di rumah yang cukup bagus, tak besar namun tak juga kecil, lingkungan rumahnya cukup asri dan nyaman dilihat. Mereka semua masuk dan bertamu kerumah itu. Dika hanya menjaga formalitas serta sopan santun saja karena tak tau apa tujuan kedua orang tuanya membawa dirinya kesini.

Hingga akhirnya ayahnya pun menjelaskan bahwa Dika akan bertemu dengan calon istrinya, mereka akan melalui proses ta'aruf. Dika terkejut karena tak menyangka prosesnya akan secepat ini, namun rasa terkejutnya hilang saat seorang gadis melangkah ke ruang tamu untuk menyapa mereka semuanya.

Gadis itu tersenyum manis dan menatap sekilas kearah Dika lalu menundukkan pandangannya lagi, Dika tiba-tiba terdiam menatap gadis ini. Pandangannya tak lepas dari gadis itu hingga ia tak sadar kalau sedang diajak berbicara oleh ayahnya untuk membahas perkara ta'aruf ini.

"Dik..."

"...."

"Dika..."

"...."

"Dik!" Ayahnya memanggil Dika sambil sedikit menyenggol kaki Dika, Dika pun terkejut dan reflek menengok kearah ayahnya.

"Hah? Oh, iya? Apa? Kenapa yah?"

Ayahnya Dika menggelengkan kepalanya, "Kamu ini sebenarnya lihat apa sih dari tadi, diajak ngomong kok pikirannya malah kemana-mana!" tanya Ayah Dika.

.

.

.

.

.

Tbc

Terpopuler

Comments

Suzieqaisara Nazarudin

Suzieqaisara Nazarudin

Waaaahh Dika mau ikut jejak Surya nih...👋👋👋👋

2022-06-17

0

Lutha Novhia

Lutha Novhia

uhuuuy babang dika

2021-10-11

0

Mom's Kayla

Mom's Kayla

cieee Dika terpesona 🤣🤣🤣🤭

2021-09-12

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!