Ayudia
Luruihlah jalan Payakumbuah
Babelok jalan ka Kayu Jati
Dima hati indak ka rusuah
Ayam den lapeh, ai ai.. ayam den lapeh
Terdengar Edo mulai menyanyikan lagu Minang ayam den Lapeh
ayudia masih merasa malu soal ucapan mama ainun
"Mau kan jadi calon mantu?"
wanita itu kembali menggoda Ayudia
hahahaha wajah ayudia malah jadi sangat merah, dia fikir apose lah malam ini, ada Mak Mak yang bisa bilang dia si calon mantu
adoohhhh
alamakkkkkkkk
Ayam Den Lapeh
Nurseha
Luruihlah jalan Payakumbuah
Babelok jalan ka Kayu Jati
Dima hati indak ka rusuah
Ayam den lapeh, ai ai.. ayam den lapeh
"Nah ini dari mama ainun"
Ucap wanita itu kemudian mengeluarkan sebuah paper bag besar
Ayudia mengerutkan alisnya
"maaf apa ini mama ainun?"
Ayudia bertanya cepat dengan perasaan tidak mengerti,melihat paper bag itu dengan sejuta tanya yang sudah berada tepat dihadapannya
Mandaki jalan Pandai Sikek
Manurun jalan ka Biaro
Dima hati indak ka maupek
Awak takicuah, ai ai.. ayam den lapeh
"Apa ini yah?"
Mama ainun bicara agak bingung mau menjelaskan itu untuk apa
"Ngg Anggaplah Ini hadiah karena kamu sudah nolongin mama kemarin yah"
Ayudia diam sejenak, menarik nafasnya pelan kemudian menggeser pelan paper bag itu tepat berada di hadapan mama Ainun
"Ay ikhlas kok bantu mama ainun kemarin, nggak berharap imbalan sedikit pun"
Ayudia tersenyum simpul ke arah mama ainun
"Tulus Dari dalam hati ay mama, Karena tidak ada alasan apapun untuk membantu orang lain meskipun bukan siapa-siapa ay, sebab Mak Pernah berpesan jangan terima apapun sebagai bentuk imbalan atas pertolongan yang sudah diberikan secara ikhlas,nanti malah menghancurkan ke ikhlaskan nya"
Ucapnya menambahi
******
mama Ainun
Dia fikir saat dia memberikan hadiah seperti itu pada anak gadis ini,anak itu akan menerima nya layaknya anak-anak normal lainnya. karena biasanya orang-orang akan sangat senang mendapatkan imbalan atas kebaikan mereka
Tapi rupanya dia salah, gadis itu tidak sama seperti pemikiran nya
"Tulus Dari dalam hati ay mama, Karena tidak ada alasan apapun untuk membantu orang lain meskipun bukan siapa-siapa ay, sebab Mak Pernah berpesan jangan terima apapun sebagai bentuk imbalan atas pertolongan yang sudah diberikan secara ikhlas,nanti malah menghancurkan ke ikhlaskan nya"
Siku capang siku capeh
Saikua tabang sikua lapeh
Lapehlah juo nan ka rimbo
Oi lah malang juo..
suara nyanyian terdengar dari balik telinganya setelah gadis itu menolak pemberiannya, dia pada akhirnya menarik nafas pelan kemudian menatap dalam bola mata gadis itu
"Ini ucapan ikhlas mama nak, mama bingung juga mau kasih apa sebagai tanda terima kasih.bukan imbalan ini, tapi benar-benar ucapan terima kasih yang sangat besar karena sudah membantu mama kemarin"
Pagaruyuang Batu Sangka
Tampek bajalan urang Baso
Duduak tamanuang tiok sabanta
Oi takana juo, ai ai.. ayam den lapeh
Ai ai.. ayam den lapeh
.
anak itu menggeleng pelan, terlihat jelas diwajah dan matanya jika dia tetap keberatan untuk menerima nya
"ambillah"
ucapnya lagi
pada akhirnya dia harus punya usaha ekstra untuk membujuk anak itu agar mau menerima pemberian nya
"Kamu asli mana ay?"
dia bertanya cepat setelah anak itu mau juga menerima paper bag besar berisi beberapa pemberian dari dia
anak itu tersenyum
"sumatera selatan, Palembang ma tapi di Lubuklinggau nya"
dia diam sejenak,menoleh ke arah haris
anak itu kembali tersenyum
"di Jakarta kalau dengar orang Palembang imagenya langsung merosot yah ma"
"banyak preman atau orang nggak benar nya dari sana"
lanjut dia lagi masih sambil tersenyum
"Tapi nggak semua orang begitu kok ma, tergantung dari keluarga mana yang membawa dan mendidik nya, tergantung bagaimana keluarga menanamkan karakter pada anaknya masing-masing"
"Karena sejatinya manusia itu ada 2, baik dan buruk"
Ayudia kembali tersenyum
Mama Ainun menarik nafasnya pelan, dia tidak menyangka ketemu anak yang usia nya masih muda tapi dengan pola Fikir yang begitu dewasa
"Mama setuju, mungkin image yang tercipta awalnya jelek pada akhirnya orang-orang berfikir itu jelek"
anak itu mengangguk
"Wah jadi penasaran gimana daerah kamu"
"Nanti bisa main-main ke kota saya ma, cantik dan asri,nggak sesesak Jakarta"
ucap dia lagi dengan senyum mengembang di wajah
"itu Lubuklinggau kota?"
dia bertanya sambil mengerutkan dahinya
*******
Ayudia
mungkin dulu karena ada beberapa kejadian tidak baik ditambah hingga sekarang preman-preman yang paling terkenal di Jakarta itulah asalnya dari Palembang,ditambah lagi cerita Beberapa kerabat bagaimana dulu pernah ada kejadian buruk soal orang Palembang dan Betawi,pada akhirnya image orang-orang sumatera bagi orang sini sangat buruk Dimata kebanyakan orang.
karena itu tiap kali orang bertanya dan Ayudia menjawab soal asalnya, pandangan mereka langsung berubah.
sebenarnya kota asalnya cukup jauh dari Palembang, tapi itu tetap jadi provinsi kota kelahirannya. tidak peduli bagaimana image yang di terima orang-orang,dia tetap bangga lahir dan di besarkan disana.
sebiduk Semare, bumi Silampari..!!!
tiba-tiba dia merindukan kampung halamannya
rindu Mak sama bapaknya
rindu makanannya
hmmm Kapan bisa mudik ya Allah batinnya
"itu Lubuklinggau kota?"
wanita itu bertanya sambil menatap dirinya lekat-lekat, penuh dengan rasa penasaran yang mendalam
Ayudia mengangguk
"Kota ma, luas wilayahnya lebih besar dari Palembang,cuma pembangunan nya belum sepesat Palembang, cukup padat tapi banyak wilayah yang masih asri disana"
Ayudia mencoba menjelaskan beberapa hal soal tempat asalnya pada wanita itu
"apa lagi kalau main ke arah atas mau ke provinsi Bengkulu, disana banyak gunung-gunung atau daerah perbukitan yang dingin nya kayak di puncak ma, seger banyak tempat duduk-duduk nya buat lihat pemandangan"
"duduk santai makan jagung rebus enak ma disana"
cieee dia coba promo nie soal tempat-tempat yang bisa di jadikan tempat wisata disana
"Nah tahun baru boleh mbak main kesana"
dokter haris bicara cepat penuh dengan rasa penasaran mendalam
"ke Sumatera barat dimananya?"
dokter Haris Mencoba bertanya
"nah Lubuklinggau itu titik tengahnya tepat nya dok"
jawab ayudia lagi
"Jangan panggil dokter,kamu panggil om aja"
protes dokter Haris cepat
"Malu bawa nama dokter kalau lagi nggak jam kerja"
seloroh nya
Ayudia tertawa
"iya om"
"titik tengah gimana?"
laki-laki itu kembali bertanya
"gimana yah jelasin nya, Lubuklinggau itu jatuh ya di tengah-tengah om. jadi kalau balik ke belakang itu ke Jakarta atau ke Palembang, kalau jalan terus ke depan jatuhnya mau ke provinsi Bengkulu, kalau ke kanan tujuannya ke sumatera barat Sama Sumatera Utara om"
Om harus tampak manggut-manggut,padahal mungkin masih bingung bagaimana posisi pasti daerah Lubuklinggau itu
"Om asli sumatera barat?"
Ayudia bertanya penasaran
laki-laki itu menggeleng
"Istri masih keturunan sana"
"Wah sama dong, kakek ay orang sana juga'
"nah loh,bukan asli sumatera selatan dong arti nya?"
tanya mama Ainun
"nggak, kalau kakek ay dari mak orang Padang ma, nenek orang Bengkulu,nah kalau bapak orang Palembang ma"
jawab ay cepat
"istilahnya gado-gado gitu nama nya, ma"
mama Ainun dan om haris malah tertawa waktu dia bilang gado-gado
"Emang makanan ay"
Ayudia ikut tertawa
"istilah nya ma,om hehehe"
******
Kota Lubuklinggau (Motto \= sebiduk Semare)
dipimpin oleh walikota dan wakil walikota
jarak tempuh Lubuklinggau - Palembang jika menggunakan transportasi darat sejenis kereta api,bus,mobil dll 5 s.d 6 jam'an
namun jika menggunakan pesawat hanya 45 menit perjalanan
Kota Lubuklinggau (Dahulu Daerah Tingkat II berstatus Kota Madya) adalah suatu kota setingkat kabupaten paling barat wilayah provinsi Sumatra Selatan yang terletak pada posisi antara 102 º 40' 0” - 103 º 0' 0” bujur timur dan 3 º 4' 10” - 3 º 22' 30” lintang selatan, dan berbatasan langsung dengan kabupaten Rejang Lebong, provinsi Bengkulu. Status "kota" untuk Lubuklinggau diberikan melalui UU No. 7 Tahun 2001 dan diresmikan pada 17 Agustus 2001. Kota ini merupakan pemekaran dari Kabupaten Musi Rawas.[5] Hasil sensus penduduk tahun 2020 mencatat jumlah penduduk kota ini sebanyak 234.166 jiwa, dimana laki-laki 118.042 jiwa dan perempuan 116.124 jiwa.
Tahun 1929 status Lubuklinggau adalah sebagai Ibu Kota Marga Sindang Kelingi Ilir, dibawah Onder District Musi Ulu. Onder District Musi Ulu sendiri ibu kotanya adalah Muara Beliti.Tahun 1933 Ibu kota Onder District Musi Ulu dipindah dari Muara Beliti ke Lubuklinggau. Tahun 1942-1945 Lubuklinggau menjadi Ibu kota Kewedanan Musi Ulu dan dilanjutkan setelah kemerdekaan. Pada waktu Clash I tahun 1947, Lubuklinggau dijadikan Ibu kota Pemerintahan Provinsi Sumatra Bagian Selatan. Tahun 1948 Lubuklinggau menjadi Ibu kota Kabupaten Musi Ulu Rawas dan tetap sebagai Ibu kota Keresidenan Palembang.
Pada tahun 1956 Lubuklinggau menjadi Ibu kota Daerah Swatantra Tingkat II Musi Rawas. Tahun 1981 dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 tanggal 30 Oktober 1981 Lubuklinggau ditetapkan statusnya sebagai Kota Administratif. Tahun 2001 dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 tahun 2001 tanggal 21 Juni 2001 Lubuklinggau statusnya ditingkatkan menjadi Kota. Pada tanggal 17 Oktober 2001 Kota Lubuklinggau diresmikan menjadi Daerah Otonom.
Pembangunan Kota Lubuklinggau telah berjalan dengan pesat seiring dengan segala permasalahan yang dihadapinya dan menuntut ditetapkannya langkah-langkah yang dapat mengantisipasi perkembangan Kota, sekaligus memecahkan permasalahan-permasalahan yang dihadapi. Untuk itu diperlukan Manajemen Strategis yang diharapkan dapat mengelola dan mengembangkan Kota Lubuklinggau sebagai kota transit ke arah yang lebih maju menuju Kota Metropolitan. Kota Lubuklinggau terletak pada posisi geografis yang sangat strategis yaitu di antara provinsi Jambi, Provinsi Bengkulu serta ibu kota provinsi Sumatra Selatan (Palembang) dan merupakan jalur penghubung antara Pulau Jawa dengan kota-kota bagian utara Pulau Sumatra.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 81 Episodes
Comments
Nur aini
pernah mau nikah sama orang palembang tapi ngga jodoh🤭
2022-08-04
0
lestari saja💕
bisa belajar ttg daerah lain
2022-07-18
0
ade juni
semangat....💪💪👍🏼
2022-06-17
0