Rumah keluarga besar Abimanyu
Jakarta
waktu makan malam
Wanita berusia setengah abad itu berkali-kali menghembuskan nafasnya, sesekali melirik ke arah pintu depan sambil terus membenahi meja makan.bik Sri yang tahu ke gundahan hati majikan nya itu cuma bisa berusaha menenangkan hatinya
"Paling si Abang lagi di jalan buk,tunggu saja"
Wanita itu cuma mengangguk pelan
"Jerry mana? belum turun?"
Dia bertanya cepat ke arah bik Sri
"bibik coba lihat ke atas"
baru saja wanita berusia 40 tahunan itu akan beranjak naik ke tangga, Seorang pemuda dengan cepat turun kebawah
"Ma,papa mana?"
dia bertanya sambil melirik isi yang sudah di hidangkan di atas meja
"nah ada lauk kesukaan ni"
katanya sambil melirik ke arah ikan bakar kesukaan nya
"Papa kamu paling masih nonton di kamar"
yang dipanggil mama menyahut cepat,berjalan dari dapur sambil membawa beberapa piring nasi ke arah meja makan
"jer cuci tangan dulu,baca bismillah"
yang di ingatkan malah cengar-cengir kuda,tidak tahu sudah baca bismillah apap belum tapi ikannya sudah keburu masuk dalam mulutnya, Kemudian dia memutar badan menuju ke kamar depan.
sejak kejadian 5 tahun yang lalu tidak dipungkiri anak tertuanya,ardhan sangat jarang sekali pulang kerumah,lebih memilih menjadi penghuni abadi apartemen yang hampir mirip ruang berhantu, jarang ada kehidupan, bahkan jika malam lampu-lampu nya jarang sekali tampak di nyalakan,bahkan tidak pernah ada yang boleh terlalu sering berkunjung kesana. Ardhan lebih memilih hidup di sana sendirian terus berputar dengan kenangannya selama bertahun-tahun.
Dia tahu kehilangan orang yang sangat di Cintai memang begitu berat,tapi bukan berarti harus ikut menghilang bagai ditelan bumi,bukan berarti lupa jika ada orang lain di sekitarnya yang masih sangat membutuhkan dirinya, seperti mama nya misalnya.
Tapi setidaknya nya hampir 1 tahun belakangan keadaan anak itu tergolong cukup baik, sudah mau mengurusi kantor suaminya dan sudah mau mengemban tugas berat mengganti kan suaminya itu yang selalu ardhan panggil papa menjadi direktur utama dan mengurusi semua urusan kantor tanpa keluhan.meskipun komunikasi intens masih belum mereka dapat kan tapi minimal anak itu masih mau datang sesekali untuk makan malam di akhir Minggu.
mungkin terdengar egois bagi mama nya, Beberapa bulan kemarin dia memaksa anak itu kapan ingin menikah lagi.
"Kapan kamu mau mengenalkan calon kamu ke mama?"
dia memberanikan diri bertanya, berusaha menekan kalimatnya sebaik mungkin agar anaknya itu tidak terluka atau bahkan tersinggung.
ardhan yang tangannya lagi fokus bekerja sambil matanya menatap layar laktop, seketika menghentikan gerakan tangannya sambil memejamkan pelan matanya.
"Mama sudah tua,kamu sampai kapan mau tetap jalan di tempat? itu sudah 5 tahun berlalu Bim"
(Bima adalah panggilan kesayangan keluarga mereka untuk ardhan).
"Nggak usah bahas itu dulu yah ma"
dia bicara sehalus mungkin,agar tidak menyinggung perasaan mamanya, Kemudian masih pura-pura melanjutkan pekerjaannya.
"mama ibarat jarum jam sudah menunjukkan waktu sore Bim, sebentar lagi malam sudah mau tutup mata buat tidur lama"
"Ma..."
suara ardhan tercekat, menoleh cepat ke arah mamanya Kemudian menatap dalam kedua belah bola mata mamanya itu
"rumah besar ini buruh cahaya Bim,butuh tawa anak-anak,butuh orang yang bisa mengawasi nya"
mama nya bicara dengan mata berkaca-kaca
ardhan hanya diam, mengangguk pelan tanpa mengeluarkan jawaban
"Tunggulah beberapa waktu,ma"
Kemudian setelah kejadian itu,sudah hampir 2 bulan dia tidak lagi mau pulang kerumah,hanya menghubungi mamanya lewat telepon,tanya kabar,atau kirim beberapa makanan atau apapun itu lewat asiten pribadi nya.jika di ajak ke acara pertemuan keluarga atau bahkan undangan keluarga dia selalu punya alasan untuk menghindar untuk tidak hadir atau bertemu dengan mamanya.
"Alhamdulillah buk,Abang datang"
bik Sri berteriak kencang dari arah depan
seketika senyum di wajah wanita itu merekah, dia begitu rindu dengan anak sulung nya itu
tampak ardhan datang dengan membawa beberapa kantong kresek di tangan kiri dan kanannya, membiarkan bik Sri untuk mengambil nya.
"Assalamualaikum ma"
"Wa'alaikumsallam"
mama nya dalam hitungan detik langsung memeluk Ardha cukup lama, setelah itu melepaskan nya.Ardhan hanya bisa tertawa sambil mencium punggung tangannya Beberapa waktu
"Papa mana ma? Bima bawakan catur baru buat papa"
mama nya hanya bisa tersenyum,berteriak memanggil suaminya di kamar dengan penuh rasa bahagia
"Jerry sudah datang juga dari tadi, tapi sepertinya eta nggak bisa pulang, katanya ada pasien yang tiba-tiba datang mau melahirkan"
ardhan hanya mengangguk mengerti
******
Ardhan
Entahlah sejak mama nya bertanya
"Kapan kamu mau mengenalkan calon kamu ke mama?"
Saat itu terasa sangat berat sekali, seakan-akan ada jutaan paku atau jarum yang menghantam tubuhnya
"Mama sudah tua,kamu sampai kapan mau tetap jalan di tempat? itu sudah 5 tahun berlalu Bim"
"mama ibarat jarum jam sudah menunjukkan waktu sore Bim, sebentar lagi malam sudah mau tutup mata buat tidur"
Kata-kata mama nya kala itu persis seperti sebuah palu, seakan memperingati Dirinya jika mamanya sudah cukup tua,takut terlambat melihat dia memiliki pendamping juga seorang anak.mama nya pasti rindu suara anak-anak dirumahnya. sebenarnya adik perempuan nya sudah memiliki 2 orang anak,tapi jarak yang cukup jauh membuat mereka sulit bertemu, ditambah lagi itu juga cucu kesayangan dari ayah dan ibu mertua nya,jelas saya sangat sulit sekali bagi mama nya mendapatkan kesempatan untuk bisa bersama anak-anak saudara perempuan nya itu.
2 bulan dia berusaha menghindari mamanya, menghindari pertemuan keluarga atau undangan dari keluarga manapun agar tidak lagi di bondong pertanyaan
"Kapan kawin?"
"kapan nikah?"
"Sudah ada?"
pertanyaan yang cukup membuat nya harus menelan air ludahnya,mereka tidak akan paham bagaimana perasaan dia melewati semua hal selama hampir 5 tahun ini.
Orang yang telah hadir bersama dengan nya sejak SMP,SMA,Kuliah bahkan hingga dia menjadi seperti kemarin adalah sosok yang hebat,yang selalu ada di samping nya di kala suka atau pun duka,yang selalu menyokong dan menyemangati diri nya. Bagaimana mungkin bisa tergantikan oleh sosok seseorang yang baru yang belum tentu bisa dia cintai atau bahkan belum tentu memang benar-benar tulus mencintai dirinya melainkan karena apa yang dimilikinya.
tidak segampang itu mengganti kan posisi seseorang yang terus membayangi dirinya siang dan malam,yang bahkan terkadang masih sering terdengar jelas Suara manisnya berbisik dibalik telinga nya dengan manja,yang pelukan hangat nya masih terus terasa di tubuhnya,yang kenangannya masih terlalu lekat di ingatannya,dia fikir bagaimana mungkin segampang itu menggeser posisi wanita paling penting itu didalam hidupnya.
bahkan pertanyaan yang beberapa kali terucap dari mulut mamanya,yang berharap dia segera melupakan segalanya.
tidak segampang itu.
tidak semudah itu.
"Nah anak Lanang pulang akhirnya,berapa bulan sibuk terus di kantor bahkan tidak pernah sempat mau pulang di akhir Minggu"
Seorang pria bicara cepat dari arah pintu samping,yang tidak lain adalah papanya. Bicara kemudian merangkul cepat tubuh ardhan.
"Kamu sehat??"
"Alhamdulillah pa"
"jer...Jerry..."
pria berumur 26 tahun itu melesat datang dari arah kamar saat mendengar papa nya memanggil,pria itu dengan cepat mendekati dirinya.
"Aku fikir abang tidak bakal datang ikut makan malam"
seloroh anak itu kemudian mensalami punggung tangan ardhan.
"belakangan cukup sibuk,baru punya waktu sekarang"
ardhan berusaha memberikan alasan yang paling masuk akal.
*****
Cerai karena sebuah kematian itu sangat berbeda dengan seseorang yang bercerai dalam kondisi sama-sama masih hidup sehat wal Afiat.
Ada banyak kenangan yang disimpan,ada banyak rasa manis yang tersisa,bahkan ada banyak hal-hal yang tidak dapat dilupakan begitu saja meskipun telah bertahun-tahun berlalu.
Tidak ada perlombaan untuk mencari ganti yang lebih baik dari pada dirinya, melainkan berusaha untuk menjaga perasaan itu agar tetap utuh seperti sebelumnya.
Kau tidak akan tahu bagaimana rasanya, tapi acapkali kau menjadi seperti orang gila, mencari sosoknya yang sesungguhnya tidak lagi pernah ada.
itu cinta, yah cinta sejati yang tidak akan kembali kau dapatkan lagi dari sosok lain yang meskipun nanti bisa menjadi pengganti.
dia akan tetap tertinggal dihati,tersimpan dengan rapat dan tetap juga ada di bagian diri kita yang tidak akan pernah tergantikan oleh apapun didunia ini.
ibarat musim,jika dia adalah musim penghujan maka tidak akan mungkin tergantikan rasanya dengan musim semi, meskipun kita tahu musim semi lebih indah dari pada musim penghujan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 81 Episodes
Comments
Dian Purwanti
teramat sangat sulit melupakan orang tercinta...😭😭😭😭🙏🙏🙏
2022-05-25
0
Sari Cahyani
hmmm., masih part sedih 😢
2022-04-13
0
🇮🇩💯Diajeng Sekar Ayuni💖💕
yaa itu benar adanya orang bercerai mati n bercerai hidup itu sangat beda jauh, apalagi dia orang yg amat baik selama mash hidup bersamanya.contoh ibuqu sendiri menjada dr umur 36 tahun sampai sekarang udah 68 thn.sama sekali tak mau mencari ganti,😥😥 Ilove you mam,doa terbaik untukmu semoga selalu sehat dalm lindunganNya.Aamiin
2022-02-14
2