Ayudia
Tampak ayudia menunduk sedih,masih mengerjakan tugas yang lain yang diminta oleh beberapa pekerja lain di kantor itu,Edo sejak tadi melirik ke arah nya tidak berani menyapa. seperti nya pria itu tahu jika kondisi ayudia sudah seperti itu, maka mode dan mood nya pasti dalam sinyal waspada dan siaga.jangan coba berfikir macam-macam jika tidak habislah sudah orang-orang disekitarnya
"Aku bantu yah ay"
Edo hanya berani bicara sebegitu halusnya agar tidak membuat ayudia naik tingkat internasional emosional nya
"Nggak usah"
jawab ayudia cepat masih fokus dengan layar komputer nya
terlihat Edo menarik pelan nafasnya
Pada akhirnya Ayudia masih bertahan hingga sore hari, meskipun seluruh pegawai sudah pulang dia masih berharap si pak direktur masih bakal kembali ke kantor.
"Kamu belum mau balik?"
Dapat ayudia dengar nada khawatir dari balik mulut Edo
"Nggak apa-apa,aku tunggu pak direktur pulang dulu do"
Ayudia menjawab lesu
Edo hanya mengangguk kemudian langsung beranjak pergi dari hadapan ayudia
Ayudia menghela nafasnya beberapa waktu, sambil duduk di sebuah kursi di lobby dia mengayun-ayunkan kakinya yang menjuntai di atas. sesekali melirik ke pintu masuk siapa tahu si direktur pulang kekantor kembali seperti harapannya.para karyawan lain sudah beranjak pulang,tinggal seorang security yang masih setia berjaga didepan pintu lobby terlihat masih mengobrol dengan wanita penjual jamu.
otak ayudia terus berputar tidak menentu,dia fikir bagaimana bisa dikembalikan ke sekolah? mau magang dimana dia nanti? Tidak ada tempat lain lagi yang bisa dia dapatkan,nilai nya bisa hancur berantakan jika gagal dengan magang nya. Dan pak abas pasti akan membunuhnya saat tahu dia di kembalikan ke sekolah oleh pihak perusahaan.
Dia kembali menghela nafasnya berat namun sedetik kemudian matanya membulat,saat sadar laki-laki yang di anggap nya seperti oppa-oppa Korea yang makin tua makin berkharisma itu kembali lagi ke kantor dengan mobil kesayangan nya. beranjak turun dari mobilnya dan meminta security itu melihat mobilnya yang mesin nya masih menyala seakan-akan dia berpesan jika dia hanya mampir sebentar kemudian langsung pulang.
Laki-laki itu melangkah dengan tergesa-gesa, karena takut kehilangan sosoknya Ayudia dengan cepat mengejar langkah laki-laki itu secepat kilat
"Pakkk"
Dia memekik cepat, mengejar langkah laki-laki itu dengan segenap tenaga
******
Ardhan
"Pakkk"
Ardhan tampak melonjak kaget saat tiba-tiba gadis kecil itu sudah berdiri tepat dihadapan nya
"Kenapa belum kembali ke sekolah?"
Dia bertanyaanya pada anak itu sambil mengerutkan dahinya,terus melangkah ke depan menaiki tangga lift
"Bapak jangan balikin saya ke sekolah, bapak nggak tanya dulu kenapa saya telat?jangan langsung kasih keputusan dong pak"
gadis itu bicara cepat berdiri di samping ardhan sambil terus memohon
"Saya benar-benar dalam kondisi terdesak bapak,maka nya mutar balik lagi ke belakang"
Ardhan masih diam, mendongak ke atas sejenak, kemudian melirik ke arah jam tangannya.
"Pak....disuruh kerja lembur malam ini nggak apa-apa sebagai gantinya,asal tidak dibalikin ke sekolah. Kalau saya balik ke sekolah masa depan saya bagaimana?"
ini anak tahu tidak kalau saya buru-buru ucapnya dalam hati
tidak menggubris ucapan anak itu,Ardhan dengan cepat masuk ke dalam lift
anak itu malah ikut masuk dan naik bersama dirinya
"Pakkkk..."
eee dia malah ngelendot persis seperti anak kecil
"besok saya akan antar kamu kembali kesekolah"
ardhan bicara cepat setelah pintu lift terbuka,berjalan cepat melangkah keluar
gadis itu masih mengejar langkah ardhan,Seketika bola mata nya berubah memerah, tampak genangan air mulai berkumpul di matanya dan dalam hitungan detik air matanya benar-benar tumpah
"Bapak jahat benar memutuskan sesuatu tanpa bertanya lebih dulu, untuk ukuran orang seperti bapak apakah sudah biasa membuat keputusan sebelah pihak tanpa menanyakan pihak ke dua?"
ardhan cukup terkejut saat melihat anak itu malah menangis,dia menghentikan langkahnya
"Waduh bisa tidak jangan nangis? saya lagi buru-biru ini"
"Saya nggak mau balik ke sekolah pak"
dia malah sesenggukan
baru saja ardhan ingin menjawab ucapan anak itu,namun tiba seseorang mengagetkan mereka
"Senyawa, ngapain kamu disini?"
Tiba-tiba terdengar suara seorang laki-laki di belakang mereka
Damn it
itu adalah Rudi sahabat nya sekaligus pengurus Ka'bag keuangan perusahaan nya
"Kakak?"
ardhan lebih kaget lagi saat si anak malah memanggil teman nya itu dengan panggilan kakak
sialnya anak gadi itu malah menghapus cepat air matanya saat menyadari siapa yang datang.
"Ngapain kamu disini? Sudah hampir magrib, bukan sama muhrimnya lagi?"
Rudi bertanya dingin ke arah gadis itu
"Ada apa sama adik saya, ar?"
Pertanyaan Rudi seakan-akan menyudutkan dirinya,dia bertanya sambil menatap ardhan dengan tatapan tidak suka.
"Adik kamu?"
Ardhan menaikkan sebelah alisnya
seingatnya Rudi hanya punya seorang adik yang usia nya tidak jauh dari Jerry,ini adik nya yang mana coba fikirnya
"Adik sepupu?"
ardhan coba bertanya
Rudi mengangguk cepat, kemudian menatap ayudia dengan tatapan seperti menyelidiki
"Kenapa nangis?"
"Apa kamu di apa-apain sama dia?"
Sial
Ardhan merasa seperti habis ke gep karena membuat anak orang menangis
laki-laki itu pasti berfikir dia sudah berbuat tidak-tidak pada adik nya itu
*Yang benar saja*
umpatnya dalam hati
Dia merasa seakan-akan habis berbuat tidak-tidak pada anak kecil yang sudah hampir cocok jadi anaknya sendiri
Ardhan dengan cepat memperbaiki keadaan,agar tidak timbul salah paham berlebihan
"Datang terlambat di magang hari pertama dengan gaya yang begitu kacau, kembali datang terlambat di hari ke dua jam 10 siang,bisakah itu dimaklumi, rud?"
tanya ardhan pada Rudi,kemudian melirik ke arah gadis itu.
Seketika bibir gadis itu berkerut, ekspresi wajahnya kembali berubah,dalam hitungan detik gadis itu kembali menangis
"Kan saya sudah bilang saya punya alasan pak karena telat, nggak mesti dibalikin di sekolah kan"
ardhan memijat pelipisnya pelan, merasa pening dengan anak gadis itu
rudi ikut manaikkan alisnya, dia fikir dia cukup salah paham dengan kondisi yang tadi
"dia bukan orang yang pandai berbohong, aku berani menjaminnya. Beri dia 1 kesempatan untuk memperbaiki semuanya"
Ucap rudi kemudian
Ardhan tampak enggan, menatap wajah gadis kecil dihadapannya itu sejenak. Jika bukan karena rudi adalah orang kepercayaannya, maka dia tidak mungkin memberikan kesempatan pada gadis kecil itu
"Aku melakukannya karena memandang mu, rud. kalau tidak sudah aku antar dia kembali ke sekolah besok pagi"
setelah berkata begitu, ardhan berlalu cepat meninggalkan rudi dan gadis itu
******
Ayudia
"Aku melakukannya karena memandang mu, rud. kalau tidak sudah aku antar dia kembali ke sekolah besok pagi"
laki-laki itu bicara cepat ke arah kak rudinya,dia adalah anak laki-laki Mamang Abasnya
setelah berkata begitu laki-laki itu meninggal kan mereka dengan cepat
Mendengar ucapan laki-laki itu seketika mimik wajah ayudia berubah, bagaikan habis menang lotre dapat wadah nasi ukuran jumbo. dengan capat memeluk kak rudinya dengan erat
"I love you my savior..."
teriaknya kegirahan
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 81 Episodes
Comments
Patonah Sry
blum profesional selalu crita ya d ulng ...males bacanya
2023-03-21
0
Depp Kazieh
bikin pusing bc nya thor knp d ulng2 bab nya wlw versi nya beda2😇😇😇
2022-06-02
0
Dian Purwanti
😉😉😉yud betaoa polosnya dirimu❤❤❤
2022-05-25
0