Chap 17

Karina berjalan gontai menuju ruangannya, gadis itu terduduk di sofa, melamun memikirkan perkataan Baekhwa tadi, gadis itu bahka tidak terganggu dengan gelapnya ruangan tersebut.

Mina membuka pintu ruangannya, wanita itu dibuat terkejut setelah menyalakan lampu dan mendapati Karina duduk disana dengan pandangan kosong. Mina duduk disamping gadis itu, ia lalu mengoyang lengan Karina

"Karina-ya...hey gwenchana?" Tanya Mina

Karina menoleh, gadis itu terkejut mendapati Mina sudah duduk disampingnya

"Eoh Eonni.. sejak kapan Eonni disini?" tanya Karina

"Aku baru saja sampai, dan terkejut ketika mendapatimu duduk melamum. Ada apa? Apa kau ada masalah?" Tanya Mina

Karina terdiam menimbang haruskah dia menceritakan masalahnya kali ini pada Mina, ataukah dia harus memendamnya sendiri? Setelah menimang beberapa menit akhirnya gadis itu menceritakan masalahnya pada Mina, mulai dari masa lalunya dengan Baekhwa, sampai percakapannya dengan Baekhwa tadi. Mina tentu saja terkejut, wanita itu genggam tangan Karina berusaha memberikan ketenangan pada gadis didepannya itu

"Menurutmu bagaimana Eonni? Apa kau juga berpikir sama seperti yang Baekhwa pikirkan?" Tanya Karina

Mina menghela nafas panjang, ia rapikan rambut Karina yang terlepas dari ikatannya lalu ia selipkan dibelakang telinga

"Boleh aku berkata jujur?" Mina memastikan pada Karina, meski sedikit ragu Karina menganggukkan kepalanya

"waktu pertama kali aku melihat kalian, aku kira kalian adalah sepasang kekasih. Dan kau tahu entah mengapa hatiku menghangat melihat keakraban kalian. Tapi ketika kau mengatakan kalau kalian hanya sebatas sahabat, aku merasa heran bagaimana bisa persahabatan kalian bisa seakrab itu. Lalu lambat laun aku merasakan sesuatu yang berbeda dari sikap Daejung padamu. Benar apa yang dikatakan Baekhwa, sikap Daejung padamu itu sangat berbeda, terlihat jelas sekali kalau apa yang Daejung lakukan untukmu itu lebih dari sebatas sahabat, cara dia menatapmu, cara dia memelukmu, cara dia menghadapimu, itu semua sudah jelas memperlihatkan bahwa Daejung memiliki perasaan lebih padamu. Mungkin kau tidak menyadarinya karena memang kalian sudah bersama sejak lama, tapi bagi aku yang menyaksikan kedekatan kalian dapat meyimpulkan bahwa memang Daejung menyimpan rasa lebih padamu Karina-ya" jelas Mina selembut mungkin

Karina memejamkan matanya, mencoba mencerna ucapan Mina dan Baekhwa. Lalu ingatannya kembali berputar tentang kedekatannya dengan Daejung selama ini. Daejung memang selalu memprioritaskan dirinya dibandingkan apapun, laki-laki itu selalu datang ketika dia membutuhkan sesuatu, apa memang selama ini Daejung menaruh rasa lebih padanya? Bagaiaman kalau Daejung benar-benar mencintainya? Lalu kalau hal itu terjadi, bagaiaman hubungan persahabatan mereka?apakah hubungannya dan Daejung akan baik-baik kalau sampai hal itu benar adanya? Karina menggelengkan kepalanya ribut, mencoba mengusir semua pikiran-pikiran itu. Nanti ketika Daejung menjemputnya dia akan memastikannya pada Daejung, dia akan menanyakan langsung bagaimana perasaan Daejung padanya

.

.

Sementara itu disalah satu gedung bertingkat tinggi di pusat Kota Seoul, Daejung duduk di kursi kebesarannya, laki-laki itu tersenyum lega setelah pertemanannya dengan Tuang Hwang yang tidak lain adalah ayah dari Hye in. Tadi laki-laki itu datang menemuinya dan meminta maaf atas apa yang Hye in lakukan pada Daejung, laki-laki paruh baya itu juga mengatakan kalau dia sudah mengirim Hye in untuk tinggal di Jepang bersama pamannya, dan Tuang Hwang juga berjanji kalau Hye in tidak akan menganggu Daejung lagi. Dan tentu saja perasaan Daejung lega, setidaknya tidak ada lagi yang akan menganggu Karina.

Getaran dari ponselnya menyentak kesadaran Daejung dari lamunannya, setelah melihat siapa si pengirim pesan, sebuah senyuman muncul di wajah laki-laki berdimpel itu. Tapi senyuman itu tidak bertahan lama karena dia merasa heran kenapa Karina memintanya untuk bertemu di Cafe, dan kenapa pula gadis itu tidak mau dia jemput? gadis itu beralasan kalau ingin pergi berbelanja dulu sebelum ke Cafe, jadi Daejung tidak perlu menjemputnya, tak ingin ambil pusing Daejung hanya mengiyakan ajakan Karina

.

.

.

Karina dan Daejung sudah berada disalah satu Cafe yang karina janjikan tadi, mereka sedang menunggu pesanan mereka datang

"Bagaimana kegiatanmu hari ini? apa ada sesuatu yang ingin kau ceritakan?" tanya Daejung

Karina terdiam dia tatap wajah Daejung, ini lah salah satu hal yang selalu Karina suka dari Daejung, laki-laki itu selalu memberinya perhatian yang selalu menghangatkan hatinya, lalu ingatannya kembali berputar tentang percakapannya dengan Mina, apakah Daejung memang memiliki perasaan lebih padanya?

"Karina..." panggil Daejung, dan hal itu berhasil menarik Karina kembali dari lamunannya

"Gwenchana?" tanya Daejung

"Eoh nan gwenchana, ada apa?" kini giliran Karina yang bertanya

"Kau melamun, apa ada yang menganggu pikiranmu?"

Karina bingung harus menjawab apa, apakah dia harus menanyakannya sekarang pada Daejung? tapi dia takut bagaimana kalau hal itu benar adanya, sungguh dia belum siap untuk semuanya, Tapi kalau tidak sekarang kapan lagi? dia tidak ingin terus-menerus dihatui rasa penasaran, gadis itu menarik nafas dalam lalu mengembuskannya dengan pelan, dia sudah memutuskan untuk menanyakan hal itu pada Daejung hari ini juga

"A-ada yang ingin aku tanyakan padamu" jawab Karina dengan gugup

"Kau ingin bertanya? apa sesuatau terjadi?" tanya Daejung dengan penasaran

"Aniyo...aku hanya ingin memastikan sesuatu saja" jawab Karina

"Apa yang ingin kau pastikan?" tanya Daejung

Dengan perasaan berdebar, gadis itu meremat ujing kemejanya lalu menunduk mencoba menetralkan degup jantungnya. Daejung yang melihat gelagat aneh Karina, mencoba meraih tangan gadis itu lalu ia genggam dan usap dengan pelan telapak tangan itu, mencoba memberikan ketenangan pada Karina

"Katakanlah apa yang membuatmu penasaran"

Karina mendongak menatap Daejung tepat pada mata laki-laki itu

"Daejung-ah...selama ini bagaimana perasaanmu padaku?"

Alis Daejung terangkat, merasa bingung dengan pertanyaan Karina, kenapa gadis itu tiba-tiba menanyakan perasaannya

"Tentu saja aku menyayangi, aku sangat-sangat menyayangimu. Kau tau itu bukan"

"Aku tau itu, tapi maksudku apa selama ini kau menyayangiku hanya sebatas sahabat, sebatas adik yang ingin selalu kau lindungi atau ....kau menyimpan sebua rasa lebih padaku? " Tanya Karina dengan cicitan diakhir kalimatnya

Daejung menegang, ini lah yang selama ini dia takuti, Karina menyadari perasaan cintanya pada gadis itu. Jujur saja dia belum siap untuk mengungkapkan semuanya pada Karina, tapi ketika keadaan sudah seperti ini dan ketika Karina sudah menyadarinya untuk apa lagi dia tutupi kebenaran itu.

Daejung menarik nafas dalam lalu dia tatap mata karina

"Aku menyimpan rasa lebih padamu Karina, sebuah rasa cinta seorang laki-laki pada seorang perempuan. Mianhe Karina-ya...aku tidak tau kapan rasa itu muncul, tapi seiring berjalanya waktu dan seiring dengan kebersamaan kita, rasa itu semakin tumbuh dan berkembang dengan tidak tau malunya. Aku sudah mencoba menghentikannya tapi, semakin aku mencoba rasa itu justru semakin berkembang tanpa bisa aku kendalikan" jujur Daejung

Airmata Karina tidak dapat terbendung lagi, gadis itu menangis. Dia bingung bagaimana harus menghadapi semua ini, perasaannya campur aduk antara marah,kecewa,sedih entahlah semuanya begitu mendadak untuk dia terima

Daejung mencoba meraih tangan itu, tapi Karina menghidar, hati Daejung mencelos menerima perlakuan Karina.

"K-kau melanggar perjanjian kita Daejung-ah...K-kau merusak semuannya Daejung-ah" ujar Karina disela tangisannya

"Mianhe Karina-ya...Mianhe" ujar Daejung

Daejung merasa bersalah, dia sudah melanggar perjanjian mereka tentang tidak akan ada perasaan cinta diantara mereka, dia dan Karina menganggap kalau perasaan cinta itu akan mengacaukan dan mengahancurkan persahabatan mereka. Selama mereka bersahabat hanya akan ada perasaan sayang layaknya kakak dan adik dan tidak lebih dari itu. Tapi dengan cerobohnya Daejung mengacaukannya, dia biarkan perasaan cinta bersemayan dihatinya, dan kini dia hanya bisa menanggung semua kesalahannya, Meskipun dia tidak berniat melakukan semua itu

.

.

.

TBC

See you next chapture....😊

Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!