Chap 7

Waktu baru menunjukan pukul tujuh pagi tapi Karina sudah terbangun, biasanya gadis itu akan bangun kalau Daejung sudah memarahinya panjang lebar. Karina baru saja selesai membersihkan diri, begitu keluar dari kamar, gadis cantik itu sudah disambut oleh aroma lezat dari masakan Chinsun. Karina berjalan mendekat, dan mendapati Chinsun yang sedang berkutat di dapur, dia lalu berjalan menuju lemari es untuk mengambil satu botol air putih dan meminumnya

"Pagi *E*onni" sapa Karina begitu gadis cantik itu duduk di kursi yang berada di pantry

"Eoh kau sudah bangun, apa aku terlalu berisik?"

Karina menggeleng

"Aniyo, Eonni sama sekali tidak menganggu. Apa yang sedang Eonni masak?"

"Aku sedang membuat daging panggang, sup tahu dan beberapa pelengkap, apa kau keberatan?"

"Aiyo...sama sekali tidak, aku suka dan sama sekali tidak keberatan, em...apa ada yang bisa aku bantu Eonni?"

"Ini sudah hampir selesai, apa kau bisa membantu menatanya di meja makan?"

Karina mengangguk antusias, dan bergegas membantu Chinsun menata sarapan mereka

.

.

.

Karina dan Chinsun sedang menikmati sarapan mereka, dengan khidmat

"Wah Eonni, masakanmu enak sekali, dan aku menyukainya...gomawo Eonni"

Chinsun tersenyum, lalu ia memberikan potongan daging lagi pada Karina

"Ah...Eonni apa kau mau mengajariku memasak?"

Chinsun mengernyit mendengar pertanyaan Karina, kenapa gadis itu tiba-tiba ingin belajar memasak

"Kau...ingin belajar memasak? Jinjja?"

"Tentu saja Eonni,wae? Apa Eonni tidak mau mengajariku?"

"Aniyo, maksudku kenapa kau tiba-tiba ingin belajar memasak, apa kau akan dipindah tugaskan?"

Chinsun berpikir gadis itu akan ditugaskan ke suatu tempat yang mengharuskan dia memasak sendiri, karena gadis itu tiba-tiba saja ingin belajar memasak

"Aniyo, aku hanya ingin belajar mandiri Eonni"

Dan pernyataan Karina sukses membuat Chinsun tersedak makanannya

"Eonni gwenchana? Kenapa Eonni bisa tersedak seperti itu, pelan saja Eonni" ujar Karina dengan memberikan satu gelas air putih pada Chinsun

"Nan Gwenchana, aku hanya terkejut. Kenapa gadis kecilku ini tiba-tiba berkata seperti itu eoh? bukankah selama ini kau memang sudah mandiri, kau bahkan sudah tinggal di Apartemen sendiri semenjak SHS"

Karina menghela nafas berat, lalu gadis itu meminum air putih yang ada didepannya

"Itu benar Eonni tapi maksudku, aku ingin belajar untuk tidak terlalu bergantung pada Daejung, Eonni tahu kan selama ini Daejung yang mengurus semua kebutuhanku, bahkan sampai bangun tidur pun Daejung yang membangunkanku. Jadi aku hanya ingin belajar untuk mengurus diriku saja Eonni" jelas Karina dengan bibir yang dia menyunkan

"Wae? apa Daejung mengatakan sesuatu? apa dia mengeluh tentang semua itu?"

Karina menggeleng lemah

"Dia sama sekali tidak pernah mengeluh tentang semua itu"

"Lalu kenapa kau berkata seperti itu"

"Eonni aku hanya ingin mandiri, itu saja. Jadi Eonni mau kan mengajariku memasak" tukas Karina

Gadis itu memamerkan puppy eyesnya dengan harapan semoga saja Chinsun mau mengajarinya. Dan tentu saja hal itu berhasil, mana tega Chinsun menolak permintaan gadis cantik yang sudah dia anggap seperti adiknya sendiri itu

"Kalau kau memang ingin belajar mandiri Eonni akan mengajarimu, kau boleh belajar, tapi ingat jangan terlalu memaksakan diri oke"

Mata Karina berbinar, dia berdiri lalu berjalan menghampiri Chinsun, lalu dia peluk wanita itu dari belakang

"Gomawo Eonni, aku akan belajar dengan baik dan aku janji tidak akan memaksakan diri"

Chinsun tersenyum lalu ia usap lembut lengan Karina yang memeluknya

.

.

.

Siang ini Karina dan Chinsun sedang berada di salah satu pusat perbelanjaan, mulai hari ini Karina akan belajar memasak

"Nah pertama mari kita belajar memasak makanan kesukaanmu terlebih dulu, jadi kau akan memasak apa Karina"

Gadis itu sedikit berfikir kira-kira apa yang akan dia masak untuk pertama kalinya, setelah beberapa saat akhirnya sebuah ide muncul di kepalanya

"Ah aku tahu bagaimana kalau kita membuat spaghetti Bolognese? Daejung sangat suka saus Bolognese, jadi ketika dia pulang nanti aku akan memasaknya untuk Daejung"

Hati Chinsun menghangat mendengar penuturan Karina, wanita itu tersenyum penuh arti

"Baiklah kalau begitu sekarang ayo kita beli tomat, daging sapi, bawang bombay dan beberapa rempah lainnya"

"Call mari kita berburu hari ini"

Dengan semangat Karina mendorong trolli yang tadi mereka ambil.

Mereka benar-benar menikmati kegiatan berbelanja kali ini, diiringi dengan canda dan tawa mereka menyusuri setiap rak yang ada

"Cha.... selesai, apa ada lagi Eonni?" Tanya Karina

"Aku rasa cukup"

"Ah...aku ingat Eonni aku akan membeli strowberry, apa tidak apa kalau kita beli itu dulu?"

"Tentu saja tidak uri Karina, ah...bagaimana kalau kita membuat Smoothie juga?"

Karina mengangguk antusias, mereka pun bergegas membeli strowberry dan beberapa buah untuk membuat smoothie, disela kegiatan mereka memilih buah, tiba-tiba ponsel Karina berdering, segera Karina mengangkat begitu tertera nomor rumah sakit disana

"Yeobseo..."

"......."

"Ne, aku akan sampai disana dua puluh menit lagi, tolong siapkan dulu ruangannya"

Setelah medengar jawaban dari seberang sana Karina menutup telefonnya dan memasukkan kembali ponselnya kedalam saku

"Wae? Sesuatu terjadi?"

Tanya Chinsun, Karina mengangguk

"Eonni, terjadi sebuah kecelakaan dan sekarang mereka sedang menuju rumah sakit membawa korban kecelakaan tersebut, dan mereka berkata kalau dokter di divisiku sedang melakukan operasi, jadi mereka memintaku untuk datang kesana. Apa tidak apa kalau Eonni menyelesaikan belanja ini sendiri?"

"Tidak masalah, tapi bagaimana kau pergi ke rumah sakit? Apa tidak sebaiknya Eonni mengantarmu dulu, nanti Eonni akan kembali lagi"

"Andwae, Eonni selesaikan saja belanjanya aku akan pergi menggunakan taxi"

"Tapi..."

"Gwenchana Eonni, aku pergi dulu oke, nanti kalau sudah selesai aku akan mengabari Eonni"

"Baiklah, tapi ingat nanti kabari Eonni oke"

"Oke" jawab Karina dengan mencium kedua pipi Chinsun setelahnya dia bergegas pergi menuju Rumah sakit

.

.

.

Setelah selesai dengan belanjaannya Chinsun membawanya ke kasir, disaat dia sedang menunggu antrian, tidak sengaja netranya menangkap siluet seseorang yang dia kenal, Chinsun menyipitkan matanya, untuk memastikan bahwa itu menang benar-benar Hye in, dan benar saja wanita yang dia yakini sebagai Hye in itu ternyata memang benar-benar Hye in. Chinsun sedikit terkejut ketika mendapati Hye in sedang berjalan bersama seorang laki-laki, bahkan tanpa ragu mereka memamerkan kemesaraan di tempat umum, tangan Chinsun terkepal emosinya memuncak ketika dengan beraninya laki-laki itu mencium Hye in tepat di bibir gadis itu, dan tanpa ada penolakan dari Hye in pula. Chinsun baru saja akan hampiri kedua orang itu, tapi niatnya terhenti ketika seorang kasir menyapanya, ternyata sudah gilirannya, dan dengan berat hati dia melepaskan Hye in kali ini, tapi tidak untuk lain waktu

.

.

.

TBC

See You Next chapture...😊

Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!