Chap 4

Pagi ini Karina berangkat lebih pagi, ia tidak ingin Daejung mengantarkannya, jujur saja ia masih teringat dengan perkataan Hye in kemarin siang. Jadi pagi ini dia berencana untuk berangkat sendiri, dia akan berusaha untuk tidak terlalu bergantung pada Daejung mulai sekarang.

Hari masih terlalu pagi baginya untuk sampai di Rumah sakit, jadi dia memutuskan untuk mampir membeli kopi untuk dirinya dan juga Chunghee karena dia tau pasti laki-laki itu masih di Rumah sakit karena semalam dia yang mendapat jaga malam

Kklleekkk...

Chunghee menoleh mendapati pintu Ruangan terbuka, ia sedikit terkejut dengan kedatangan Karina, karena selama ini gadis itu selalu datang terlambat, laki-laki itu lalu menatap wajah lesu Karina

"Wah...ada angin apa hingga kau datang sepagi ini?" goda Chunghee pada Karina

"Angin Tornado" jawab Karina dengan wajah lesunya, lalu ia berikan satu cup americano pada Chunghee

Chunghee tergelak tawa mendengar jawaban Karina, laki-laki itu lalu mendekat pada Karina

"Wae? kau bertengkar dengan Daejung?" tanya Chunghee setelah ia menikmati kopi americano nya

"Aniyo, aku hanya ingin berangkat pagi saja, bukankah hari ini hari senin? hari yang baik untuk memulai sesuatu yang baik"

"Ck alasan, kau tau kau itu tidak pandai berbohong, di wajahmu itu tertulis dengan jelas kalau kau ada masalah"

Sontak Karina langsung memegang kedua pipinya, dan alhasil Chunghee kembali tertawa

"Aku tahu selama ini kita tidak dekat, tapi Karina, kalau kau tidak keberatan kau bisa berbagi cerita denganku" Ujar Chunghee dengan penuh ketulusan

Karina menatap laki-laki itu dari atas sampai bawah, lalu ia menyilangkan kedua tangannya didepan dada

"Shireo..aku tidak mau menceritakannya padamu, masalah video saja kau berniat mengadukannya pada Daejung, bagaimana aku bisa bercerita masalahku padamu, bisa-bisa besok satu Rumah sakit tau semua"

"Yak! itu karena kemarin kau dulu yang mengatakan kalau kau akan mengadukanku pada Mijin"

Karina mencibir mendengar jawaban Chunghee, gadis itu kemudian meminum kopinya, ia mengembuskan nafasnya kasar

"Chunghee-ah, apa menurutmu sikapku pada Daejung sudah keterlaluan?"

Satu alis Chunghee terangkat

"Wae? apa Daejung mengatakan sesuatu padamu?"

"Aniyo, Hye in yang mengatakannya"

"Aaa...gadis itu, apa yang dia katakan?"

Karina memandang Chunghee, lalu setelahnya mengalirlah cerita tentang pertemuannya dengan Hye in kemarin, Chunghee menganggukkan kepalanya

"Menurutmu bagaimana?" tanya Karina

"Em..kalau aku boleh berkata jujur sebenarnya sikapmu pada Daejung itu sedikit berlebihan Karina"

Mendengar jawaban dari Chunghee, karina melirik laki-laki itu, dan hal itu membuat Chunghee salah tingkah

"Hey, kenapa kau menatapku begitu? aku hanya mengatakan pendapatku, kalau kau tidak mau dengar ya sudah"

ujar Chunghee

"Aish dasar menyebalkan, baiklah lanjutkan, aku akan mendengar pendapatmu"

"Seperti yang aku katakan tadi kalau sikapmu dengan Daejung itu sedikit berlebihan Karina, aku tahu kalian bersahabat sejak kecil, tapi sikapmu yang terlalu bergantung pada Daejung itu yang sedikit berlebihan, Daejung mengantar dan menjemputmu setiap hari bahkan laki-laki itu sampai mendapat teguran dari ayahnya, dan juga sikap Daejung yang selalu menyiapkan makan untukmu itu yang sedikit berlebihan, kalau diingat lagi benar apa yang Mina Nunna katakan akan sampai kapan kau terus bergantung pada Daejung? dia punya kehidupan pribadi juga Karina, bukan maksudku untuk menyalahkanmu, tapi setidaknya ubahlah sedikit sikapmu pada Daejung, belajarlah untuk tidak terlalu bergantung padanya, walaupun aku tahu dan yakin seratus persen kalau Daejung tidak pernah merasa keberatan dengan semua hal itu, tapi bukankah akan lebih baik kalau kau mengubah sedikit sikapmu untuk tidak terlalu bergantung padanya, karena kalian tentu tidak akan seperti ini selamanya bukan? kalian juga pasti akan memiliki keluarga sendiri nantinya. Mian kalau aku mengatakan ini padamu, tapi percayalah aku mengatakan semua itu untuk kebaikanmu, aku tidak menyuruhmu untuk menjauhi Daejung aku hanya menyarankanmu untuk tidak terlalu bergantung padanya itu saja"

Karina terdiam, ia masih mencerna semua yang Chunghee katakan, laki-laki itu benar, ia dan Daejung tidak akan selamanya seperti ini, suatu hari nanti mereka akan menikah dan memiliki kehidupan rumah tangga masing-masing dan tentu saja dia tidak bisa selamnya bergantu pada Daejung.

Karina menarik nafas berat, lalu ia hembuskan tak kalah berat, ia tidurkan kepalanya diatas meja dengan kedua tangan yang ia lipat sebagai bantalan, Chunghee berdiri laki-laki itu lalu menepuk pundak Karina sebelum berpamitan untuk pulang karena dia sudah selesai dengan jaga malamnya.

"Aku yakin kau bisa melakukannya Karina,Hwaiting!!" ujar Chunghee sebelum laki-laki itu keluar Ruangan

.

.

.

Daejung sedikit heran ketika memasuki Apartemen Karina, kalau biasanya dia yang membuka gorden dan mematikan lampu, kali ini yang ia lihat adalah gorden yang sudah dibuka dan lampu-lampu yang sudah dimatikan

'Apa Karina bagun lebih awal' pikir Daejung, tak ingin semakin penasaran, laki-laki itu melangkahkan kakinya menuju Kamar Karina, dan setelah kamar tersebut terbuka dia semakin dibuat terkejut ketika tak mendapati Karina disana, tanpa berpikir panjang laki-laki itu segera mengambil ponselnya dari saku untuk menelfon Karina

Ini sudah panggilan yang ketiga kalinya dan sampai sekarang Karina masih belum mengangkat telfonnya, kedua alis laki-laki itu menukik tajam, pertanda bahwa laki-laki itu mulai tersulut emosi, dengan langkah lebar Daejung bergegas keluar dari Apartemen Karina untuk segera pergi ke Rumah sakit untuk memastikan apakah gadis itu sudah berangkat atau belum

.

.

.

Chunghee baru saja keluar dari lift ketika mendapati Daejung disana, laki-laki itu terlihat sedang menahan emosi terlihat dari ekspresi wajahnya yang dingin tak seperti biasanya, dengan langkah santai Chunghee menghampiri Daejung

"Annyoung Daejung-ah, apa terjadi sesuatu sampai kau datang kesini pagi-pagi begini?" tanya Chunghee, sebenarnya tanpa dia bertanya pun Chunghee sudah tau kalau Daejung seperti ini pasti karena Karina

"Annyoung Chunghee-ah, aniyo tidak terjadi apa-apa, aku kesini karena ingin mencari Karina, em...apakah dia sudah berangkat?"

Chunghee tersenyum, benar bukan apa yang ia tebak Daejung kemari karena mencari Karina

"Aaa...Karina, dia sudah datang, dia bilang angin Tornado yang membawanya, hingga pagi ini dia bisa datang lebih awal " Chunghee mengatakanya dengan kekehan di akhir kalimatnya

Daejung pun ikut terkekeh, dia lega karena Karina sudah sampai dengan selamat, dan tidak terjadi apa-apa dengan gadis itu

"Syukurlah, aku lega mendengarnya gomawo Chunghee-ah"

"Nde..sama-sama, kalau begitu aku pulang dulu"

"Eoh, hati-hati dijalan"

Chunghee tersenyum penuh arti sebelum berlalu dari hadapan Daejung, saat disamping Daejung, Chunghee sempat menepuk pundak laki-laki itu

Daejung masih disana sekali lagi laki-laki itu menelfon Karina untuk memastikan kalau Karina sudah sarapan atau belum, cukup lama ia menunggu panggilan itu tersambung tapi sampai sekarang Karina masih belum mengangkat telfonnya, laki-laki itu lalu melihat jam yang ada di tangannya, waktu sudah menunjukkan pukul delapan lebih, dengan berat hati akhirnya dia memutuskan untuk berangkat ke kantor dan dia akan menghubungi Karina lagi nanti siang untuk mengajaknya makan siang

.

.

.

TBC

See You Next Chapture...😊

Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!