Daejung dan Karina sudah sampai di Apartemen. Daejung menuju kamarnya di lantai dua, sedangkan Karina gadis itu langsung melangkah menuju dapur untuk mengambil botol air dingin, Karina masih terbawa emosi dengan kejadian tadi, dia benar-benar tidak habis pikir dengan apa yang dilakukan Hye in tadi. Setelah selesai meneguk minumannya, gadis itu kemudian duduk di sofa ruang tengah Daejung, dan tak berselang lama Daejung ikut bergabung bersama Karina, laki-laki itu mulai mengobati luka cakaran di pipi Karina, dengan pelan laki-laki itu mengobati Karina
"Dasar wanita sialan, bagaimana dia bisa melakukan itu ditempat umum. Kalau sampai besok bagian disiplin rumah sakit memanggilku, akan aku pastikan rambut wanita itu akan habis aku cabuti" sungut Karina disela rintihannya karena perih yang ia rasakan di pipinya
Daejung bergidik ngeri membayangkan ucapan Karina "Dia memang sudah keterlaluan, aku akan bicara dengannya besok" Daejung berusaha menenangkan Karina
"Katakan padanya untuk bersiap-siap kalau sampai aku bertemu lagi dengannya, aku benar-benar akan membalas cakaran ini. Yak! Daejung-ah kenapa kau mau menjadi kekasih dari wanita gila itu eoh" ujar Karina masih dengan emosi
"Hah...sudahlah tidak perlu membahas dia lagi, sekarang katakan apa yang kau lakukan selama aku berada di Jepang?" Tanya Daejung untuk meredam emosi Karina
Gadis itu menegakkan tubuhnya lalu menatap Daejung denga mata berbinar
"Kau tau, selama kau berada di Jepang aku belajar banyak hal, aku bangun pagi sendiri, aku merapikan kamarku ..... dan oh oh oh apa kau sudah makan?" tanya Karina dengan antusias
"Aku belum makan, wae?" jawab Daejung
"Jinjja..wah itu bagus, Karena aku akan memasakkan makanan kesukaanmu. Kau tau selama kau di Jepang aku juga belajar memasak bersama Chinsun Eonni, aku belajar membuat spaghetti Bolognese, aku sengaja belajar membuat itu yang pertama karena aku ingin membuat kejutan untukmu"
Hati Daejung menghangat mendengar penuturan Karina, ada rasa bahagia yang membuncah mendengar bahwa Karina sengaja belajar membuat spaghetti Bolognese hanya untuk memberikan kejutan untuknya. Daejung tersenyum, lalu tangannya terulur untuk mengusap kepala Karina
"Wae? kenapa kau tiba-tiba melakukan semua itu?" tanya Karina
Kening Karina berkerut, kenapa Daejung bertanya seperti itu? apa Daejung tidak suka dengan apa yang dia lakukan
"Apa..kau tidak suka?" tanya Karina was-was
"Aniyo, aku suka dan aku sangat menghargai usahamu untuk berubah menjadi lebih baik. Aku bertanya karena aku penasaran, kenapa kau tiba-tiba melakukan hal itu" Jelas Daejung dengan tangan yang terus mengusap telapak tangan Karina
Karina menatap Daejung, gadis itu mengigit bibir bawahnya, dia berpikir haruskah dia menceritakannya pada Daejung?
"Katakanlah aku akan mendengarkan" ujar Daejung
Meski ragu, tapi akhirnya Karina menceritakan tentang apa yang Hye in katakan padanya beberapa waktu lalu
"...Dan aku berpikir apa yang dikatakan Hye in, Mina eonni dan Chunghee itu benar, aku sudah bukan anak-anak lagi sudah seharusnya aku belajar untuk mandiri dan tidak terlalu bergantung padamu,dan aku juga sadar bahwa kita tidak akan selamanya bersama seperti ini, suatu saat nanti kita juga akan memiliki keluarga masing-masing, aku tidak akan selamanya tergantung padamu bukan" jelas Karina
Entah mengapa Daejung tidak terlalu suka mendengar penjelasan Karina,dia merasa tidak rela kalau harus berjauhan dengan Karina, dia juga merasa tidak suka ketika mendengar Karina mengatakan bahwa mereka akan memiliki keluarga masing-masing.
"Daejung-ah..." Panggil Karina dengan mempererat genggam tangan Daejung
Daejung tersadar dari lamunannya, laki-laki itu lalu menatap Karina
"Gwencahana?" tanya Karina memastikan
Daejung mengangguk lalu tersenyum "Nan gwenchana, em...bagaimana kalau sekarang kita membuat spaghetti Bolognese yang kau bicarakan tadi, bukankah kau tadi mengatakan kalau akan membuat kejutan untukku" ujar Daejung mengalihkan topik
Meski merasa ada yang menganjal dalam pikirannya tentang apa yang dipikirkan Daejung dengan penjelasannya tadi, tapi Karina tetap berusaha tersenyum dan mengangguk antusias.
"Apa semua bahannya ada? atau haruskah kita berbelanja dulu?" tanya Karina
"Tidak perlu, kebetulan tadi aku sudah berbelanja, jadi sekarang kita hanya tinggal memasak" jawab Daejung
Mereka pun berjalan menuju dapur. Karina memakai apronnya, sedangkan Daejung hanya duduk di pantry dan menyaksikan Karina memasak, awalnya laki-laki itu ingin membantu tapi Karina mencegahnya, gadis itu mengatakan bahwa dia akan memasak sendiri dan meminta Daejung untuk duduk dan menyaksikan saja, dan apa boleh buat Daejung pun menuruti apa yang Karina perintahkan. Dalam hati laki-laki itu berharap semoga suatu saat nanti pemandangan seperti ini lah yang akan dia lihat ketika pagi dan malam hari, dimana Karina memasak makanan untuknya dan untuk anak-anak mereka nantinya, Daejung tersenyum dan berdoa semoga impiannya itu didengar dan dikabulkan oleh Tuhan.
Setelah berkutat dengan bahan masakannya Karina menyajikannya di hadapan Daejung, gadis itu harap-harap cemas semoga saja rasannya tidak mengecewakan. Daejung menatap spaghetti buatan Karina, laki-laki itu menyantapnya, lalu ia tersenyum setelah mencicipi masakan Karina
"Eottae?" tanya Karina dengan perasaan cemas
"Masshita..." jawab Daejung dengan mengangkat jempolnya
"Jinjja?" tanya Karina memastikan
Daejung mengangguk, Mata Karina berbinar lalu gadis itu melompat-lompat kecil seperti seorang anak kecil yang mendapat hadiah dari ayahnya karena terlalu bahagia, Daejung pun terkekeh dibuatnya
"Duduklah dan kita makan ini bersama" pinta Daejung dengan menepuk kursi disebelahnya, Karina mengangguk dan duduk disebelah Daejung
Mereka menikmati spaghetti itu berdua, dengan Daejung yang dengan sabar mendengar cerita Karina tentang apa yang terjadi pada gadis itu selama dia tidak ada, gadis itu juga menceritakan tentang Baekhwa yang kini bekerja di Rumah sakit yang sama dengannya, tapi tentu saja Karina tidak menceritakan tentang dirinya yang mabuk, Daejung juga dengan telaten menyuapi Karina dan sesekali menyuapkan spaghetti kemulutnya sendiri. Dan malam ini mereka habiskan dengan saling berbagi cerita
.
.
.
Pagi ini seperti biasa Daejung mengantar Karina, mereka turun dari mobil. Daejung mengusap lembut kepala Karina
"Nanti siang aku tidak bisa menemanimu makan siang, aku harus bertemu dengan Hye in. Jadi nanti makanlah dengan Mina nunna dan Chunghee" pesan Daejung
"Ne. ... jangan khawatir nanti aku akan makan bersama mereka, dan ingat sampaikan pesanku pada wanita bar-bar itu" ujar Karina
Daejung terkekeh, lalu dia peluk Karina. Setelahnya Daejung kembali memasuki mobilnya setelah memastikan Karina masuk kedalam rumah sakit
Dan tanpa mereka sadari, sedari tadi Baekhwa memperhatikan interaksi mereka. Setelah memastikan Daejung pergi, Baekhwa begegas menyusul Karina, Dia lihat Karina baru memasuki lift, buru-buru dia ikut masuk. Keadaan hening dalam lift tersebut, mereka yang ada didalamnya terlihat sibuk dengan ponsel masing-masing, beberapa saat kemudian Karina sampai pada lantai tujuannya, gadis itu berjalan keluar disusul Baekhwa yang berjalan dibelakangnya
"Karina tunggu" panggil Baekhwa
Karina menghentikan langkahnya dan menatap Baekhwa dengan jengah
"Wae?" tanya Karina ketus
"Apa yang terjadi dengan pipimu?" tanya Baekhwa
"Apa itu yang ingin kau tanyakan? ck, kemarin aku mendapat cakaran dari kucing liar" jawab Karina asal, setelahnya gadis itu melengang pergi
Baekhwa mengernyit heran, tapi sebuah senyum terukir di wajah tampan itu, setidaknya tadi Karina sudah mau menjawab pertanyaannya, dan setelahnya laki-laki itu pergi ke ruangannya
.
.
.
TBC
See You Next chapture... 😊
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 97 Episodes
Comments