penolakan di larang

flasback off...

" kamu gak apa apa kan?" tukas mamanya rey... lalu melihat bekas tamparan di pipi vania

" i..iya gak apa apa tan..." tukas vania yang masih kaget dengan kedatangan mamanya rey...

"pipi kamu merah banget, pasti sakit" tukas mama rey begitu perhatian membuat semua ternganga...

"ini gak papa kok tan...," tukas vania

" tan???" tukas mama vania pura pura marah...

"mak...maksud saya ma..."

evan tersenyum melihat kedekatan mereka...

"ken, panggil suster suruh ambil kompres"

" siap tan..." tukas kenzo

rey melirik kenzo dengan tajam *urusan kita belum selesai...* itu arti lirikan mata rey saat ini pada kenzo... kenzo segera kabur, memanggil suster seperti perintah mamanya rey...

"rey... sini" perintah mamanya,dengan malas rey mematuhi perintah mamanya... mendekat ke mamanya yang berada di samping vania

" ni... kamu kompres pipi vania"

"ma..." protes rey...

" tan, saya bisa sendiri" tukas vania juga berusaha menolak...

" gak bisa sayang... rey ayo"

" ma... please... jangan aneh aneh..." tukas rey...

" apanya yang aneh sih... kamu calon suaminya..."

"ma...."

" apa??? kamu mau marah sama mama? kamu udah janji turutin maunya mama lo rey... jangan ingkar ya kamu..."

semua hanya menonton perdebatan mereka... mereka semua terlihat asik seperti menonton sebuah drama, apalagi dinda dan salsa, mereka malah sambil nyemil... seperti menonton suatu adegan seru, tapi memang seru sih .. itu yang ada di dalam benak remon, leon, tian , kenzo dan evan... baru pertama kali mereka melihat seorang rey tak berkutik.... tapi melihat ini, evan akhirnya berusaha membantu karena adiknya juga ada di dalam drama ini...

" tan, maaf sebelumnya... mereka bukan muhrim jadi sebaiknya saya saja yang melakukan nya" tukas evan, rey pun menatapnya dan memberikan arti di tatapannya okey makasih... tapi dari mana aja lo baru ngomong... evan hanya tersenyum

"iya ya, kamu bener... ya udah kamu aja... sini tante juga sekalian mau ngomong..." tukas mama rey...

evan pun mendekat, dan segera mengompres adiknya....

"yang kamu bilang tadi benar van," mama rey memulai kata katanya lalu melanjutkan lagi

"klo begitu gimana klo kita percepat halalin mereka... gimana???" mama rey antusias, juga memberi tatapan memaksa...

"ma..." protes rey...

" diam kamu,,, kamu sudah janji terserah mama dan kamu juga nyuruh mama ngurusin semuanya kan..." tukas mama rey, rey hanya bisa mengusap wajahnya kasar... malu dengan kelakuan mamanya ini...

" ini... ini... gimana ya tan..." tukas evan ragu

" kamu tinggal jawab iya kan..." tukas mama rey setengah memaksa...

"tapi... kan ini tentang kehidupan mereka selanjutnya, jadi menurut saya..." tukas evan di potong mama rey

" kamu tinggal jawab iya apa tidak, itu aja... tapi tante juga gak mau jawaban tidak... jadi iya aja..." tukas mama rey memaksa

"ya ampun tan..." tukas kenzo menggelengkan kepala...

"camernya vania pemaksa ya" bisik dinda pada salsa, salsa pun mengangguk...

"terserah vania aja deh tan..." evan pun akhirnya pasrah, evan tahu gak mungkin menolak mamanya rey...

"jadi kamu setuju ya..."

" dan kamu sayang, kamu udah janji jugakan waktu itu... mau jadi anak mama" tukas mama rey pada vania

*jadi tante nagih janjinya ya... ku kira itu cuma pertemuan yang gak sengaja, dan gak mungkin ketemu lagi* fikir vania

"tap...tapi..."

"udah gak ada tapi tapi... setelah kamu sembuh kita persiapkan acaranya, karena mama gak mau keduluan kayak tadi..." tukas mama rey...

"maaf.. tante sebelumnya, tapi vania masih sekolah..." tukas evan

"itu bukan alasan..." tukas mama rey..

"ma, jangan begitu..." tukas papa rey yang akhirnya ikut bicara...

"baiklah... baiklah... biar mama nanti yang urus... untuk sementara acara kecil kecilan dulu aja... yang terpenting akad nikahnya dulu..." tukas mama rey tak suka bantahan sedikit pun...

" udah kan ma?? sebaiknya mama pergi dulu" tukas rey yang tak mau mamanya bertambah parah dengan angan angannya...

"mama kan belum selesai..."

" katanya, mama pingin nyiapin semua"

"iya...iya... ya udah... mama pergi dulu ya sayang, kamu hati hati disini, besok mama jenguk lagi..."pamit mama rey pada vania... lalu pergi...

setelah keluarga rey pergi

" ken... " tukas rey dengan tatapan marah...

" van, tolongin gue... " tukas kenzo sembunyi di belakang evan...

" ampun, rey... gue juga di ancem rey..." kenzo memberi alasan...

dinda dan salsa tertawa melihat mereka... ternyata orang orang hebat itu juga punya sisi seperti ini ya... fikir dinda dan salsa.... melihat tingkahnya di tertawakan akhirnya rey berhenti dan duduk... sekarang di otaknya sudah kosong, tidak tahu apa yang harus di lakukan lagi... karena tidak mungkin menolak, ataupun mencoba menggagalkan rencana mamanya, karena dia tahu mamanya seperti apa... vania sendiri pun sudah diam sedari tadi memikirkan nasibnya kedepannya, bagaimana nasibnya harus menikah semuda ini,...

melihat mereka berdua... evan hanya bisa menghela nafasnya...

"kalian tahu... terkadang takdir itu memang lucu, tapi tuhan pasti akan memberi yang terbaik untuk kita apalagi kalau kita mau bersyukur dan menerima kehendak atapun takdir -NYA dengan ikhlas... semua pasti punya jodohnya masing masing... tapi kita gak tahu jodoh kita siapa dan bagaimana cara bertemu dan menyatukannya... itu rahasia illahi... bukan kah lebih baik kita menerimanya, mungkin kalian memang berjodoh, dan ini cara menyatukan kalian... " tukas evan meredakan gejolak hati mereka berdua...

"iya, kak aku tahu... tapi..."

" kata tapi itu keraguan dek, adek ragu dengan takdir-Nya" tukas evan...

"bukan begitu kak..."

"ikhlas dan buka hati, itu kucinya..." tukas evan lagi, meyakinkan adiknya... lalu pergi duduk di samping rey yang berulang kali memijit pelipisnya...

"rey... jujur gue lebih seneng klo lo yang bersama adek gue, karena gue tahu lo orang yang sangat bertanggung jawab... rey... gue titip adek gue, tolong jangan sakitin dia... gue tahu lo yang terbaik buat adek gue..." tukas evan...

"huh... gue pergi dulu" tukas rey lalu pergi...

" biar rey tenangin diri dia dulu... baru besok kita bicara lagi dengan dia..." tukas tian

"iya... gue tahu kok... rey klo beneran gak mau dia gak akan kayak gini.... " tukas evan, yang memang dekat dengan rey jadi tahu semua kebiasaan sahabatnya itu...

" kita makan dulu, sekalian nyari makan buat mereka... mereka pasti udah laper" tukas tian

" dek, kakak pergi makan dulu ya..." tukas evan

"iya kak..."

" kamu mau di beliin apa?"

"terserah kakak aja..."

"kalian"

"samain aja kak..." tukas salsa

"ya udah, aku pergi dulu, klo ada apa apa cepat hubungi ya..."

" siap kak..." tukas dinda lalu mereka pergi, tinggal dinda salsa dan vania...

salsa mendekat ke ranjang vania begitu juga dinda... vania pun langsung menangis memeluk salsa, sudah dari tadi dia menahannya... dia tidak mau menangis di depan kakaknya... karena dia tahu kakaknya pasti akan sangat khawatir...

"kamu tenang ya, kita kita tetep di samping kamu dukung kamu kok... " tukas dinda, mengusap punggung temannya mencoba menenangkan...

" kamu ingat kan yang di bilang kak evan tadi... mungkin dia memang jodoh kamu... ikhlas aja ya... kamu itu orang yang baik dia pasti juga orang yang baik... karena jodoh kita adalah cerminan diri kita..." tukas salsa yang masih memeluk vania...

"iya van... kamu jangan sedih lagi siapa tahu, dengan hidup bersama dia kamu akan sangat bahagia dan tanpa was was lagi..." tukas dinda lalu memeluk vania juga....

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!