Jam sudah menunjukkan pukul 18.30 wib kami berdua akhirnya berangkat menjemput ibu, aq juga tak lupa memakai cadarku... perasaanku pun tak menentu,harus bertemu laki laki bejat itu lagi. badanku bergetar mengingat laki laki itu, dan sepertinya kakakku menyadarinya...
"kamu yang tenang ya dek, kakak akan selalu jagain kamu" tukas kakak menenangkan. akupun mengangguk,tapi masih belum begitu tenang.
"apa kamu kakak anter kerumah temenmu aja buat sementara" tukasnya khawatir.
"gak perlu kak, aku gak bisa lari terus dari ketakutanku ini" tukasku, menenangkan diriku sendiri.
"iya... kakak tahu kamu kuat..."
Sesampainya di bandara...
kakak memegang tanganku seperti menyalurkan keberanian untukku...
"terima kasih kak," tukasku, kakak pun mengangguk dan tersenyum.
setelah hampir setengah jam kami menunggu akhirnya mereka pun tiba, entah kenapa tubuhku terasa dingin tapi keringat mengucur ditubuhku dan tubuhku terasa gemetar...
" hai, apa kabar?" tukasnya. seperti petir menyambar tubuhku... rasanya tubuhku lemas,untung ada kakak disebelahku yang langsung menopang tubuhku.
" kamu kenapa? apa sedang sakit?" tanyanya mau menyentuhku tapi ditepis oleh kakak.
" evan yang sopan" tegur ibu.
" sebaiknya kita segera pulang" tukas kakak, membawaku pergi tanpa membantu membawakan barang barang mereka.
"benar benar gak sopan" tukas ibu
"sudahlah, mereka masih anak anak..." tukas darwin.
"biar kubawakan mi, " tukas erwin ( anak darwin) meraih tas yang di bawa ferlita ( ibu evan dan vania).
"iya, terima kasih ya nak..."
tukasnya lalu mereka pergi menyusul evan dan vania.
kami menunggu mereka didalam mobil...
" kamu beneran gak apa apa dek? badan kamu dingin banget" tukas kak evan sambil menggosok telapak tanganku.
"iya kak gak papa..." mencoba tenang.
setelah itu mereka datang,lalu mereka masuk kedalam mobil. selama dimobil berulang kali ibu menegur kami karena tidak sopan kepada darwin dan anaknya.
" erwin sekarang juga sudah menjadi keluarga kita, jadi kalian yang akur... baik baik terhadapnya... " tukas ibu memperingati kami. ( umurku 17 tahun, kakak 22 tahun, dan erwin 20 tahun).
kakak diam tak menanggapi perkataan ibu.
" baik" jawabku, tuk menghormati ibu...
sampai dirumah... kakak segera menarikku masuk kedalam dan tak menghiraukan mereka.
" kak, ibu teriak teriak manggil kita..."
" udah, nanti kakak yang urus... sekarang kamu kekamar duluan, jangan lupa kunci pintu... klo bukan kakak yang panggil jangan keluar, pura pura gak denger aja ya?" tukas kakak mengkhawatirkanku.
"tapi kak..."
"udah sana masuk" paksanya lagi.
" iya, tapi baik baik ya kak jangan kesulut emosi..."
" iya, kamu gak usah kawatir... kakak tahu apa yang harus kakak lakuin,"
akupun mengangguk dan berlalu pergi kekamar dan tak lupa mengunci pintu.
evan pergi ke ruang tengah menjumpai ibunya,ayah tiri dan saudara tirinya.
"evan, kamu bener bener gak sopan, apa pantas perlakuanmu itu terhadap yang lebih tua." tegur ibu.
" maaf..." tukas evan tapi tak menyesal dengan perilakunya tadi.
"ya sudah sana kamu antar erwin ke kamar" tukas ibu lagi
"baik " jawab evan
lalu mengantar erwin ke kamar kosong yang ada dirumahnya. kamar itu walaupun kosong tapi tetap rapi dan bersih karena selalu dibersihkan setiap hari, kamar itu diperuntuk kan untuk tamu atau teman teman yang datang dan menginap.
"makasih ya...bro" tukas erwin.
"ya..." jawab evan.
"kamar lo sebelah mana?" tanya erwin.
"buat apa lo nanya nanya"
" wuuuiiihhh... jangan ngegas donk brooo... guekan cuma nanya, klo gue butuh bantuan lo gimana"tukas erwin
"klo adek tiri gue yang cantik itu kamarnya sebelah mana?" imbuhnya lagi
"jangan macem macem lo ya" tukas evan langsung menarik kerah baju erwin dan siap memukul...
" evan..." seru ibunya, menghentikan evan yang hampir memukul erwin
"kamu ini apa apaan sih..." tukas ferlita membela erwin
" dia yang mulai " tukas evan
"aku kan cuma nanya kamar kamu sebelah mana nanti klo aku butuh bantuan kan gak sulit nyarinya" tukas erwin beralasan dan mengubah cara bicaranya dan karena rumah ini memang cukup besar, dan ada banyak kamar kamar dan ruangan jadi cukup untuk alasan erwin.
"ya ampun van... gitu aja kamu udah emosi aja, erwin cuma nanya letak kamar kamu.."
"udahlah.. percuma juga jelasin sama ibu" tukas evan lalu berlalu pergi
"evan...evan..." panggil ferlita belum terima.
" udahlah mi... aku gak papa kok,mungkin kak evan lagi banyak masalah jadi sering emosi" tukas erwin
" makasih ya, kamu udah pengertian sama kakak kamu..." erwin mengagguk dan tersenyum menanggapi
"ya udah kamu istirahat aja sekarang, kamu pasti capek"
"iya mi, mami juga istirahat ya..." tukasnya...
malam pun semakin larut, jam menunjukkan pukul 01.30 tiba tiba pintu kamar vania seperti ada yang coba membuka, untungnya vania waktu itu sudah terbangun dan selesai melakukan solat tahajud jadi vania segera pergi ke lemari buku yang terhubung dengan kamar evan, dan segera membalik lemari itu seperti pintu dan vania pun kini berada dikamar evan lalu segera membangunkan evan...
" kak, kak evan bangun" suara vania lirih sambil menggoyangkan tubuh evan. evan pun terbangun kaget
"kamu kenapa?" yang langsung dibungkam vania, karena suara evan cukup keras.
" jangan keras keras kak... itu ada yang coba masuk kamar aku" tukas vania setengah berbisik
"apa? kurang ajar" tukas evan menahan amarah lalu segera melihat cctv yang dipasang dikamar vania.
setelah kejadian yang menimpa vania dulu, evan memasang cctv diberbagai sudut rumah ini termasuk kamar vania dan juga membuat pintu rahasia penghubung kamar mereka.
"sial, si darwin lagi" tukas evan yang melihat darwin masuk ke kamar vania, tapi ternyata bukan hanya darwin yang masuk tetapi juga erwin anaknya, mereka terlihat mencari cari keberadaan vania.
"mereka bener bener berani ngelakuin ini" tukas evan lagi yang tak sadar vania ketakutan melihat itu.
" dek, kamu tenang ya" tukas evan setelah menyadari adiknya ketakutan.
"kakak pasti jagain kamu" tukasnya lalu melihat apa lagi yang dilakukan ayah dan anak itu.
"sial... kemana sicantik ini sih yah!" tukas erwin yang kesal tak mendapat apa yang diinginkan
" ayah juga gak tahu... anak itu pasti curiga dengan kedatangan kita jadi dia gak berani tidur disini"
" kayaknya enggak deh yah, coba lihat ini... sepertinya dia habis bangun dan solat... tapi kemana dia sembunyi... aku yakin dia masih berada di kamar ini" tukas erwin yang melihat sajadah dan mukena vania yang belum dirapikan.
" kamu benar juga, gak salah kamu jadi anak ku... " tukas darwin bangga
" cantik kamu dimana? gak usah sembunyilah... kakak disini gak akan nyakitin kamu kok, cantik..." tukas erwin lagi sambil terus mencari.
( erwin tergila gila dengan kecantikan vania, dia tahu wajah vania walaupun tertutup cadar karena sebelumnya dia pernah melihat foto vania yang di bawa ayahnya... walau dengan memakai hijab, vania terlihat sangat cantik dan mempesona di foto itu).
untuk menghentikan kegilaan ayah dan anak itu evan pergi ke kamar vania lewat pintu depan.
"kak..." tukas vania ingin menghentikan karena dia saat ini sangat ketakutan
" kamu tenang ya dek... jangan kemana mana kamu tunggu di sini, disini aman kok" tukas evan lalu pergi.
"tok...tok...tok..." evan mengetuk pintu kamar vania
"sial ,itu pasti si evan" tukas erwin
"dek... cepet bangun kita tahajud bareng... cepetan wudu nanti kakak kesini lagi" tukas evan lalu pergi kekamar dan mengecek cctv lagi,
dan terlihat mereka segera keluar
" besok saja, " tukas darwin
"iya yah, " erwin menyetujui lalu mereka kembali ke kamar masing masing.
" kak, besok mereka pasti balik lagi"
"iya, untuk itu besok kamu nginep aja di rumah salsa atau dinda ya... sampai kakak cari tempat yang aman buat kamu" tukas evan, vania mengangguk
" kak, makasih udah jagain aku dan sayangin aku, klo gak ada kakak aku gak tahu harus gimana"
"kamu gak usah makasih, itu udah tugas kakak jagain kamu sebagai adek kakak... sekarang kamu tidur lagi aja gih... kakak akan jagain kamu... nanti subuh kakak bangunin"
"iya, kak" tukas vania lalu tertidur di kamar evan, sedang evan terjaga tak bisa tidur lagi, lalu dia mengambil wudlu lalu solat tahajud sambil menunggu adzan subuh.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments
FauLia
lima like sudah mendarat kakak
2020-09-18
0