semakin tak terkendali

Di sekolah vania di sibukkan dengan berbagai persiapan acara sekolah ,sehingga bisa melupakan sejenak masalah yang ada... sekarang mereka berkumpul di ruang osis untuk membahas kelanjutannya... akan tetapi kali ini tidak hadir semua, hanya perwakilan dari masing masing yang bertugas...

"van, gimana nih nanti? yang kita lombakan apa aja?" tanya lili

"ya yang pasti basket, di sekolah kita tempat yang paling memadai adalah lapangan basket... selain itu basket di sekolah kita juga gak bisa diragukan lagi kan?"

"iya betul" radit menyetujui...

" ok.. berarti kita pilih basket untuk lombanya... " tukas lili mencatat...

"iya... untuk lomba olahraga menurutku cukup satu aja" tukas yongki

"kenapa?? kitakan juga punya pemain bulu tangkis yang hebat? tempatnya juga cukup memadai?" tukas lili yang sudah melihat lihat keadaan tempat tempat olahraga disekolah ini...

"iya, kamu betul tapi kita pilih salah satu saja... karena waktunya mungkin gak akan cukup... kita tambah lombanya dari bidang seni aja, yang gak begitu banyak memakan waktu" tukas vania

"oh... okey" tukas lili siap menambah catatan

"gimana klo seni kriya?" tugas radit

"iya, bagus tu..." tukas yongki

" ya udah lomba untuk sebelum acara cukup ini aja ya" tukas lili

"gimana klo stand nya juga dibikin lomba?" salsa memberi ide

" maksudnya???" tanya lili

" jadi nanti kita bikin undangan untuk beberapa sekolah yang ingin ikut buka stand disini... jualan yang paling ramai dan pendapatan yang paling banyaklah pemenangnya.... gimana?"

"waaah... keren tu..." tukas dinda

" iya iya setuju" tukas yang lain

" ok... jadi nanti akan ada tiga lomba sebelum acara inti... basket, seni kriya, sama stand" tukas lili

"tapi terus nanti pas acara inti stand nya masih perlu buka gak?" tanya raka

"tetep buka aja, tapi gak jualan" tukas vania

" maksudnya gimana ni...???"

"ya... kita ikut kan dekorasi aja... jadi nanti stand nya kita taruh di dalam untuk konsumsi, dan modelnya juga sama saja nanti tiap stand harus ada yang jaga" vania memberi ide, mereka mengangguk angguk menyetujui...

" okey berarti, urusan lomba udah selesai ya... nanti, tinggal kordinasi sama sadewa dan sindi untuk undangan lombanya... oh iya jangan lupa nanti kalian juga yang menyiapkan hadiahnya..."

"ok... siap" tukas radit dan lili yang mewakili panitia perlombaan

"dan selanjutnya untuk stand bisa di umumin ke anak anak yang lain nanti, tiap kelas harus punya satu, lebih juga lebih baik... soalnya nanti kan tempatnya dihalaman jadi biar kelihatan penuh... terus klo untuk pas acara inti nanti, makanannya nanti kalian yang tentuin" tukas yongki...

" ok..." jawab salsa, dinda, dan raka perwakilan pengurus stand

"terus sekarang kita bahas soal dekorasinya... untuk itu pertama tama kita pilih temanya dulu aja gimana?" tukas yongki

"iya, mungkin teman teman ada yang punya usulan untuk temanya?" vania mempersilahkan teman temannya memberikan ide

" apa ya yang cocok..."

" kitakan sekarang sedang berusaha untuk menonjolkan sekolah kita..." tukas yongki...

" ohhh... aku tahu gimana kalau the most superior school" tukas irfan

"ya... itu bagus... sekolah yang paling unggul...hihi" celetuk salsa

" semua setuju ni..."

" setuju..."

"ok, karena temanya udah dapet sekarang dekorasinya" tukas yongki

"mungkin akan lebih baik jika di halaman aja... karena sekarang musim panas kan" tukas irfan

" tapi kalau di halaman pasti dananya bakal membengkak" tukas edo

" tenang aja, kita kita udah dapat donatur, jadi di jamin aman deh acaranya" tukas bagian bendahara

" bagus klo gitu... "

" brarti jadi dihalaman ya..."

" iya, tapi nanti walaupun dihalaman kita buat tertutup jadi biar terlihat mewah... kita pasang kain putih disekeliling... acaranya kan dibuat malam hari jadi mungkin akan lebih bagus mulai dari pintu masuk kita pasang lilin dan dekor bunga dan didalam nanti disetap sudut juga..."

"trus stand nya???"

"dibuat berjajar di sebelah kiri aja trus bagian kanan nanti tempat duduk para tamu undangannya"

"trus untuk bagian panggung kayaknya gak perlu lomba adu bakat deh... kan tema kita sekolah kita yang paling unggul, jadi lebih baik kita tunjukin kelebihan kelebihan sekolah kita aja"

"contohnya???"

" opera, paduan suara, band, tari kreasi, tari daerah, dan yang lain nya... kalian bisa pilih nanti apa yang bakal ditunjukin lagi..." tukas vania menunjuk edo dan dio yang bertugas di bagian panggung...

" ok...siap..." jawab mereka, mereka tidak mengerjakan sendiri, tapi mereka sudah merekrut beberapa anak untuk membantu.

"ok... jadi semua sudah ya... besok kita bisa mulai bersiap..." tukas yongki

"dan semoga semua diberi kelancaran"

" amiiiiin"....

" SMA NEGRI TARUNA JAYA paling unggul..." mereka ber yel yel..

" ok... sampai besok lagi dan assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatu"

"wa'alaikum salam warahmatullahi wabarakatu" lalu mereka membubarkan diri

" ayo van..." ajak salsa

"ayo... " tukas vania

" aku gak di ajak ni..." dinda pura pura ngambek...

" halah... tinggal aj yuk..."tukas salsa

"jahat..." tukas dinda tapi tetap mengikuti

" ohya kamu gak dianterin raka?" tanya vania

" gak, tadi dia bilang mau ada acara dulu"

" ohhh..."

" kamu ikut langsung apa mau pulang dulu?" tanya salsa sama dinda

" aku pulang dululah... nanti baru nyusul kesana" tukas dinda

" ya udah kita duluan ya..." tukas vania dan salsa

" ok... bay..." tukas dinda...

lalu vaniapun pulang ke rumah salsa...

di rumah evan baru pulang sore hari karena baru nyari tempat tinggal untuk adiknya...

" evan..." tukas ibunya...

" assalamu'alaikum..." tukas evan lalu menyium tangan ibunya...

" wa'alaikum salam.. " jawab ibunya terlihat marah...

" mana adikmu itu? anak perempuan jam segini belum pulang..." tukasnya marah marah

" adek, nginep di rumah temen" tukas evan

" nginep dirumah temen gak minta izin"

" tadi adek udah izin aku kok bu."

" kamu tu terlalu manjain dia, jadi kurang ajar gitukan anaknya..."

" bu... dia lagi ada tugas jadi nginep dulu di rumah teman" evan memberi penjelasan.

" kalau kamu terus terusan belain adekmu yang salah itu, jadi tambah rusak dia"

" rusak gimana sih bu, adek tu lagi ada tugas jadi dia minta izin buat nginep di rumah temennya"tukas evan yang mulai kesal

" nginep di rumah temen padahal mami baru pulang, kayaknya kurang pantes" erwin datang mengompori

" gak usah ikut campur urusan keluarga gue" bentak evan

" evan, dia itu sekarang adek kamu, dia juga keluarga kita... dia juga khawatir sama adeknya" bela ibunya

" bu, aku mohon jangan lebih bodoh dari ini" tukas evan yang sudah mulai memuncak

" sudah... sudah... ada apa ini?" tukas darwin yang baru datang

" vania gak pulang dan gak izin padaku..." tukas ferlita

" anak muda zaman sekarang, mungkin lebih baik kita nikahin aja, aku ada kenalan teman, anaknya baik dan sudah mapan..." tukas darwin menambah panas suasana

" jangan keluar dari batesan lo..." tukas evan marah hampir memukul darwin lalu dihadang ferlita( ibunya)

" evan..." teriak ibunya sambil menghadang pukulan evan, evan menghentikan pukulannya yang hampir mengenai ibunya dan meninjukan tangannya ketembok dan berdarah...

" evan, yang di katakan papimu itu benar... ibu gak mau tahu, vania harus menikah..."

"sejak kapan ibu perduli padanya... aku yang membesarkan dan mendidiknya jadi ibu gak punya hak untuk menyuruhnya menikah..."

" aku ini masih ibunya apakah gak berhak seorang ibu menikahkan anaknya demi kabaikkannya..." tukas ibunya yang sudah terdoktrin darwin...

"kabaikkannya..." tukas evan sambil tersenyum sinis...

" walaupun kamu ibu kami, gak semua hal yang ibu inginkan akan kami lakukan... dan dengar, aku gak akan mngebiarin kalian menghancurkan adikku termasuk kamu bu..." tukas evan lalu berlalu pergi

" evan... keterlaluan kamu" tukas ferlita sambil memegangi dadanya... terkejut dengan sikap anaknya...

" kamu terlalu lunak padanya..." tukas darwin kesal

" aku akan bicara dengan temanku masalah pernikahan ini... jadi bagaimana pun caranya, kamu haris bisa bujuk vania untuk menikah" tukas darwin pada istrinya lalu pergi dengan kesal di ikuti erwin

di kamar evan...

" ayah... maaf aku membentak ibu... keluarga kita sudah mulai terbelah yah...

tapi aku akan tetap berusaha menjaga adikku... kamu dimana yah? apa yang akan ayah lakukan disituasi ini?" tukasnya bicara dalam hati...

lalu mulai merapikan baju dan pergi dari rumah tanpa ada yang mengetahui...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!