Budaya yang selalu sama dan selalu terulang, walaupun tahu mereka lemah, mereka memiliki banyak kekurangan, tetapi ada satu hal yang selalu mereka banggakan, mereka bahkan
sampai tidak memperdulikan bahwa mereka terbatas, ya itu adalah ucapan mereka, mereka hampir membunuh seseorang berkat ucapan yang mereka kira sebuah keharusan.
Kayak masalah yang dialami oleh Divya, dari sini Poem yang berada di sebuah atap gedung, sedang mengamati bagaimana mereka melakukan tindakan persikusi seenaknya saja, bahkan sebelum palu keputusan memukul sang meja, Poem jadi berpikir, apakah seharusnya kekuasaan, kekuatan, lebih tinggi daripada hukum? Apakah semua sama dimata
hukum itu benar? Jawaban sebenarnya terkadang hukum mendahului bukti dan
kenyataan yang sebenarnya.
Sesudah menunggu lama, persidangan pun dimulai, mirisnya nya Divya mendapatkan seorang pengacara yang sebenarnya pengacara tersebut ialah suruhan dari keluarga paman nya Divya, jadi memang pada akhirnya persidangan ini hanya gimik, hasil akhirnya mah sudah ditentukan.
Selama sidang ini berlangsung, hakim memusatkan beberapa butir masalah menjadi Divya terbukti bekerja sama dengan seorang pelayan restoran melakukan aksi pembunuhan
berencana yang target pembunuhan kali ini ialah bapak kandung nya sendiri, lalu
Divya juga terbukti membantu pelayan restoran yang menjadi rekan nya dalam pembunuhan, melarikan diri dari penjara Nusa Kambangan, Divya berusaha melukai ataupun mencederai kaka sepupu nya berserta istri dari paman nya, dan terakhir mencuri data penelitian milik paman nya.
Dengan ini Divya akan dijatuhi hukuman seumur hidup juga harus menyerahkan kembali sebuah penelitian yang Divya curi, detik-detik hakim akan mengangkat palu nya untuk menetapkan keputusan, “Glagaaarrr!!!” Poem datang secara menghebohkan, bagaimana tidak, kan diawal dia lagi berada di atap gedung yang berhadapan dengan gedung
persidangan ini, Poem tanpa tanggung-tanggung, memakai kekuatan penuh nya terjun dari atap gedung tersebut, dan mendarat di depan gedung persidangan.
Dirinya sukses mengalihkan perhatian semuanya, apalagi pendaratan Poem sampai menyebabkan tanah di depan gedung persidangan amblas, tidak lama lagi media akan mengetahui seorang manusia yang memiliki kekuatan super.
“Bedebah kalian!” teriak Poem yang menerobos masuk persidangan, sontak seluruh kameramen stasiun televisi yang tengah live tertuju pada nya, Poem yang merasa terganggu akan kedatangan mereka, lantas menggunakan kekuatan nya, sudah pasti habis itu semua
peralatan dalam jarak radius yang Poem inginkan, akan kehabisan energi listrik, sehingga peralatan tidak berfungsi maksimal.
Sebenarnya sejak tadi Poem memasuki ruangan persidangan Ranjaitan pun juga ada di sana, dia pun berkata, “ Aku memiliki sebuah bukti!” ujar nya Ranjaitan sambil menunjukan sebuah flash disk.
“Tidak yang mulia… Mereka semua bohong!” teriak pama Divya yang mulai panik, kemudian dia berjalan ke arah hakim, juga berbisik, yang bunyi nya kira-kira begini, “Ingat hakim…
Kau jangan lupa siapa orang dibalik semua ini, bahkan presiden pun butuh pembahasan lebih dalam jika ingin menyingkirkan dirinya!”
Sementara itu, perasaan hakim jadi campur aduk, dia tahu siapa orang kuat dibelakang paman nya Divya, namun jika yang dipegang oleh Ranjaitan itu ialah bukti sebenarnya maka karir maupun almamater perguruan nya akan tamat.
“Hey bodoh, mereka tidak akan bisa membuktikan apapun, kebetulan keberuntungan berpihak kepada kita,” bisik pama nDivya kembali sambil mengarahkan telunjuk nya ke bola lampu yang telah mati, dia mengira saat ini listrik lagi tidak berfungsi, maka persidangan seharusnya tidak bisa dilanjutkan.
Poem mendengar perkataan nya, dia pun langsung menghampiri sang hakim bermaksud untuk menyambungkan flash disk itu dengan laptop maupun proyektor di ruangan
persidangan.
“Di flashdisk ini ada bukti percakapan dirinya, dengan jaringan penjahat, juag bukti sebuah
transaksi, maupun penggelapan uang perusahaan!” ujar Poem seraya terus menunjuk
ke arah paman nya Divya.
Paman Divya yang melihat itu, dia segera menertawakan Poem, dia mengira bahwa dewi
fortuna lagi menghampiri dirinya, namun semua harapan itu tiba-tiba pupus,
setelah Poem berhasil mengembalikan energi baterai laptop menjadi full dan mengembalikan aliran listrik di gedung tersebut yang tadinya sempat Poem hambat, Poem juga mengembalikan salah satau kameramen berita, sehingga dia bisa meliput, Poem disini memang bertujuan untuk memberitahukan pada seluruh negara siapa pembunuh nya.
Seketika tawa dari paman Divya pun berhenti, flash disk yang sudah terhubung dengan
laptop kan bisa secara otomatis terhubung juga dengan proyektor, oleh karena itu semua orang yang ada di ruangan itu, maupun pemirsa yang menonton dari tv bisa tahu, disaat Poem berpikir dia sudah berada diatas angin dan telah mengembalikan keadaan, tapi hal tidak terduga pun malah muncul, isi dari flash
disk tersebut sama sekali tidak etis, bukan lah berisi bukti-bukti yang tadi dikatakan oleh Poem, malah berisi sebuah video adegan dewasa, dan disalah satu video itu ada sebuah foto yang bertuliskan, “Selamat anda kena Prank! Sampai jumlah lagi Loftwod!!!”
Sontak Poem pun menjadi bahan tertawaan semua orang, bahkan mereka tak segan-segan
melemparkan sesuatu barang disekitar mereka kepada Poem, “Hahahahah,”
“Hahahaha,”
“Bodoh!!!”
“Penjahat kau!!! penjahat paling tolol dalam sejarah!!!”
“Barat!!!” teriak Poem, umpatan biasanya kalau dia ingi berkata kasar, menyadari dia ditipu oleh si slime yang dia temui waktu di rumah Luis, tidak sebenarnya Poem tidak di tipu, tapi sejak awal dia memang sudah mengecek nya bahkan ada juga Divya disamping nya, kenyataan nya, si Slime ini punya cara licik supaya bisa menambal isi file yang lama dengan file yang baru, pasti Poem melewatkan sesuatu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments