Organisasi Misterius

“Kau sepertinya mengetahui itu, dan aku juga bisa merasakan ada sekumpulan fluktuasi energi dalam diri mu yang meningkat!” ucap Poem bisa merasakan bahwa tahanan asing ini menyimpan kekuatan yang besar.

“Kenalkan nama ku Barra, kaki tangan tuan Lofsema!” balas nya sembari tersenyum lebar dan membungkukkan badan nya sedikit.

Mengetahui identitas dari tahanan asing berambut panjang itu, terbesit dibenak Poem lantas menggerakkan tangan kanan nya dengan cepat kearah tahanan yang mengaku bernama Barra itu, normal nya manusia biasa takan bisa menghindar apalagi menahan nya, namun Barra memakai kedua tangan nya bisa menangkap tangan Poem itu sebelum berhasil mengenai kepala nya.

Sangat disayangkan para sipir sebentar lagi mungkin tempat ini akan terekspos, membuat keadaan jadi semakin merepotkan, memang benar para penjaga penjara yang tadi melarikan diri, mereka segera berkumpul lagi sambil memanggil bala bantuan dari para tentara, Poem yang tahu akan hal itu berencana menghancurkan tempat ini, tapi ternyata Barra lebih dulu bertindak, dia menghentikan satu kaki nya, “Drrreeettt!” seketika gedung penjara ini runtuh.

“Selamat tinggal penerus Loftwod, kita pasti akan bertemu lagi!” kata nya tersenyum, lalu pergi begitu cepat dari sana.

Kesempatan yang sudah diberikan oleh si Barra ini juga tidak disia-siakan oleh Poem, dia pun segera pergi dari tempat tersebut, karena penjara Nusa Kambangan ini terletak disuatu pulau terpencil, dengan kebebasan ini Poem berniat menaiki sebuah perahu untuk kembali ke kota tempat keluarga nya berada.

Ditengah perjalanan itu, Poem berpikir mengenai perlukah pembalasan, hingga akhirnya dia memutuskan untuk diam-diam menengok nasib ke dua orang tua nya dulu, baru menetapkan apakah dia akan membalas dendam atau tidak.

2 hari kemudian, Poem berhasil menyeberangi Pulau, dan saat ini dia sudah berada di pulau jawa, salah satu dari 5 pulau terbesar di negara tempat ia tinggal selama ini.

Poem tidak langsung bergerak, dia menunggu sampai malam hari, ketika semua orang tertidur, apalagi kemungkinan berita mengenai kehancuran penjara Nusa Kambangan sudah tersebar luas di nagara ini.

Bulan pun telah menggantikan matahari, kini setelah lepas dari penjara ia untuk pertama kalinya, akan mencoba memaksimalkan kekuatan nya ini, kebetulan saat ini dia berada cukup dekat kepada sebuah kota, kota yang cukup besar, dan cukup padat.

Gemerlap nya lampu-lampu perumahan, ditambah gedung-gedung sedikit membuat malam ini menjadikan Poem merasakan kebebasan kembali, meskipun dia hanya dipenjara selama beberapa bulan saja, namun keadaan sunyi, sepi dikala harus sendirian di dalam penjara isolasi, ingatan tersebut masih terkekang di kapala Poem.

Tujuan Poem datang ke kota ini tidak lain, karena dia mengingat cuplikan mengenai diri nya dimasa lalu mengenai dia yang bisa menyerap petir di langit ketika terjadi badai, dan Poem mencoba mengaplikasikan nya di kota karena tersimpan banyak aliran listrik didalamnya, hingga tanpa sadar Poem sudah berada di bagian tengah kota, Poem pun kemudian menarik nafas nya dalam-dalam, seketika itu pula tubuh nya mengeluarkan bercakan-bercakan kilat layaknya petir-petir kecil, lalu keluar lah semua gelombang transparan menyebar sampai ke seluruh kota, tak lama sesudah gelombang tadi itu tersebar, satu per satu gedung-gedung didekat nya tiba-tiba mati lampu, hingga semakin lama, merambat ke gedung lain nya, alhasil terlihat seluruh isi kota ini telah gelap gulita.

Ini semua terjadi dari apa yang Poem ketahui berdasarkan masa lalu nya, sebab Poem menyerap aliran energi listrik yang mengaliri kota tersebut, pada dasar nya, alasan Poem bisa menyerap energi listrik tanpa adanya perantara yang dapat menghubungkan dirinya dengan aliran listrik, dikarenakan tubuh milik nya sesudah membangkitkan kekuatan dimasa lampau nya, sama hal nya bagaikan reseptor magnet yang mampu menyerap energi listrik dengan bentuk energi tak bertuan, meskipun bukan berarti dia begitu saja menarik aliran listrik keluar dari transmisinya, akan tetapi cara kerja nya ialah Poem akan memfokuskan dirinya, melepaskan sebuah gelombang kejut yang hampir tidak terlihat oleh mata, nah gelombang ini lah yang ketika terkena arus listrik di kota, menyebabkan listrik tersebut berubah menjadi bagaikan energi tidak bertuan yang mampu terlepas dari transmisi listrik nya tadi.

Selepas energi tak bertuan itu diserap oleh tubuh Poem, maka energi itu akan berubah menjadi energi Kied, sebuah energi yang telah diolah oleh tubuh, nah energi Kied ini lah yang nanti nya bisa meningkatkan kekuatan, kecepatan, maupun pertahanan dan ketahanan Poem.

Sesudah memberikan kegemparan secara masal di kota, juga kekuatan nya yang sudah pulih, Poem lekas pergi dari kota ini, kini dia bahkan sudah bisa bergerak secepat kilat, jadi tidak perlu kendaraan lagi.

Keesokan harinya, kejadian ini langsung menggemparkan seluruh negeri, banyak media-media penyebar berita, memberikan judul berita mengenai listrik kota yang tiba-tiba saja menghilang, dan secara bersamaan pemerintah menyembunyikan fakta kehancuran dari penjara Nusa Kambangan.

Disisi lain, hanya membutuhkan waktu sehari kurang saja, Poem sudah sampai di kota tempat tinggal nya dahulu, yakni Ibukota Jakarta, namun Poem masih bersembunyi, terlalu mencolok baginya berkeliaran di tengan terik nya matahari, apalagi dahulu, di kota ini lah orang-orang banyak mencaci dirinya tanpa tahi cerita sebenarnya.

Poem Sudah berada didepan rumah nya, “Tok… Tok… Tok…”

“Anda siapa yak?” seorang pria yang tidak dikenal keluar dari rumah lama Poem.

Poem pun jadi bingung, rumah ini benar tempat tinggal nya dahulu, ukuran nya pun masih sama, bahkan tetangga nya pun juga tidak berubah, lingkungan pemukiman yang tampak biasa nya berisi orang-orang kalangan kelas ekonomi rendah.

“Tu… Tunggu jangan kau tutup dulu pintu nya… Tuan apakah kau tahu dimana tempat tinggal keluarga yang sebelum nya menempati tempat ini?” tanya Poem yang tidak bisa menahan dirinya.

“Ah? Kau gila… Gk ada urusan kali antara keluarga saya dan keluarga sebelum nya, pergi sana!!!”

Karena takut membuat keributan dan membuat tetangga lain nya menyadari kehadiran Poem, Poem pun pergi dari tempat tersebut.

Dalam dirinya, Poem percaya pada firasat nya bahwa keluarga nya yang hilang berhubungan dengan dalang dibalik semua ini, maka dari itu Poem memutuskan untuk bertemu Bim, atau rekan kerja nya dahulu yang menjebak Poem hingga akhirnya membuat Poem berakhir di penjara, syukurlah Bim masih bekerja sebagai pelayan di restoran.

Pelan-pelan Poem masuk ke restoran, terbesit sebuah kenangan pada saat-saat kehidupan damai nya, agar tidak berlama-lama, Poem pun menempelkan tangan nya pada dinding, seketika listrik di restoran pun padam.

“Wah!!!”

“Pelayan! Pelayan! Kenapa mati lampu?” teriak para pelanggan.

Kesempatan ini pun tidak disia-siakan oleh Poem, karena kemampuan nya telah dibangkitkan kembali, menggunakan kemampuan itu, membuat semua indera Poem meningkat, oleh sebab nya kegelapan di restoran ini tidak dapat menghentikan nya, Poem langsung menyekap mulut Bim, membawa nya, dan dengan cepat nya pergi dari sana.

Sekejap Poem telah berada ratusan meter dari restoran, tapi karena tadi dia terlalu kencang, mengakibatkan si Bim ini pingsan, Poem pun harus menunggu sampai diri nya sadar

.

Beberapa waktu kemudian, Bim pun telah sadar, betapa kaget nya dirinya, melihat sekeliling nya, yang berbeda dari tempat restoran nya, “Hah… Dimana ini?”

“Apakah kau sudah sadar?” tanya Poem segera sesudah melihat Bim sadar.

“Ti… Tidak mungkin! Kau si pecundang itu! “ wajah penuh ketidak percayaan tampak dari muka Bim, sementara itu Poem membalas perkataan nya dengan senyum yang lebar.

“Jawab pertanyaan ku! Siapa dalang yang memerintahkan dirimu itu?” Bentaknya, Poem juga menendang pundak Bim cukup kencang.

“Hahahah… Bagaimana narapidana seperti mu bisa lepas?” sambil tertawa, Bim menunjukan ekspresi meledek kepada Poem.

Melihat sikap Bim yang begitu santainya tanpa rasa bersalah sedikit pun, emosi didiri Poem semakin menguat, pupil mata Poem berubah menjadi biru, beberapa kilatan listrik keluar dari tubuh Poem, merespon apa yang ditunjukan oleh Poem, tampak raut wajah Bim menjadi pucat, tubuhnya menjadi tegang, Bim juga mengucapkan perkataan yang tidak dipahami oleh Poem, “Tidak mungkin kau salah satu dari orang-orang yang dibangkitkan!”

Terpopuler

Comments

suryanih saja

suryanih saja

Jangan kasih nafas Thor si Bim ini, kurang ajar dia 💪

2021-11-06

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!