Setelah kejadian di loby Pandu pergi kesebuah ruangan VIP yang khusus disiapkan untuknya.
Ruangan tersebut sangatlah tertutup bahkan terdapat sihir yang melindungi ruangan tersebut dari serangan luar atau menjaga kerahasiaan orang orang didalamnya, ya semacam sihir kedap suara.
Disaat Pandu tengah duduk di kursi sofa ditemani kue dan teh hangat seorang pria dengan pakaian tuxedo dengan rapi memasuki ruangan tersebut.
"Apa kabar mu anak muda" ucap pria tersebut.
"Baik, em anda siapa ya?" tanya Pandu.
"Oh maaf, perkenalkan namaku Satriya Rin Anggata aku adalah seorang CIO Biro Pelelangan keluarga Rin ini, apa kamu sudah mengenalku" ucap nya memperkenalkan diri dengan bergaya keren.
"Ooh... maaf aku gak kenal dengan nama Satriya apalah itu tadi, yang jelas aku disini cuma pengen ambil hadiah secepat mungkin soalnya aku masih ada hal yang perlu aku urus" ucap Pandu dengan santai sambil meminum teh nya.
'Anak ini sama sekali tidak menghargai ku sebagai seorang Presdir CIO Biro Pelelangan yang merupakan Biro terbesar di Indonesia ini' ucap Satriya dalam hati merasa jengkel dengan kelakuan Pandu.
"Ehem baiklah kalau begitu mari ikut aku kegudang penyimpanan barang berharga pelelangan kami" Satriya langsung membawa Pandu pergi ke ruang penyimpanan harta pelelangan.
Beberapa saat kemudian mereka sampai di depan sebuah pintu kayu besar dan dijaga oleh beberapa orang dan ada juga patung penjaga berderet rapi.
Kemudian Satriya mengeluarkan sebuah kartu yang mana kartu tersebut memunculkan sebuah lingkaran sihir dan begitu pula dengan pintu tersebut yang sama sama memiliki pola lingkaran sihir tersebut.
'Hem formasi sihir kunci tingkat menengah, bagus juga'
Kemudian pintu itu terbuka dan bukan hanya ada satu pintu saja melainkan ada 7 pintu yang mana setiap pintu memiliki kartu kunci sendiri sendiri.
Beberapa saat kemudian.
'Gila ini tempat penjagaannya terlalu ketat sampai sampai pintu masuk aja 7 lapis tapi sepadan dengan apa yang ada didalamnya'
Yap setelah melewati 7 pintu Pandu langsung di suguhkan dengan ratusan rak rak yang berisikan harta berharga seperti pedang, perisai, tombak, bagian tubuh moster, corn monster, kristal sihir dan masih banyak lagi.
"Silahkan kamu pilih salah satu dari semua harta yang ada di sini sebagai tanda hadiah" ucap Satriya menyuruh Pandu untuk memilih salah satu barang berharga di gudang harta tersebut.
Kemudian Pandu mulai memilih milih.
"Hem buku kirab jurus nafas angin tingkat kuning cih sampah (Membuang)... Pedang tingkat Master bintang 1, sampah juga (Membuang)... Oh ada senjata spiritual juga, hem sampah (Membuang)... " Pandu terus memilih barang yang menurutnya berharga namun semua yang ada di gudang tersebut menurutnya hanyalah sampah, namun berbeda dengan reaksi Satriya ketika melihat Pandu membuang buang barang barang tersebut.
'Ughk anak ini tidak tau cara menilai barang berharga bahkan senjata spiritual yang merupakan salah satu senjata berharga ia anggap sampah. Apa dunia mulai berubah akhir akhir ini'
Karena lelah memilih milih semua barang berharga yang ada di gudang tersebut dan ia tidak mendapatkan sesuatu yang menurutnya berharga.
Ketika ia beristirahat ia duduk diatas sebuah peti, karena penasaran pandu membuka peti tersebut dan ia menemukan ratusan cincin batu didalamnya.
"Wah banyak sekali cincinnya, apa aku boleh mengambil ini" tanya pandu.
"Ah itu cuma cincin batu yang tidak berharga dan itu sering dijumpai di dungeon" ucap Satriya.
Mendengar hal tersebut mata Pandu tampak bersinar.
"Baiklah aku akan ambil semua cincin ini" ucap Pandu.
"Apa kau yakin menginginkan sampah tersebut" ucap Satriya yang merasa kebingungan, pasalnya masih banyak harta yang lebih berharga dari cincin batu tersebut.
"Ya aku yakin karena aku menyukainya"
"Baiklah kamu boleh ambil semua kotak peti yang berisi cincin batu tersebut, lagipula itu cuma barang rongsokan yang tidak ada nilainya"
'Hehe dimatamu ini memang rongsokan tapi dimataku ini adalah gunung harta buahahaha..'
*****
Setelah itu Pandu kembali keruangan VIP sambil menikmati teh yang disediakan.
"Nah karena kamu sudah menerima hadiah ucapan tanda terimakasih, sekarang aku akan langsung ke intinya mengapa aku ingin bertemu denganmu Pandu" ucap Satriya.
"Hem apa yang ingin paman sampai kan?"
"Sebenarnya aku mengundang mu kesini karen-.." ucapnya terhenti ketika tiba tiba seorang gadis berusia 15 tahun dengan rambut kuning kepang badai dua (Yang melengkung") memasuki ruangan tersebut.
"PANDU... eh ada papa" ucapnya kegirangan ketika melihat Pandu hingga ia menyadari ada Papa-nya di sana.
"Ha papa...Ooww jadi dia itu papa kamu Ser"
"Iya dia papa aku, apa dia tidak memberi tahumu tadi" tanya Serena.
"Em kayaknya papa kamu gak ngasih tau deh"
'Gak ngasih tau apanya' batinnya menahan amarah.
"Ahaha... papa tadi sudah memperkenalkan diri kok sayang ku, mungkin dia aja yang gak mendengarkan"
"Papa telinga Pandu itu masih normal mana mungkin dia gak mendengarkan, papa pasti bohong Aku tidak percaya sama papa lagi hemp..."
"Ughm aku dibenci putriku sendiri..." Satriya dengan perasaan sedih.
"Oh iya Pandu sebentar lagi kan aku akan ulang tahun jadi aku ingin mengundang mu dalam acara ulang tahun ku besok, kamu mau datang kan iya kan" ucap Serena dengan mata bersinar.
"Ugk huh baiklah aku akan datang, oh iya aku lupa aku masih ada hal yang perlu aku kerjakan, kalau begitu aku pergi dulu ya Serena" Pandu dengan segera meninggalkan gedung Pelelangan tersebut.
"Ya sampai jumpa lagi... Aku akan menunggumu di pesta ulang tahunku"
"Ya" jawabnya sambil berlari.
"Hey bagaimana dengan yang ingin aku bicarakan pada mu nak Pandu, kembali... huh dasar anak jaman sekarang tidak mau mendengarkan orang dewasa bicara" ucap Satriya yang sebal karena Pandu telah pergi dari gedung pelelangan miliknya sebelum ia memberitahu apa yang ingin dia katakan tadi.
"Sudahlah ayah nanti juga ayah akan ketemu lagi di acara pesta ulang tahun ku" ucap Serena menenangkan hati ayahnya.
"Oh benar kah itu?" tanya Satriya yang dijawab dengan anggukan kepala oleh Serena.
"Bagus kalau begitu aku mau istirahat dulu"
............
# Rumah Pandu
Setelah mengambil hadiah dari orang tua Serena Pandu bergegas pulang karena ia tidak suka menunda nunda pekerjaan.
Setelah sampai di rumah ia langsung melanjutkan pekerjaannya tadi.
Beberapa saat kemudian...
"Huff selesai juga" ucapnya sembari menghapus keringat nya.
"Yos hari sudah mulai siang waktunya ngamen" Pandu langsung mengambil gitar miliknya dan berniat pergi ke taman kota hingga Yuha datang.
"Yo Panpan mau ngamen lagi kan" ucap Yuha.
"Ya iyalah emang apalagi yang bisa gue lakukan selain ngamen" ujarnya.
"Hehehe santai bro.. oh iya lo tau gak video ketika lo nyayi'in di gedung tua saat itu populer banget loh, lihat nih banyak yang like bahkan ada yang sampai komen sedih nih" Yuha menunjukan rekaman video nya tentang Pandu yang menyanyikan lagu sedih di atas gedung tua.
"Oh bagus sih, tapi mengapa kamu mengunggah nya diYouCup tanpa persetujuan dari ku, itu namanya merusak privasi seseorang tau" ujar nya.
"Iya iya maaf"
"Hah ya sudahlah, aku mau ngamen nih ikut gak" ajak Pandu.
"Ikut lah siapa tau ikut kamu dapat konten baru hehe.."
"Cih dasar paparazi"
Akhirnya kedua sejoli tersebut pergi ke taman, namun sebelum itu mereka mampir ke warteg bu Eni untuk mengisi perut.
Beberapa saat kemudian akhirnya mereka sampai di taman.
"Eh Pan lo gak kepikiran apa sama pacar lo si Delina" ucap Yuha menanya tentang pacar Pandu.
"Delina?.."
'ah aku ingat di dunia lama delina itu pacar ku, tak ku sangka di dunia ini ia juga pacar ku. Tapi di dunia lama Delina yang aku kenal ia merupakan seorang gadis matre yang hanya mementingkan uang dan kekuasaan. Sebab itu di dunia lama ia selingkuh dengan anak seorang pengusaha batu bara yang kaya'
"Oh aku ingat kok, tapi mungkin dia tengah bersenang senang" ucap Pandu yang tampak tidak peduli.
"...."
Disaat mereka sudah berada di taman mereka melihat Delina yang tampak duduk bersanding dengan seorang pria lain.
"Eh Pan bukanya itu Delina ngapain dia sama cowok lain"
"Hem oh... Yaudah apa masalahnya"
"APAA! Pan lo gimana sih jelas jelas pacar lo selingkuh di depan mata lo tapi lo gak peduli gitu, sebenarnya elo kenapa sih kok berubah" Yuha tampak kebingungan dengan perubahan sikap Pandu beberapa waktu ini.
"Hah oke oke, siapin hp lo kita bikin konten" ucapnya.
"Hah?" Yuha yang tampak bingung dengan apa yang Pandu katakan hanya mengikuti saja.
Kemudian Pandu berjalan mendekati mereka berdua sambil memainkan gitarnya.
JRENG!!
"Permisi, eh Delina..."
Delina yang tengah bermesraan dengan cowoknya langsung terkejut ketika Pandu tiba tiba muncul.
"Pa-Pandu..." ucapnya sedikit gemetar.
"Hem kalian saling kenal" ucap cowok disebelah Delina.
"Ah it-..."
"Ya kita saling kenal karena kita teman ya kan delina"
"Ahaha ya kita ini teman.." ucap nya canggung.
"Oh seperti itu"
"Oh iya apa kalian berdua pacaran" tanya Pandu.
"Ya kami berdua tengah berkencan"
"Ooh kalau begitu aku titip teman ku ini ya tolong jaga dia dan jangan pernah membuat dirinya menangis, karena dia adalah teman baik ku"
"Ah baiklah aku janji"
"Bagus selamat ya Del kamu sudah menemukan pasanganmu semoga kamu bahagia. Kalau begitu aku pergi dulu aku tak mau menggangu kencan kalian" Ucap nya dengan tersenyum, Kemudian Pandu pergi meninggalkan mereka berdua.
'Pandu...Mengapa kamu begitu perhatian setelah kamu melihat ini semua...'
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments