# Di Gang Kecil Rumah Pandu
Saat ini tampak ada beberapa orang pria dengan penampilan seperti bodyguard yang mengenakan pakaian kemeja hitam lengkap dengan kaca mata hitam nya.
Jumlah mereka ada 10 orang dan mereka tengah berjalan memasuki sebuah gang kecil yang di apit oleh dua buah bangunan tinggi tempat Pandu tinggal.
"Apa benar disini koordinat nya" tanya salah seorang bodyguard yang merupakan pemimpin bodyguard tersebut. Ia bertanya pada salah satu bawahannya yang tengah memegang sebuah alat pelacak.
"Menurut koordinat yang ada, benar ini tempatnya pak" ujarnya menjawab atasannya.
"Oke, kalau begitu mari kita cari nona di dalam"
"Baik pak"
Mereka pun memasuki gang tersebut yang sedikit gelap dan kotor. Hingga mereka dikejutkan dengan area yang tampak habis terbakar tepat di depan sebuah rumah kardus yang tampak reyot dan usang.
"Pak lihat di sana ada orang orang yang menangkap nona" ucap salah satu bawahannya menunjuk ke arah pojok tempat para pembunuh bayaran yang sempat Pandu lawan tadi.
Mereka pun langsung menghampiri kelompok pembunuh bayaran tersebut dan mereka langsung dikejutkan dengan keadaan para pembunuh bayaran tersebut.
"Ap-apa apaan ini, siapa yang bisa melakukan ini semua?..."
ya mereka terkejut karena para pembunuh bayaran tersebut dalam keadaan setengah telanjang dan tubuh mereka tampak gosong tak sadarkan diri dan terikat.
"Pak saya menemukan alat pelacak nona" ujar salah satu bawahan menunjukkan sebuah alat pelacak kecil yang di beri bentuk jepitan rambut pita.
"Hem maknanya nona benar benar datang ke tempat ini, kalian bertiga bawa oeang orang ini untuk di interogasi" ucapnya meminta 3 bawahannya untuk membawa para pembunuh bayaran tersebut untuk di interogasi.
"Fakus kau bakar rumah itu" ucap pemimpin tersebut meminta salah satu bawahannya untuk membakar rumah Pandu.
"Baik pak.." orang yang di perintahkan untuk membakar rumah Pandu langsung mengarahkan tangannya ke arah rumah kardus tersebut dan merapalkan sebuah mantra. Kemudian sebuah api muncul dan langsung melesat membakar rumah kardus tersebut.
Di waktu bersamaan seorang pria yang sudah hampir memasuki masa tua nya melihat rumah pandu dibakar dari luar gang sempit tersebut.
"Astaga siapa mereka itu dan kenapa mereka membakar rumah Pandu.
Gawat aku harus cepat cepat memberitahu Nak Pandu tentang hal ini" ucap pria tersebut kemudian ia lari ke arah taman.
# Di Taman.
# Pandu Debat Dengan Kak Ros
Sementara itu di taman tampak Pandu yang tengah bernyanyi dengan di dampingi oleh Serena dan Kak Ros si wanita jadi jadian dan beberapa orang di taman.
JREN
"Melihat tawamu mendengar senandungmu
Terlihat jelas di mataku warna-warna indahmu
Menatap langkahmu meratapi kisah hidupmu
Terlihat jelas bahwa hatimu anugerah terindah yang pernah 'ku miliki
^^^Sifatmu nan selalu redakan ambisiku^^^
^^^Tepikan khilafku dari bunga yang layu^^^
^^^Saat kau di sisiku, kembali dunia ceria^^^
^^^Tegaskan bahwa kamu anugerah terindah yang pernah 'ku miliki^^^
Belai lembut jarimu, sejuk tatap wajahmu
Hangat peluk janjimu, oh
Belai lembut jarimu, sejuk tatap wajahmu
Hangat peluk janjimu
Anugerah terindah yang pernah 'ku miliki
^^^Belai lembut jarimu, sejuk tatap wajahmu^^^
^^^Hangat peluk janjimu, oh^^^
^^^Belai lembut jarimu, sejuk tatap wajahmu^^^
^^^Hangat peluk janjimu^^^
^^^Anugerah terindah yang pernah 'ku miliki"^^^
[Anugerah Terindah - Sheila on 7]
"Terimakasih, terimakasih semuanya...Hehehe lumayan" ucap Pandu setelah selesai menyanyi dan melihat uang hasil ngamen-nya.
"Wah itu tadi lagu yang bagus sekali dan suara kamu merdu sekali Pandu. Ngomong ngomong apa judul lagu tadi? Apa itu lagu buatan kamu sendiri?" tanya Serena.
"Hah?? Oh itu judulnya 'Anugrah Terindah', memangnya kenapa? Bukannya itu juga lagu yañg populer?" ucap Pandu yang merasa sedikit keheranan dengan tanggapan Serena yang seakan akan iya baru pertama kali mendengar lagu tersebut.
"Tidak, aku tidak pernah mendengar lagu seperti itu sebelumnya"
"Itu benar Pandu ku sayang, kakak ini baru pertama kali mendengar lagu yang sangat romantis seperti tadi ditambah dengan suara merdu dari Pandu ku sayang ah.."
"Diam lah kau dan berhentilah memanggil ku 'sayang ku Pandu' aku gak suka sama sekali"
"Huh... apa kamu yakin belum pernah mendengar lagu tadi dari grup ben Sheila on7" tanya Pandu.
"Aku belum pernah mendengar nama grup ben tersebut"
'Kok aneh ya, biasanya lagu ini sangat populer apa jangan jangan memang belum ada yang menyanyikan lagu ini atau memang tidak ada karena ini dunia yang berbeda? Hanya satu cara untuk membuktikannya'
"Em kalau begitu bagaimana dengan lagu Bukti atau Surat Cinta Untuk Starla" Pandu pun memberikan pertanyaan tentang kedua judul lagu tersebut.
Dan jawaban mereka hanya gelengan kepala.
"Tidak kami tidak tau itu lagu yang kamu maksud, soalnya sangat jarang orang bernyanyi kebanyakan orang lebih suka bertarung dan berburu menyelesaikan read dungeong yang ada"
"Ooh seperti itu.."
'Yey artinya aku bisa menjadi seorang musikalitas yang terkenal dengan semua lagu lagu yang aku punya dari duniaku sebelumnya..Akhirnya impian ku akan terwujud hiks..'
Disaat ia tengah merenung bahagia tiba tiba seorang pria paruh baya datang dengan keadaan ngos ngosan karena berlari.
"Hah hah huf.. ga-ga-gawat nak Pandu" ucap pria tersebut yang langsung panik.
"Pakde Joko ono opo to kok melayu melayu kiy" ucap Pandu menggunakan bahasa Jawa.
"Kae lo le omah mu ono sek mbakar" ucap Pakde Joko yang merupakan tukang becak yang ada di dekat rumah Pandu.
"Opo/apa di bakar..."
Pandu, Serena dan Kak Ros pun dibuat terkejut dan langsung berlari menuju rumah Pandu.
"Woo jan anak jaman sekarang rak eneng toto kromone babar blas.. aduh boyok ku"
[Yang gak tau bisa tanya teman atau orang tua ya. Soalnya cerita ini bakalan menggunakan beberapa bahasa dari beberapa daerah biar lebih nyentrik, jadi mohon di maklumi]
..._____________*************____________...
# Di Gang Rumah Pandu
Pandu berlari dengan tergesa gesa di ikuti Serena dan Kak Ros di belakang. Ketika mereka sampai di persimpangan gang rumah iya melihat beberapa orang berpakaian rapi mengenakan jas hitam dan kaca mata keluar dari gang rumah nya.
Karena Pandu lebih mencemaskan keadaan rumahnya ia mengabaikan orang orang tadi dan langsung berlari melewati mereka dan iya mendapati bahwa rumahnya benar benar terbakar.
"Sialan.." Pandu langsung menerobos masuk kedalam rumah nya yang tengah ter bakar.
Sementara itu para pria tadi berhenti ketika melihat Serena.
"Oh Nona Serena akhirnya kami menemukan anda"
"Apa nona Serena baik baik saja"
"Nona Serena ayah anda sangat mencemaskan anda"
Mereka langsung melontarkan berbagai pertanyaan kepada Serena.
Serena yang kesal langsung membentak mereka.
"Kalian semua menyingkir lah dari jalan ku" ucap Serena dan ia langsung berlari memasuki gang kecil tersebut dan mendapati rumah kardus tempat Pandu tinggalin telah termakan oleh si jago merah.
"Aap-apa yang terjadi disini.."
Kemudian dari rumah kardus yang tengah terbakar tersebut Pandu tiba tiba keluar membawa beberapa barang miliknya berupa bingkai foto yang sebagian telah terbakar, kalung liontin dan sebuah boneka harimau yang bertampal tampal dan dalam keadaan hampir terbakar.
"SIAPA YANG MEMBAKAR RUMAHKU..." ucap Pandu dengan lantang sambil menundukkan kepala nya.
Namun tak ada respon sama sekali dari para bodyguard tersebut.
"AKU KATAKAN SEKALI LAGI SIAPA YANG TELAH MEMBAKAR RUMAH KU.." Ucap nya lebih lantang.
Hingga salah satu bodyguard yang merupakan orang yang membakar rumah Pandu berkata.
"Aku yang telah membakarnya, memangnya kenapa ha hanya rumah sampah seperti itu lebih baik dimusnahkan saja menggangu pemandangan tau tidak bocah miskin.." ucap nya penuh dengan hinaan dan cacian.
Pandu yang sedari tadi mendengarkan kata kata hinaan tersebut mulai di buat marah.
"Orang miskin! Rumah sampah! Kau fikir kau siapa hah.." ucap Pandu yang tiba tiba menghilang dari tempatnya dan dalam waktu kurang dari satu detik ia telah berada tepat di hadapan pria tesebut dan langsung menghantam perutnya dengan kuat hingga ia terpental keluar dari gang menuju jalan trotoar seberang sampai menabrak pohon sampai tumbang.
"...Hhuf memangnya kenapa jika aku orang miskin dan memiliki rumah seperti sampah ha! Kau itu hanya orang sombong yang hanya mengandalkan uang untuk segalanya tampa berusaha... Kau boleh menghinaku tapi jangan pernah merusak apa yang berharga milikku" ucap Pandu sambil mengeluarkan tekanan aura kematian yang dapat menekan semua orang terkecuali Serena dan Kak Ros.
"Ugk tekanan apa ini.."
"Ughk aku ti tidak bisa bernafas"
"Anak ini memiliki aura yang begitu kuat di usia muda..sayang kami telah mencari masalah dengannya.."
Semua orang langsung mengalami tekanan yang sangat kuat, kemudian Pandu menghilangkan tekanan tersebut dan berjalan menyeberangi jalan dan langsung mencekik kereh pria tadi.
"Hey katakan apa tujuan mu membakar rumahku dan siapa yang menyuruhmu. KATAKAN.."
"Ughuk aku tak akan pernah mengatakannya.." ucap nya dengan keadaan yang buruk.
"Oh begitu, kalau begitu matilah" Pandu lansung menghantam kan tubuh pria tersebut ketanah hingga hanya menyisakan kaki nya sajadi permukaan.
Setelah itu Pandu berjalan kembali menghampiri orang orang berpakaian hitam tadi.
"Aku ingin bertanya siapa pemimpin kalian disini" ucap Pandu dengan nada pelan namun mencekam dan memberikan sorot mata seorang predator yang menginginkan kematian dari mangsanya.
Hingga salah satu orang berjalan mendekatinya.
"Aku pemimpinnya dan aku yang memintanya untuk membakar rumah mu. Aku sungguh minta maaf karena telah tidak sengaja membakar rumah mu" ucap pemimpin tersebut yang langsung memohon maaf dengan menundukkan kepala nya.
"Oh tidak sengaja ya! Kau fikir aku bodoh apa, jelas jelas kau yang berkata kau yang menyuruhnya itu artinya sengaja.." Ucap Pandu yang langsung menghajar perut pemimpin tersebut hingga terlempar keatas dan sekali lagi Pandu menghilang dan dalam sekejap ia telah berada di atas pemimpin tersebut dalam keadaan siap menendang nya ke bawah.
Boom!!
Tubuh pemimpin tersebut langsung menghantam ke tanah hingga membuat sebuah cekungan dangkal.
Semua orang yang melihat hal tersebut dibuat tercengang dengan kekuatan Pandu.
"Anak itu kuat banget.."
"Gila, dia bisa melakukan tendangan seperti tadi hebat"
"Aah~ Pandu ku ~Sayang memang hebat.."
Orang orang yang sebelumnya mendengar adanya keributan langsung berkumpul dan menyaksikan bagai mana Pandu menghajar pemimpin bodyguard dengan mudahnya.
Kita kembali ke Pandu
Setelah melakukan serangan tadi Pandu langsung berjalan menghampiri pemimpin bodyguard yang tengah tergeletak lemas akibat serangannya barusan.
Ketika ia sudah berada tepat di dekat pemimpin tersebut ia berniat menginjak kepala pemimpin tersebut, namun..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments