Dendam Dalam Pernikahan Kontrak
...***...
"Nona Liz, bagaimana ini? Peran anda tergeser oleh Maya, dia adalah keponakan dari sutradara kita." Kata seorang gadis berambut pendek itu, wajahnya terlihat panik. Dia adalah Nana.
"Tenangkan dirimu oke? Kalau begitu, kita keluar dari film itu, tidak ada susahnya bukan?" Sahut gadis itu dengan santai, beserta senyuman di wajahnya, dia adalah Firlizy.
"Nona tidak marah? Nona berusaha keras untuk mendapatkan peran ini loh? Tapi dia, hanya karna keponakan sutradara mendapatkan peran itu dengan mudah?" Nana masih kesal, apalagi di tambah dengan ekspresi nonanya yang selalu tersenyum.
"Tidak masalah bukan? Bukan kah hal ini sudah biasa? Orang dalam loh," Sahut Liz masih dengan senyumannya.
Nana menghela nafasnya.
Manisnya..., wajah nona Liz, bukan hanya wajahnya yang cantik dan menarik, tapi sifatnya sangat penyayang dan lemah lembut.
"Hadeh bagaimana bisa orang sebaik anda menerima nasib buruk,"
"Tidak apa-apa bukan. Menambah pengalaman, oh ya dimana Vasa?"
"Mbak Vasa bilang pergi ke kampung halamannya tapi ini sudah seminggu semenjak kepergiannya, tapi kenapa dia belum kembali." gumam Nana.
"Apa Vasa tidak menghubungi? Menelpon misalnya?"
Nana menggeleng yakin.
Tiba-tiba ada yang memencet bel rumah mereka. Keduanya saling bertatapan lalu keluar untuk melihatnya.
Liz bisa melihat beberapa orang pria berjaket hitam.
"Kami di sini untuk menagih hutang mu, kau berjanji untuk membayarnya hari ini." Kata salah satu pria itu.
Liz menaikkan sebelah alisnya. "Aku? Berhutang? Pada kalian? Sejak kapan? Perasaan ga ada deh?"
Pria itu meminta sebuah berkas kepada temannya. "Satu minggu yang lalu, kau menyuruh manajermu Vasa untuk meminjam uang pada bos kami senilai 15 M, beserta bunga yang tertera."
"Maaf ya, tapi yang berutang dia, bukan aku. Tagih pada Vasa, jangan pada ku." Sahut Liz enteng.
"Tapi di sini jelas terletak tanda tangan anda, nona Firlizy."
Liz dan Nana mendekatkan pandangan mereka pada berkas itu. Benar saja, ada tanda tangan Liz di sana.
Nana ingat, waktu itu Vasa pernah memaksa Liz untuk tanda tangan sebuah kontrak. "Jadi kontrak yang Vasa maksud itu palsu? Dia meminta tanda tangan nona untuk pinjaman ini?"
Liz menghela napasnya. "Baiklah, aku akan membayar segalanya besok pagi. Beri aku waktu, soalnya ini dadakan. Aku tidak tau manajer ku menipu ku."
Tampak beberapa pria itu sedang berdiskusi. "Baiklah, kami setuju, besok pagi kami akan datang lagi, dan semua uangnya harus ada."
Liz hanya tersenyum manis, dan mereka segera pergi.
"Nona Liz, bagaimana ini? Bagaimana bisa anda membayar semua ini, bahkan peran penting anda sudah tergeser." Kata Nana khawatir, itu jelas terlihat dari wajahnya.
"Kalau begitu, aku minta maaf Nana. Tapi aku harus memecat mu, aku tidak bisa lagi memperkerjakan kamu. Kamu bisa pergi sekarang, soal hutang ini, biar aku yang tanggung. Dan oh ya, ini gaji terakhir mu, dan ini bonus yang mampu aku bayar." Liz memberikan sebuah amplop pada Nana.
Nana menatap Liz penuh haru, dia bahkan hampir menangis. "Tidak Nona, Nana tau nona Liz sedang butuh uang itu. Jadi Nona tidak perlu membayar gaji Nana, bahkan Nana akan bekerja untuk membantu melunasi hutang itu, ah ya Nana juga masih punya tabungan gaji selama ini, Nana akan memberikannya pada nona meskipun tidak seberapa tapi i--"
Liz tersentak halus, dia menutup mulut Nana dengan jari telunjuknya. "Ambil ini, simpan, dan pulang, cari pekerjaan baru. Aku masih bisa melunasi ini, aku punya tabungan. Jadi pulang lah Nana." Liz menutup pintu rumahnya dan segera masuk.
Nana hanya diam mematung di depan rumah Liz.
Vasa!! Kau jahat sekali, bagaimana mungkin kau bisa mengkhianati Nona Liz! Padahal dia begitu baik pada kita! Dia bahkan tidak perhitungan! Aku..., akan membantu Nona Liz bagaimanapun caranya.
...***...
Liz duduk di depan Televisi yang masih menyala itu, beritanya memunculkan informasi tentang posisi Liz yang di ganti oleh keponakan sutradara itu.
Liz mengambil ponselnya. "Jadi Vasa? Apa kau sudah jauh? Uangnya sudah kau sumbangan bukan?"
"Aku di kampung halaman kita, aku tidak akan membuat sekolah gratis kalau sampai kau belum melunasi hutangnya. Uang ini jaga-jaga kalau kau gagal menjebak pria busuk itu, Devan. Bagaimanapun juga, kau tidak boleh masuk penjara." sahut perempuan di sebrang telepon sana. Ya seperti yang Liz sebutkan, dia adalah Vasa, mantan manajer Liz.
"Tenang saja, aku akan baik-baik saja. Thanks." Liz mematikan ponselnya. Ternyata ini memang adalah rencananya.
"Aku jadi kasihan pada Nana, dia pasti sangat khawatir. Dia tidak tau, apa permainan yang Nona Liznya ini mainkan. Aku lah yang meminta Vasa untuk berhutang dengan rentenir, sebanyak itu. Tapi Nana ya?" Liz tersenyum hangat. "Aku tidak akan melupakan mu, dan ketulusan hati mu, Nana."
Tidak menerima gaji, dan dia bahkan ingin memberiku tabungannya? Maaf Nana, aku harus memainkan drama ini, demi bisa balas dendam, kepada ... mereka.
Liz mengambil sebuah bingkau foto, terdapat foto tiga oranh disana,
"Kau Lathifa Kanneira, kau Arfenik Arkasa dan yang paling utama balas dendam ku, adalah kau Tara Mahendra. Aku akan balas dendam dengan kalian, melalui dia, putra kesayangan kalian. CEO hebat, Devan Arkasa."
Liz menatap Tivinya, entah bagaimana dia tau bahwa Televisi sedang menayangkan berita Devan dan kesuksesannya membesarkan Arkasa group di kancah internasional.
"Akan ku buat kau jatuh cinta padaku, cinta yang akan menyiksa mu, seperti cinta yang menyiksa mama Deyna! Bukan hanya dengan hati, kau akan mencintai ku dengan jiwa. Hingga aku bisa menghancurkan hati mu, dan jiwa mu akan tergoncang, kau akan menderita seumur hidup mu. Dengan begitu, tiga orang ini akan merasakan penderitaan yang mama Deyna rasakan!" Tanpa Liz sadari, air matanya sudah menetes. Perih sekali mengingat bagaimana penderitaan Deyna selama ini.
Tring!!!!
Ponsel Liz berbunyi, gadis itu mengangkatnya.
"Hotel Xever, kamar 53, kesana lah, Devan sedang dalam keadaan tidak baik-baik saja." Kata orang itu dari sebrang sana.
"Ah terima kasih, kau memang bisa diandalkan." Sahut Liz begitu senang.
"Apa kau yakin? Kau sedang menghancurkan karir yang kau bangun susah payah loh? "
"Tidak masalah, semua akan aku lakukan demi balas dendam ini."
Terdengar helaan napas dari sebrang telepon sana. "Good luck for you. Aku tutup dulu, sangat bahaya."
Liz tertawa bahagia. Dia bangkit berdiri, tanpa persiapan langsung menuju tempat yang dikatakan orang itu.
Devan Arkasa, hari-hari penderitaan mu akan segera di mulai. Dan Tara, kau akan melihat putra kesayangan mu jadi gila.
...***...
...Yang nanya kisah Tara Deyna? Engga ada ya, adanya Liz sama Devan. Soal Shiren? Bulan depan oke ^^...
Disarankan liat Novel My Crazy Boss lebih dulu
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 88 Episodes
Comments
Lamsiah Lamsiah
thor gimana kisahnya dan awal mulanya itu dayna sama siapa ituuu ahh jadi tololet omm
2023-09-01
0
Siti Mas Ulah Ulah
kisah shiren sama riyan vania season 2 dihapus ya,q cari kk g da?
2023-01-11
0
Fitriea
oke ..rada tau sekarang alurnya .. karena nyebu deyna ..
2022-07-26
0