...***...
"Aaa apa ini? Nona Firlizy?" Sapa seseorang dari belakang Liz. Liz menoleh ke belakang, dia bisa lihat artis yang berhasil menggeser posisinya melalui orang dalam.
"Maya?" Sapa Liz dengan senyuman. "Kau di sini juga? Mau ikut bergabung untuk makan? Aku rasa ini cukup untuk kita berdua." Kata Liz menunjukkan meja yang penuh dengan makanan itu.
"Aku ingin sekali bergabung, tapi Kak Liz, aku tidak bisa, kau tau kan aku mendapat peran utama dalam film baru itu. Akan sangat buruk kalau berat badan ku bertambah, ya aku iri dengan mu yang menganggur dan bebas memakan apapun." Katanya dengan nada dan tatapan menyindir Liz.
"Ya sayang sekali, kalau begitu aku akan makan sendiri." Sahut Liz masih dengan senyuman hangat dan suara yang lembut.
"Tapi Kak Liz, kau juga harus menjaga berat badan mu, atau kau tidak akan di tawarkan kontrak lagi."
"Aaa terima kasih atas perhatian Maya, Tidak masalah berat badan ku bertambah sedikit, yang terpenting kualitas akting ku bukan?"
Maya menghentakkan kakinya, kesal sekali rasanya melihat Liz sama sekali tidak marah ataupun menunjukkan ekspresi kesal.
"Kalau begitu aku pergi dulu, aku harus syuting. Daaa kak," Maya pergi, namun Liz hanya melambaikan tangannya dengan senyuman manisnya.
Liz bangkit berdiri, dia mendekat ke arah dua pelayan yang sedari tadi berdiri menggosip dan merekam aksi mereka. Liz mengambil ponsel yang digunakan untuk merekam itu. "Ga boleh gitu ya, ga boleh hancurin karir orang, dia juga udah usaha." Kata Liz dengan suara yang lembut, dia menghapus video itu, tersenyum manis lalu kembali ke mejanya. Ah dia tidak sedang syuting, tapi kenapa suka sekali berakting!
Tapi kedua pelayan itu menatap Liz penuh kekaguman, mata mereka berbinar takjub.
"Dia artis, tapi tidak sombong dan rendah hatii. Aaaa, Nona Lizz." Bisik salah satunya.
Ya ampun, Maya kau hanya tikus kecil. Aku benar-benar tidak ingin mengurus mu karna banyak hal yang ingin aku urus. Jadi, berhenti mengusikku.
Liz menatap makanan manis yang ada di meja itu, dia membuka telponnya. Dia memanggil pelayan untuk segera membungkusnya.
^^^Bagaimana uangnya sudah masuk bukan? Tolong buat panti asuhan untuk anak jalan, Vasa aku percayakan padamu. ^^^
Vasa:
Apa-apaan kau ini, kita sudah bersahabat sejak kecil bukan? semuanya akan baik-baik saja. Jangan khawatir padaku, kau harusnya mengkhawatirkan diri mu sendiri.
^^^Jangan khawatir, aku baik-baik saja, dan semuanya akan berjalan lancar. ^^^
Apa orang sombong itu memperlakukan mu dengan buruk? Jika dia bersikap buruk, tinggalkan saja dia dan semua itu, kembali ke sini. Lupakan balas dendam itu. Jangan sampai melewati batas dan malah menyiksa diri sendiri.
^^^Tenang saja, aku hadir untuk memberinya penderitaan, bukan menambah penderitaan ku. See you, aku percaya pada mu Vasa. ^^^
Aku mendoakan yang terbaik untuk mu Liz.
^^^Liz menutup ponselnya,^^^
"Ini dia nona, terima kasih sudah berbelanja di sini." kata pelayan itu ramah. "Oh ya, boleh berfoto, saya penggemar anda." Katanya antusias.
Liz tersenyum lembut. "Kenapa tidak? Aku ada karna kalian para penggemar yang mendukung ku." Suara Liz begitu lembut dan menghangatkan telinga.
Pelayan itu mengambil gambar dengan Liz, tampak wajahnya merona tersipu senang. "Aaa makasih nona Liz,"
Liz tersenyum hangat. "Terima kasih kembali," Liz membawa belanjaan itu pergi. Dia masuk ke dalam mobilnya.
Liz mulai menjalankan mobilnya, dia melaju dan berhenti di bawah jembatan. Ia dengan senyuman hangatnya memberikan semua makanan mewah itu pada anak jalanan dan pengemis di jalan, bukan hanya itu Liz juga memberikan mereka uang secukupnya.
Yang Liz tidak tau, ada seseorang yang mengamati gerak geriknya dari tadi. Dia adalah orang suruhan Devan untuk memgawasi tingkah Liz.
...***...
...Tring! ...
Notifikasi itu berbunyi di tengah-tengah rapat, tapi tak ada yang boleh marah, soalnya itu milik Devan. Ya begitu berkuasanya CEO satu ini, bahkan Klien tak berani menegurnya. Devan membuka pesan itu.
Nona Liz berbelanja banyak, lalu di bagikan ke anak jalanan beserta pengemis pinggir jalan. Bukan hanya itu, Nona Liz juga memberikan mereka uang.
Devan tersentak halus, bukan hanya pesan, orang suruhannya juga mengirimkan beberapa foto. Itu adalah foto Liz yang sedang berbagi.
Devan menarik senyuman miringnya, dia terlihat begitu senang. Semua orang yang ada di sana mendadak diam, soalnya jarang sekali mereka melihat CEO kejam ini tersenyum begitu senang.
"Tuan muda, bisa kita lanjutkan rapatnya?" Tanya Anna, soalnya dia yang sedang presentasi. Lagipula sangat tidak enak pada klien saat ini.
"Ya, mari kita lanjutkan." Sahut Devan menyimpan ponselnya. Tapi senyumannya masih belum pudar.
Menarik..., Si gadis maniak uang ingin berbagi? Ah, sepertinya ada perbedaan antara Wanita ular itu dan si maniak uang. Aku jadi tidak sabar melihat kedua wanita pecinta uang ini bertemu. Itu pasti sangat menarik. Ah, aku menemukan mainan yang bagus kali ini.
...***...
Liz duduk di mobilnya, dia menatap ponselnya. Masih belum ada kabar dari informannya soal mantan Devan. Padahal Liz butuh itu untuk di pelajari, agar Devan bisa jatuh hati padanya.
Oh ya, hari udah sore. Bentar lagi Devan pulang, aku harus pulang. Ah ya, makanannya?
Devan:
^^^Suami ku~ sayang~ Untuk makan malam, harus aku persiapkan khusus? Atau masakan para pelayan. Oh ya, aku bisa masak loh, dan dijamin enak, mau coba. ^^^
Asal tidak ada racunnya tidak masalah.
^^^Jam berapa pulang? ^^^
7
^^^Kalau begitu kerja yang semangat ya suami ku~ harus dapat banyak uang biar bisa menafkahi ku~^^^
Ya ampun, aku tidak menyangka aku bisa menulis pesan semenjijikan ini. Ah ya sudahlah, aku harus pulang. Orang bilang, ambil hati pria melalui perutnya. Aku rasa aku akan coba hari ini.
Makan malam ya? Aku akan masak apa? Makanan kesukannya apa? Aaa aku tidak tau. Eh! Tapi pelayan rumah pasti tau kan.
Liz menutup ponselnya, dia menjalankan mobilnya segera kembali ke rumah.
...***...
Dari kantor Devan tersenyum miring, menatap layar ponselnya.
"Entah sudah berapa kali anda tersenyum sejak bertemu dengan nona Liz, meski senyuman itu aneh. Biasanya saja anda tidak pernah tersenyum, bahkan saat memenangkan proyek miliyaran rupiah." Kata Anna yang ada di depan Devan. Keduanya memang sedang membahas suatu hal.
"Jaga batasan mu Anna. Oh ya, atur jadwal agar aku bisa pulang pukul 6." Sahut Devan dingin.
Anna terdiam. "Jadwal anda harusnya sampai jam 10 sih. Baiklah, saya akan atur sampai pukul 6 saja."
Vin menatap Devan, Vin tau perubahan apa yang terjadi pada tuan mudanya.
Tapi, tuan muda itu mengerikan. Dia pasti masih menganggap Nona Liz sebagai mainannya.
...***...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 88 Episodes
Comments
Katherina Ajawaila
Devan kaya nya Sudan mulai live dgn Liz
2023-04-21
0
♕𝒴𝓾𝓛 🐍👏꧂
tp baru kali ini sih keturunan arkasa gk petakilan..
apa blm kelihatan ya wujudnyaa...🤭🤭
sedangkan dr nathan n arfen aja 11 12 jiplakan nathan bnr sih arfen.. 🤣🤣🤣
2021-06-25
4
My_ChA
Devan si tampan yg dingin dan misterius
2021-06-21
1