...***...
^^^Aku udah nikah sama dia, dan sekarang masuk ke rumahnya, thanks semua infonya. Btw, aku masih butuh informasi soal mantannya itu? Bisa cariin kan? ^^^
Pesan itu Liz kirimkan pada informannya.
Oke, ntar aku kirimin. Aku bahagia banget kamu berhasil, semoga balas dendamnya lancar ok. Good luck beby.
Liz dan Devan saat ini sudah ada di mobil, bersama dengan Vin yang menjadi supir. Ya setelah mereka kembali dari KUA. Pernikahan yang benar-benar tidak ada kesaannya, bermodalkan tanda tangan?
"Simpan benda itu, atau akan ku buang." Kata Devan dingin.
"Oke oke." Liz menyimpan ponselnya. "Oh ya, kenapa di pernikahan kita orang tua mu tidak datang?"
"Ketahui batasan mu,"
Liz langsung diam mengerti. Mereka sudah sampai, dan langsung masuk ke dalam rumah itu. Di depan gerbang saja mereka sudah di sambut beberapa pelayan, ah beberapa? Itu banyak sekali.
Harus Liz akui, ini rumah yang sangat besar.
"Apa seorang artis tak pernah melihat rumah sebagus ini?" Sindir Devan, ah makin lama mulutnya makin tajam. Devan berjalan masuk, Liz hanya mengikutinya, tidak ada omongan apapun yang menyinggung gadis itu.
Vin berhenti sebentar, dia menatap kepala pelayan, Pak Jaka namanya. "Dia adalah istri Tuan muda, berita ini tidak boleh di publik, berita ini hanya di ketahui orang-orang rumah ini, bahkan keluarga Tuan muda tidak tau, jadi kalian tetap harus rahasiakan. Tapi bukan berarti kalian bisa bersikap seenaknya pada nona muda. Dengar, dia adalah Nona Firlizy, bagaimanapun dia istri tuan muda. Jadi, hormati dia, dan dengarkan semua perintahnya."
"Baiklah, kami mengerti Tuan. Kami akan menjaga nona muda dengan baik."
...***...
Devan dan Liz masuk ke dalam kamar. Liz langsung membantingkan badannya di kasur. Dia tersenyum riang dan bahagia.
"Apa kita akan satu kamar! Ahh serius?! Senangnya, mungkin saja pernikahan kontrak ini bertahan selamamya karna kau jatuh cinta pada ku, dan aku akan menjadi nyonya muda, aahhh aku ini titisan cinderala, a--" Ucap Liz ceplos, dia uring-uringan sembari memeluk guling itu. Bertingkah seolah dia begitu senang dengan ini.
"Diam lah, kau bukan cinderalla. Dan Cinderella itu hanya dongeng." Devan berdiri di depan cermin, dia ingin melepas dasinya.
"Sayang~ apa mau aku bantu melepas dasinya?" tanya Liz dengan suara manjanya.
"Diamlah itu sangat menjijikan."
Liz bangkit, dia mendekat ke arah Devan. Liz dengan manjanya memegang lengan Devan sembari menampilkan senyuman manisnya. "Hey hey Tuan muda, apa kita akan melakukan itu?"
Devan menaikkan sebelah alisnya.
"Ituuu..., hubungan suami istri." Pipi Liz merona, suaranya memelan, dia sangat imut saat ini. Tapi, itu akting kan? Artis ini memang benar-benar berbakat.
Devan tersenyum miring menatap Liz. "Kau mengharapkannya?"
Liz mengangguk mantap. "Ya ya, soalnya kalau aku hamil dan mengandung anak mu, kau gak mungkin mencampak kan aku. Dan aku akan tetap hidup kaya bergelimang harta, ah atau mungkin aku akan mendapat status itu." Kata Liz enteng.
"Apa yang ada di otak mu sampai kau pikir aku akan menyentuh mu? Pergilah mandi, kau sangat kotor saat ini. Terlihat menjijikan,"
"Mandi bareng?" Tanya Liz dengan mata berbinar, dia menatap Devan penuh harap.
"Mandi sendiri." Devan menepis tangan Liz dingin. Dia duduk dan mengambil laptopnya.
Liz berjalan gontai ke kamar mandi. "Kasar sekali, padahal aku sangat cantik. Kenapa dia tidak tergoda, ah dia ga normal." Gumam Liz, dia sengaja menguatkan suaranya agar Devan mendengarnya, namun Devan tidak memperdulikannya.
Liz menghidupkan shower itu. Dia membasuh semua badannya.
Ini sangat menjijikan, howeeekkk. Aku benar-benar geliii, jika bukan karna dendam, menatap mu saja aku tidak ingin Devan! Belum lagi sikap dinginnya yang menjijikan itu. Arghhh, aku benar-benar benci harus terus berdekatan dengan musuh ku ini, tapi aku harus sabar, semuanya demi membalas dendam.
Hubungan suami istri konon? Cuih. Tidur dengan mu saja aku tak ingin.
...***...
Liz duduk di sebelah Devan yang masih sibuk berkutat pada laptopnya.
"Tuan muda? Apa aku akan jadi pelayan juga di sini? Maksud ku, besok aku harus bekerja." Tanya Liz sembari merapikan ujung-ujung kukunya.
"Tidak, kau tak perlu melakukan apapun." Sahut Devan sekenanya.
Uhuk!!
Liz hampir saja tersedak ludahnya sendiri. "Sungguh? Aku gak jadi babu?" Tanya Liz lagi dengan mata berbinar. Devan hanya menatap nya sinis, yang artinya itu iya.
"Aaahhh senang nya, aku pikir aku akan jadi babu di rumah sebesar ini. Tapi, ini aneh." Liz menatap Devan serius.
"Ada apa lagi?"
"Lalu apa gunanya Tuan muda menikahi ku? Kalau aku jelas, demi uang dan kekayaan, kalau untungnya buat anda apa? Ingin pelayanan pribadi? Anda malah menolak, aku bingung." Liz memegang tangan Devan. Devan langsung meliriknya, yang membuat Liz langsung melepaskannya.
"Payung di pakai saat di butuhkan, di buang jika sudah ada yang baru. Begitu juga kau, akan aku gunakan saat aku butuhkan. Dan membuang mu saat ada yang baru."
"Kejam sekali menyamakan aku dengan barang?" Liz menggembungkan pipinya.
Devan melirik gadis itu dingin, sepertinya Liz lupa bahwa dia sendiri yang menyebutnya payung.
"Baiklah gak akan aku ganggu, ahh leganya besok gak jadi babu. Kalau begitu, aku tidur lebih dulu ya, daaa suami ku~ selamat malam~ muachhh~ mimpi indah~ jangan begadang~ la--"
Brakhhh
Lemparan pulpen dari Devan mampu menghentikan suara mengesalkan Liz. Liz hanya menampilkan cengiran manisnya dan tidur di atas kasur.
Liz menghela napasnya lega dari balik selimut itu.
Syukurlah dia tidak menyentuh ku, aku bertaruh tadi. Tapi dari sini aku yakin, dia tidak akan menyentuh ku untuk waktu yang lama. Dan ya? Dia terlalu sibuk bekerja ya? Sepertinya bukan hanya hati dan jiwanya, rasanya akan menyenangkan juga kalau aku merusak bisnisnya, membuatnya jadi miskin dan tak berdaya. Aaahhh membayangkan akan tiba hari dimana dia berlututt di depan ku dan memohon agar aku tidak pergii, itu sangat menyenangkan. Aku menantikan hari-hari bahagia itu.
Dimana, kau akan kehilangan segalanya Devan Arkasa! Cinta dan kekayaan! Kau akan kehilangan keduanya!
Devan menutup laptopnya, dia berjalan ke arah kasur. Pria dingin itu menatap wajah polos Liz, yang terlihat begitu menenangkan saat tidur. Devan menyentuh Wajah Liz sesekali, kali ini Liz benar-benar sudah tidur.
Namun mendadak Devan mengingat wajah polos dan lugu mantannya itu, Grisha!
"Cih, aku benci gadis berwajah polos. Hanya wajahnya, tapi hatinya begitu menjijikan. Gadis seperti kalian adalah jenis terendah, sangat murah. Hanya menginginkan kekayaan dan status." Devan langsung menjauhkan Wajahnya dari Liz, dia tidur dengan memunggungi Liz.
Menjijikan...,
...***...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 88 Episodes
Comments
Katherina Ajawaila
semoga dua2 asa rasa cinta utk tidak menyakitkan y thour.
2023-04-21
0
Wanda Revano
devan ini mirip thifa y thor dingin dan cuek gk mrip arfen.apa alreya yg mrip arfen y.wuah gk ada sejarah orang ganteng lgi dong ini🤭🤭
2021-09-06
0
Fauziauchi
aku sumpahin dirimu bucin Liz😂
2021-06-25
1