...***...
Devan sudah kembali ke rumahnya, namun karna ini sudah terlalu larut sudah sepi. Dia membuka kamarnya, namun matanya sedikit terbuka saat tak melihat adanya gadis yang beberapa hari terakhir sering tidur bersamanya.
Dia berlari, mencoba melihat jendela, namun langkahnya terhenti saat ekor matanya melihat sesuatu di sofa. Ya itu adalah gadis yang ia cari, Liz yang sedang tertidur di sofa.
Devan menghela napasnya. Dia menghampiri Liz, saat Devan ingin menggendongnya dan membawanya ke tempat tidur. Dia melihat sebuah catatan di atas kertas putih di atas meja.
...Suami ku~ Surat ini tidak akan panjang, mungkin satu atau dua kalimat. Jika kau sudah membaca ini maka artinya aku sudah ketiduran karna menunggu mu terlalu lama. Itu karna aku istri yang baik hati. Jadi, atas kemurahan hati mu angkat aku dan bawa ke tempat tidur oke? Jangan di bangunkan, nanti akan susah untuk tidur lagi, insomnia ku bisa kambuh. Jika pada saat itu momen romantis mendadak hadir, aku tidak keberatan di bangunkan kok, semoga saja malam ini malam bersejarah. Aku tidak suka harus bangun lagi, tapi aku harap aku bangun malam ini. Kesimpulan nya, gendong aku~ Ya maap kepanjangan deh, hehe. ><...
Devan menatap surat itu sebentar, sebelum dia melipatnya lagi dan mengantonginya. Tampak senyuman aneh terlintas di wajah Devan.
Tidak sia-sia aku memungut mu menjadi mainan ku. Melepas lelah sepulang kerja ya, mungkin aku tidak akan mencampakkan mu dalam waktu dekat ini.
Devan mengambil laptopnya dan meletakkannya di atas meja. Dia tidak jadi menggendong Liz, yang ada Devan malah ikut duduk di samping Liz dan tertidur di sebelahnya.
...***...
Liz sudah bangun, namun dia belum membuka matanya.
Jika aku tidak bangun di tengah malam kemarin, itu artinya tidak terjadi apa-apa kan? Semuanya baik-baik saja sesuai yang aku rencana kan? Syukurlah.
Liz membuka matanya, yang dia lihat adalah tempat tidur di depan matanya, yang artinya Liz tidak tidur di sana semalaman.
Tega sekali, Dia bahkan tidak memindahkan aku. Aaa apa semua rencana ku akan benar-benar berakhir? Semua rencana yang aku susun sejak lama runtuh? Hanya karna mantan sialannya itu kembali? Eh tapi, dimana Devan? Dia tidak ada di tempat tidur.
Liz seperitnya baru menyadari satu hal, bahwa saat ini dia sedang bersandar di bahu seseorang. Dan itu adalah.
"Devan?!" Teriak Liz kuat. Tentu saja mendengar teriakan sekuat itu di dekat telinganya, Devan akan terbangun.
"Begitukah cara mu membangunkan bank pribadi mu? Apa kau tak mau uang lagi?" Devan membuka matanya, dia menatap dingin Liz. Soalnya karna gadis ini tidur bahagianya jadi terganggu.
"E-eh bukan seperti itu. Maksud ku, selamat pagi sayang~ Kenapa kau malah tidur di sini? Kenapa kau tidak menggendong ku ke kasur?"
Meskipun sejujurnya aku lebih suka kau tidak menyentuh ku sih, soalnya aku akan menjadi wanita paling kotor nantinya.
Batin Liz, Devan hanya diam, dia kembali menutup matanya.
"Eh iya! Surat! Suratnya mana? Suami ku, kau sudah membaca surat yang aku buat kan? Aku meletakkannya di atas meja." Liz melihat di meja, namun itu kosong. "Loh suratnya kemana? Terbang?" Liz bangkit berdiri, dia mondar mandir mencari surat itu.
Sial, meskipun isinya nenjijikan tapi hanya di surat itu tulisan ku kelihatan cantik dan layak di baca loh. Biasanya saat sekolah, tulisan ku di sebut ceker ayam bahkan guru sangat sulit membacanya. Aaa padahal itu tulisan ku yang estetik, aku ingin menyimpannya.
Wajah Liz kali ini terlihat sedih, itu tulus, kali ini dia beneran sedih.
"Apa seberharga itu? Sampai kau sangat sedih? Apa itu surat tanah? Kekayaan?" Devan melirik Liz.
"Ah bukan, sudahlah lupakan saja. Aku akan mandi. Sayang kau mau tidur lagi? Aku akan beri tahu Vin kau datang terlambat." Suara Liz mendadak lesu. Semangatnya hilang.
Aaaa tulisan ku yang bagus, menulis itu butuh waktu satu jam tau!
"Aku akan ke kantor, jadi cepatlah mandi."
"Baiklah...., " Suara Liz masih lemah. Dia berjalan gontai ke kamar mandi. Devan mengerutkan dahinya.
Hanya suarat kemarin malam kan? Sebegitu istimewanya kah? Sampai dia sesedih itu? Aku rasa kali ini kesedihannya sudah akting. Oh ya, tumben gak ngajak mandi bareng? Biasanya setiap pagi selalu begitu? Dia bosan karna terus ditolak? Atau karna hari ini saja dia sedih? Besok akan tau jawabannya.
Liz mengeringkan rambutnya dengan handuk, dia menatap Devan yang kelihatannya masih mengantuk "Sayang? Yakin mau ke kantor? Apa gak mau tidur lagi aja? Masih ngantuk kan? Lagipula, kau tidak akan langsung jatuh miskin kalau tidak ke kantor sehari saja. "
"Aku sudah terbiasa." Devan berjalan sedikit tidak seimbang, hingga ia menabrak Liz. Liz terjatuh, namun akhirnya dia berhasil di tangkap oleh Devan.
"Kau kelihatan tidak sehat? Baiklah, istirahat dua jam lagi. Tidur selama itu, setelahnya baru kau akan ke kantor. Kondisi mu buruk, ok?" Liz membawa Devan ke tempat tidur, meski sebenarnya Devan bisa berjalan sendiri.
Ini akting loh akting~ agar aku terlihat seperti istri baik hati dan penyanyang, perjalanan ku masih panjang, meskipun mantannya masuk lagi dalam kehidupannya, setidaknya dia tidak boleh mencampakkan ku.
"Aku akan memberi tahu Vin agar memgatur jadwal mu, tenang saja, setelah dua jam aku akan langsung membangunkan mu. Aku akan ada di samping mu, dan tidak akan pergi, jadi tidurlah." Liz duduk di sebelah Devan. Devan yang memang masih mengantuk dengan cepat tidur kembali.
Liz menatap foto Grisha yang ada di ponselnya,
Grisha ya? Aku tidak akan membiarkan mu merusak rencana matang ku, tak kan kubiarkan kegagalan ini terjadi, balas dendam ini akan terlaksana, apapun yang terjadi.
...***...
Lima belas menit sebelum dua jam berlalu, Liz masih sibuk memegangi ponselnya, tanpa ia sadari suami di sebelahnya sudah mulai membuka mata. Liz yang berbaring di sebelah Devan benar-benar terlalu fokus sampai tidak mengetahui Devan saat ini sudah memperhatikannya.
Pandangan Devan menjadi sinis, wajahnya marah seolah ia tak suka. Devan langsung merampas ponsel milik Liz, membuat gadis itu terkaget.
"Eh, Devan, kau sudah bangun? Padahal ini belum dua jam loh, ayo tidur lagi, nanggung 15 menit lagi,"
Devan hanya menatap sinis Liz. Bahkan dengan kemarahan yang mewarnainya. "Tidak ingin mengakui kesalahan mu dan minta maaf?"
Lah? Aku buat salah apa sama dia? Kan emang bener belum dua jam. Udah lah, ngalah aja, suasana hatinya lagi buruk mungkin. Kali ini dia beneran marah, serius ga main-main lagi.
"Baiklah aku bersalah karna tidak membangunkan mu lebih awal, aku janji bakal bangunin lebih awal lain kali."
Mendadak Devan langsung mencengkram dagu Liz kuat. Terlihat mata penuh kemarahan di sana, wajahnya benar-benar sangat menakutkan, bahkan sedikit membuat Liz begidik ngeri.
Duh duh duh, ini sakit banget, apa rahang aku patah ya? Gila ini sakit banget. Dia kenapa sih? Kesetanan? Baru bangun tidur marah-marah, kesurupan apa? Dia nyinggung penunggu rumah?
...***...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 88 Episodes
Comments
Katherina Ajawaila
Devan kaya robot, ngk Ada manis2nya kaku🥺🥺🥺
2023-04-21
0
himmah
devan marah knp thorrrr...
next
2021-06-24
1
Elviza mela
itu devan kenapa.. jgn sampai devan jatuh cinta sama liz dulu..
2021-06-24
1