...***...
Siang ini Liz kembali dulu ke dalam rumah, sedangkan Vin menunggunya di meja makan. Liz sedang sibuk berkutat di dapur membuat makanan.
^^^Aku udah tanda tangan kontrak, aku bakal jadi artis terkenal sekarang. Oh ya gimana keadaannya? ^^^
Vasaa:
Semuanya baik, dan aku merindukan kalian berdua. Segeralah berkunjung ke sini, aku benar-benar merindukan kalian, begitu juga anak-anak panti.
Setengah jam sudah berlalu akhirnya Liz selesai juga. Makanan itu sangat enak di makan selagi hangat. Beberapa pelayan dan Viona menggodanya, Liz tidak suka, namun demi aktingnya berjalan lancar, dia harus mengiyakan saja.
Di sisi lain ternyata Vin sedang berbicara dengan Devan. "Tuan muda, seperti yang nona Liz katakan. Dia hanya tanda tangan kontrak, dan lagi dia bertemu dengan asistennya dulu, bernama Nana. Saya sudah menyelidiki latar belakangnya, semuanya normal saja. Dan mulai besok Nana akan bekerja lagi dengan Nona Firlizy. Dia tidak berbahaya." Lapor Vin sesuai dengan titah Devan yang harus melaporkan setiap kegiatan Liz hari ini.
"Apa kontrak itu sangat menguntungkan bagi Liz? Apakah uang yang dia dapatkan sangat banyak?" Tanya Devan dari sebrang sana.
"Aku tidak melihat kontraknya tuan. Apa perlu saya meminjamnya dari Nona muda?"
"Tidak perlu. Sekarang di mana dia?"
"Nona muda sekarang sedang memasak untuk anda, sebentar lagi kami akan segera kesana." Jawab Vin, tanpa dia ketahui tuan mudanya sedang tersenyum miring.
"Bagus, awasi dia saat ini. Cepatlah kembali, setelah makan siang aku akan pergi."
"Baik tuan muda, saya baru kepikiran soal ini. Tapi saya tidak tau apakah ini penting atau tidak untuk kita urus."
"Jika tidak penting, tidak perlu, ini buang-buang waktu."
"Ini berkaitan dengan Nona muda--"
"Katakan." potong Devan cepat. Vin sebenarnya sedikit terkejut, jarang sekali tuan mudanya berubah pikiran, apalagi mengingat angkuhnya orang itu.
Sepertinya tuan muda sangat menikmati bermain-main dengan nona muda? Juga nona Grisha, kan?
"Maksud saya, Nona muda datang pada anda karna dia berutang 15 M pada rentenir, itu semua karna manajernya yang menipunya, lalu kabur. Apakah kita tidak perlu mencari tau soal manajernya itu? Setidaknya agar dia meminta maaf dan mengakui kesalahan nya di depan Nona muda."
Devan diam sebentar di sana. "Baiklah, setelah mengantar Liz ke kantor kau cari tau soal manajernya yang menipunya itu."
"Baik tuan muda." di sebrang sana Devan sudah menutup teleponnya. Vin berbalik untuk mengecek apakah Liz sudah selesai. Namun dia cukup terkejut saat Liz ada di hadapannya.
"Nona muda? Apakah anda sudah selesai?"
Liz menebarkan senyuman manisnya. "Sudah. Ayo cepat, kita harus pergi sebelum suami ku itu marah-marah dan kelaparan.
Liz dan Vin masuk ke dalam mobil. Vin diam sebentar, dia menatap Liz dari kaca yang ada di atasnya.
Apa nona muda mendengar semuanya? Jika dia dengar kenapa dia diam saja? Kalau dari sikapnya dia harusnya sudah mendukung ku kan? Artinya dia tidak tau.
Liz membuka ponselnya. Dia mengirimkan pesan pada informannya selama ini.
An:
^^^Aku tidak pernah kepikiran soal ini. Tapi kau tau? Mendadak Vin dan Devan ingin menyelidiki soal Vasa dan ingin mencarinya. Vasaaa kitaaa?^^^
Tenang saja, semua akan baik-baik saja. Vasa sudah kembali ke kampung halaman kita. Sekarang katakan pada ku apa yang di lakukan Vin?
^^^Dia masih menyetir, dia akan menyelidikinya setelah mengantar ku. ^^^
Baiklah, aku mengerti. Jika Devan ingin tau suatu hal, maka Vin akan mencari tahu apapun yang terjadi, jika Vin sudah serius dia pasti bisa menemukan Vasa.
^^^Jangan membuat ku semakin takut oke? Aku tidak peduli rencana balas dendam ku akan terbongkar, identitas asli ku di ketahui. Aku hanya ingin Vasa baik-baik saja sekarang, aku tidak mau dia mengalami kejadian apapun lagi setelah tragedi itu. ^^^
Aku tau, karna itu aku ada di sini. Sekarang ulurlah waktu untuk Vin, aku akan berusaha menghapus semua jejak Vasa. Kau tenang saja, Vasa tidak akan di temukan, dan rencana balas dendam mu akan berjalan lancar.
^^^Tolong beri tahu aku saat semuanya baik-baik saja. ^^^
"Tuan Alien, bisa tolong pelankan lajunya? Perasaan ku tidak enak. Demi ketenangan hati ku tolong pelan lah." Kata Liz dengan senyuman yang tak pudar.
Alien ya?
Vin tersenyum tipis, tanpa Liz sadari.
...***...
Vin memarkirkan mobilnya di halaman kantor, dia membuka pintu untuk Liz. Liz keluar dengan membawa bekal yang sudah ia buat sendiri untuk Devan.
"Ah ya, Vin bisa tolong belikan aku es krim? Panas-panas begini aku ingin makan es krim coklat yang manis. Tolonglah, atau aku akan membelinya sendiri dan kau yang antar makanan ini?" Kata Liz tepat saat mereka baru masuk ke dalam Lift.
"Baik nona muda, akan saya belikan. Anda silahkan menemui tuan muda lebih dulu." Sebelum Lift itu terkunci Vin segera keluar.
Liz menghela napasnya,
Aku harap ini bisa memberikan waktu pada nya.
Liz melihat ponselnya, belum ada balasan pesan dari informannya, hatinya jadi tidak tenang. Jantungnya berdebar cukup cepat.
"Eh Nona muda? Anda datang lagi? Kenapa sendirian? Lama juga sudah tidak melihat anda." Sapa seseorang saat Liz sedang jalan sendirian.
Liz hanya bisa tersenyum gagu. "E-eto, anda siapa?"
Pria itu sedikit kaget. "Ah sepertinya nona muda lupa. Saya adalah pria yang ada di sana saat anda di dorong oleh mantan tuan Devan. Anda kekasih tuan Devan kan? "
"Shhtt, pelankan suara mu. Aku harap tidak ada yang mendengarnya." Liz melihat kanan kiri, syukurlah itu sepi dan hanya ada mereka berdua.
"Oh maafkan saya nona. Oiya, saya belum memperkenalkan diri ya. Saya adalah Robin Federik, manajer divisi IT. Anda ke sini ingin bertemu dengan tuan muda kan?"
"Ah kalau begitu kenalkan, aku Firlizy Defana, artis sederhana. Iyaa benar, aku sangat merindukan Devan, aku ingin makan siang bersamanya, jadi ke sini untuk menemuinya, tapi aku lupa jalan ke ruangannya." Liz hanya bisa menampilkan cengiran manisnya.
Robin terdiam sebentar, dia terpana sepersekian detik oleh senyuman Liz itu. "Ah sepertinya nona muda memang pelupa. Kalau begitu biarkan saya yang akan mengantar anda. Ikuti saya, sebelah sini."
Akhirnya Liz dan Robin berhenti di depan pintu yang familiar untuk Liz. Dia ingat itu memang pintunya.
"Terima kasih atas bantuannya tuan Robin, aku akan masuk." Liz mendorong pintu itu. Namun langkah nya terhenti saat Liz sudah melihat Grisha ada di dalam dengan makanan yang banyak di atas meja. Di tambah sepertinya Grisha sedang menyuap Devan.
...***...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 88 Episodes
Comments
Katherina Ajawaila
sabar Liz si ularliar mulai beraksi 😘😘😘
2023-04-21
0
Gina Savitri
Devan sengaja buat dia seru mainan barunya biar pada adu mulut mempertahankan siapa yg ada di sisi devan 😂
2021-06-24
1
My_ChA
hadeh si Devan mah parah, kali ini q gak berpihak SM qmu. ayo Liz semangat, lawan tuh ulet bulu. buat Devan klepek klepek SM qmu.
2021-06-24
1