Jayden sampai duluan ditempat mereka janjian. Tapi tidak lama kemudian Denny pun datang.
"Tumben ngaret, biasa ontime", kata Jayden pendek.
"Biasa ada urusan sama cewek cantik kesayanganku", jawab Denny yang menurut Jayden agak lebay dan sedikit memanasinya.
"Tuhkan sudah lupa sama Aylin, sifat buaya daratnya gak berubah. Dulu bilang sama gue suka banget sama Aylin dan mau serius", gerutu Jayden, tapi hanya dalam hati, karena dia tidak suka mengurus urusan orang lain.
Orang di sekitar tempat game tersebut melihat kagum kepada dua laki-laki & yang melangkah masuk itu. Apalagi pengunjung perempuan.
Keduanya sama ganteng, sama tinggi, hanya saja yang satu mukanya tanpa senyum memberi kesan cuek dan dingin, yang satu lagi mukanya ramah dan sering memamerkan senyum mautnya.
"Jayden! Denny!" sapa seseorang mendatangi mereka. Tampak perempuan di sampingnya menyikut laki-laki itu dengan tidak senang.
Tapi sudah terlambat, Jayden dan Denny sudah menoleh ke arah mereka.
"Ah Dimas, apa kabar?" sapa Denny ramah, lalu menatap ke perempuan di samping Dimas.Denny langsung ingat dengan teman yang selalu bersama Aylin, hanya saja sekarang rambutnya dilepas dan tidak diekor kuda lagi.
Adapun wajahnya tetap agak galak, apalagi saat ini, karena dia bertemu dengan orang yang tidak disukai.
Denny berusaha mencairkan suasana,
"Ini kan teman sekelas Aylin ya? pacarmu ya Dimas? tanya Denny lagi.
Denny sering melihat Cika menemani Aylin, tetapi dia tidak tau namanya, yang dia tahu cuman Aylin incarannya saat itu.
"Iya, ini Cika", sahut Dimas juga berusaha menetralkan suasana.
Tapi ternyata Cika yang ceplas ceplos langsung menyambung ketus,
"kamu tidak usah mengenalkan gue sama Jayden, kami sudah kenal".
"Mungkin Cika masih marah padaku", pikir Jayden, lalu Jayden pun menjawab pendek ,"iya, kami sudah kenal" sambil berusaha tersenyum.
Denny menatap ke Jayden yang jarang tersenyum itu, "Ah senyum pun kelihatan sinis", pikir Denny dalam hati.
"Kenapa juga cewek sekarang suka dengan cowok gitu ya, dibandingkan dengan dia yang murah senyum.Ah korban drama Korea, CEO ganteng yang sombong", pikir Denny dalam hati.
Jayden kali ini berusaha mengalah pada Cika, Karena ada yang mau ditanyakan pada Cika.
Maka diapun berusaha tersenyum, walaupun tidak terbiasa, jadi senyumnya pun kaku.
Memasang muka tembok, Jayden langsung tanpa basa basi juga bertanya pada Cika,
"Aylin sekarang tinggal di mana? sudah pernah bertemu belum?"
Ternyata Cika bukan perempuan yang mudah dihadapi, tidak seperti Maya yang penurut, tidak seperti Aylin yang selalu mengaguminya.
"Jangan tanya aku, tahupun tidak akan kuberitahu", Cika menjawab telak dan sinis.
Cika masih dendam pada jawaban Jayden padanya dulu, saat dia menanyakan keberadaan Aylin.
Jayden sampai terpana, dan terdiam bingung mau jawab apa. Selama ini tidak pernah ada yang berani bersikap begitu padanya, apalagi perempuan, adik kelas lagi.
"Wow, beda banget sama Aylin, untung Aylin tidak segalak ini, malah termasuk lembut", pikir Denny dalam hati.
Tapi dia cukup salut dengan Cika yang berani membela temannya, bahkan Denny bersyukur ada yang melampiaskan dendamnya Aylin, kalau sudah menyangkut Aylin, Denny pun menjadi jahat pada Jayden. Maklum saja, mereka sekarang adalah rival menurut Denny.
Dimas kaget juga dengan ucapan pacarnya, lalu menarik Jayden ke pinggir agar yang lain tidak mendengarkan pembicaraan mereka. Dia tahu kalau dia baik pada Jayden, pasti Cika akan bertambah marah kalau mendengarnya.
Lalu dia meminta maaf pada Jayden dan berkata pada Jayden kalau mereka tidak mengetahui keberadaan Aylin, makanya Cika terbawa emosi, dan Dimas meminta Jayden memaklumi sifat Cika.
Dimas memang cowok yang pengertian dan sabar.
Jayden hanya mengangguk lesu dan mengucapkan terimakasih pada Dimas.
Akhirnya Dimas pamitan pada Jayden dan Denny, sedangkan Cika cemberut tanpa berkata apapun. Lalu Dimas menarik Cika keluar dari tempat game itu. Cika dalam hati masih kesal, kenapa Dimas bisa sesabar itu sih?
Dimas yang tahu sikap kekasihnya itu diam saja dan tidak berkata apa-apa, dia hanya menggandeng tangan Cika sambil berjalan santai, agar kekesalan Cika mereda.
Akhirnya tinggallah Jayden dan Denny berdua di tempat game itu.Sebetulnya Jayden sudah tidak tertarik bermain lagi, tidak seperti tadi waktu datang yang penuh semangat , tetapi dia tidak enak hati dengan Denny. Karena dia yang mengajak Denny datang ke sini.
Jayden tidak tahu kalau Dennypun hatinya tidak tenang, karena dia tadi tidak bisa mendengar pembicaraan antara Dimas dan Jayden, karena tertutup oleh suara-suara mesin game yang kencang.
Dia takut kalau-kalau Dimas memberitahu tempat tinggal Aylin pada Jayden. Saat ini Denny tidak tahu sebenarnya Dimas dan Cika tahu atau tidak keberadaan Aylin.
Setelah mendengar perkataan Cika, dia jadi tahu kalau Jayden mencari Aylin juga. Berarti perkiraan dia dulu benar, kalau ternyata Jayden juga perduli pada Aylin sebenarnya.
Jayden dan Denny tetap bermain basket, karena keduanya tidak konsentrasi dan pikirannya tidak di sana, akhirnya permainan mereka berdua jelek, paling hanya beberapa bola yang masuk jika dibandingkan kesempatan mereka untuk melempar bola, skornya terlalu rendah.
Orang-orang yang kebetulan melihat permainan mereka berdua, hanya geleng-geleng dan berpikir ternyata tinggi saja tidak menjamin jago basket.
Bahkan seorang perempuan yang melihat mereka bingung, ternyata kenyataan tidak sesuai dengan film yang dia sering tonton. Harusnya tampang seperti mereka berdua adalah bintang lapangan basket.
Akhirnya Jayden dan Denny berpisah di depan pintu keluar, mereka menuju ketempat parkir mobil masing-masing. Setelah mereka bertemu Dimas dan Cika, sampai mereka pulang, Jayden dan Denny jadi jarang bicara, karena sibuk dengan pikiran mereka masing-masing.
Benar-benar pertemuan yang tidak disangka, yang membuat keduanya seperti orang linglung.
Sedangkan yang menjadi pokok permasalahannya, sedang duduk di dapur membantu ibunya memetik kangkung. Tapi otaknya kembali mengembara ke Jayden lagi, dia bingung kenapa sekarang dia begitu takut ketemu Jayden.
Akhirnya Aylin sadar , dia takut ditolak Jayden lagi, dulu saja dia ditolak, apalagi dengan keadaannya sekarang. Lagipula setahu dia, Jayden sama sekali tidak memperdulikan keadaannya.
Kalau sampai dia ditolak lagi, harga dirinya mau ditaruh di mana pikirnya sedih.
Kalau keadaannya dulu dia tidak memperdulikan harga diri, tapi sekarang saat dia sudah tidak punya apa-apa lagi, harga diri pun menjadi penting buat Aylin.
Bersambung........
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 122 Episodes
Comments
⚘️💙⚘️ Neng Gemoy ⚘️💙⚘️
situasi dan kondisi yg di alami Aylin ... mudah2an bikin dia tambah dewasa dalam berpikir dan bersikap ... 😊
2023-05-14
0
⚘️💙⚘️ Neng Gemoy ⚘️💙⚘️
ish ... ngapain Dimas pake minta maaf ... ??
Jayden emang perlu digituin .... biar dia sadar dgn sikapnya selama ini ..
dingin boleh .... pendiem boleh ... cuek juga boleh ... tp kan gak perlu ketus dan ngomong yg nyakitin orang lain .. 😤
2023-05-14
0
⚘️💙⚘️ Neng Gemoy ⚘️💙⚘️
bagus, Cika 👏👏👏
Jayden emang perlu digituin, biar jadi orang ... 😅😅
2023-05-14
0