Penggemar yang lain

"Aylin!" seru Denny yang langsung mengenali Aylin. Aylin sempat bingung dan bengong, dia tidak menyangka akan bertemu dengan teman sekelas Jayden.

Ternyata dunia tidak selebar daun kelor.

"Hey, cewek cantik jangan bengong", sambung Denny lagi.

Aylin tersipu malu dan terbata-bata,

"Oo,kak....".

"Denny", sahut Denny cepat, sambil mengambil 2 kantongan jahitan yang lumayan besar dari tangan Aylin dengan semangat.

Aylin sebenarnya tidak terlalu ingat nama Denny, dia hanya tahu Denny adalah teman main basket Jayden. Dia masih kaget, tidak menyangka akan bertemu teman Jayden.

Aylin menyesal juga, jika dia tahu begitu, tadi lebih baik membiarkan ibunya yang mengantar.

"Yuk masuk dulu Lin, kita ngobrol dulu, sudah lama tidak bertemu, sambil menunggu mamaku. Mama bilang mau membayar Tante Hutomo, biar titipin kamu saja".

"Iya", sahut Aylin pendek, dia tidak enak menolak Denny.

"Ah mau ngobrol apa? padahal kami tidak akrab, hanya pernah satu sekolah saja", pikir Aylin dalam hati.

"Kok kamu bisa tinggal di sini? Seingatku rumahmu dekat dengan Jayden. Jayden pernah main kesini gak?", tanya Denny bertubi-tubi.

Aylin jadi bingung buat menjawabnya, akhirnya Aylin menarik nafas dan menjawab pendek ,"Jayden tidak tahu kalau saya pindah."

"Eh Aylin, kamu yang datang mengantar jahitan, bukan ibumu. Ini Tante mau titipin amplop ya", Tiba-tiba mama Denny sudah muncul di ruang tamu tanpa mereka sadari.

"Iya Tante, ibu saya masih menjahit, jadi saya yang antarin", jawab Aylin bersyukur dalam hati dengan kemunculan mama Denny, jadi dia bisa menghindari Denny.

"Terimakasih ya Tante, saya pulang dulu, mau mengerjakan PR", sambung Aylin cepat.

"Kak Denny saya pulang dulu ya", Aylin berpamitan juga dengan Denny sekedar basa basi.

"Iya, hati-hati ya", jawab Denny sambil memandang kepergian Aylin.

Denny adalah orang yang pintar membaca situasi, dia tahu kalau Aylin seperti menghindari dia, mungkin takut ditanya macam-macam.

Jadi Denny cukup tahu diri, dia juga bersikap biasa-biasa saja, padahal hatinya penasaran

"Anaknya Tante Hutomo cantik ya?" tanya mamanya tersenyum pada Denny.

"Iya Denny tahu Aylin itu cantik, dia dulu satu sekolahan sama Denny, dia adik kelasnya Denny ma", sahut Denny menjelaskan. Denny sudah tahu ibunya mau mengolok-olok nya, jadi lebih baik dia menjelaskannya.

"Oh, pantesan kamu ngobrol sama dia", jawab mamanya. "Mama kirain cari kesempatan sama cewek cantik, he...he.." mamanya tertawa.

"Dasar mama, prasangka buruk sama anak sendiri", sahut Denny tertawa, dia tahu mamanya suka menggodanya dan bercanda.

"Tapi kalau dipikir-pikir kasian Aylin, masih kecil.Kalau gak salah tahun ini baru naik kelas 10. Tini bilang kalau perusahaan orangtuanya baru bangkrut, Tini karyawan kita sebelum kerja sama kita adalah pegawainya Bu Hutomo.

Jadi dia mengenal Aylin dan ibunya. Bahkan belum lama ini Pak Hutomo juga sudah meninggal karena sakit. Jadi sekarang cuman tinggal ibu dan anak, kata Tini, Aylin itu anak tunggal. Kasihan Aylin", cerita mamanya.

Denny tidak menyangka bisa dapat jawabannya secepat itu, hebat sekali mamanya seperti wartawan yang meliput cerita. Jadi Denny sudah mendapat jawabannya.

" Ma, saya ke kamar dulu ya, mau lanjut membuat tugas program saya",kata Denny.

"Ok", sahut mamanya sambil membuka kantongan yang tadi dibawa Aylin.

Denny berjalan ke atas, karena memang letak kamarnya di lantai 2, sesudah itu dia membuka laptopnya dan duduk di meja belajarnya.

Walaupun laptopnya dalam keadaan on, tapi dia tidak memperhatikan layarnya, di kepalanya malah terbayang Aylin adik kelasnya itu.

#Flashback saat SMA#

Saat itu Denny sedang bermain basket dengan Jayden, Aylin sering datang menonton dan mensupport, tapi yang jelas tujuannya adalah menonton Jayden.

Setiap Aylin datang dia selalu ditemani temannya yang rambutnya diekor kuda, dan kalau tidak salah pacarnya adalah Dimas teman sekelas mereka.

Tapi Denny dan Jayden tidak akrab dengan Dimas. Hobby mereka berbeda.

Kalau Jayden dan Denny adalah bintangnya basket, juga sama-sama berwajah ganteng. Jadi kalau mereka bermain basket, pasti banyak murid perempuan yang menonton.

Hanya bedanya kalau Jayden dalam pelajaran juga hebat, sedangkan Denny biasa-biasa saja, dia hanya hebat di pelajaran komputer.

Sering melihat Aylin, membuat Denny tertarik dengan Aylin.Suatu hari dia pernah bertanya pada Jayden, apakah Aylin pacarnya.

Jayden yang pelit ngomong itu cuman menjawab,"bukan".

Denny tidak percaya, lalu suatu saat bertanya lagi, kok sepertinya Aylin perhatian banget sama Jayden.

Jayden hanya menjawab ,

"Cuman tetangga, dan teman main waktu kecil". Ekspresi muka Jayden pun tidak bisa dibaca.

Akhirnya Dennypun memutuskan untuk mendekati Aylin.Sebelum mendekati Aylin diapun bertanya macam-macam mengenai Aylin ke Jayden.

Tapi Jayden dengan ketus menjawab,

"Lu jangan macam-macam, dia masih kecil, orangtuanya gak bakalan ngijinin pacaran!"

Denny sampai terpana, baru kali ini Jayden bisa menjawab dengan panjang, saat dia menanyakan Aylin. Biasanya Jayden pelit ngomong kalau ditanya mengenai Aylin.

Akhirnya Dennypun memutuskan dia akan mendekati Aylin, nanti setelah Aylin lebih dewasa.

Tapi tidak disangka pucuk dicinta ulam tiba, ternyata sekarang tempat tinggal dia lebih dekat dengan Aylin.

Bahkan ibunya menjahit buat perusahaan konveksi mamanya.

Dia akan menyusun rencana untuk mendekati Aylin.

Jayden sudah tidak ada, jadi lebih mudah buat dia mendekati Aylin.

Bahkan tadi Aylin bilang Jayden tidak tahu dia pindah, berarti mereka sudah tidak berhubungan.

Walaupun Jayden tidak mengakui suka sama Aylin, Denny tetap merasa ada yang aneh, bahkan waktu Jayden mulai dekat dengan Maya, Denny selalu merasa Jayden selalu menghalangi cowok yang mendekati Aylin.

"Huh dasar egois", keluh Denny, sambil memikirkan rencana bagaimana caranya mendekati Aylin.

"Kali ini gue harus berhasil, gak boleh menyia-nyiakan kesempatan bagus ini", ujarnya dalam hati dengan semangat.

Lagipula sekarang statusnya juga sudah jomblo lagi, baru 2 bulan yang lalu dia putus dengan kekasihnya.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***