"Assalamualaikum" mengetuk pintu
"Wa Alaikum Salam" seorang wanita yang cukup berumur membuka pintu
"Cari siapa mbak?"
"Maaf saya mau tanya tentang rumah yang itu bu" mengarahkan jarinya ke sebuah pintu rumah yang bertuliskan di kontrakan
"Ya rumah saya, kamu mau ngontrak mbak?"
"Ya bu rencananya"
"Ayo liat aja dulu ke dalam rumahnya, sebentar saya ambil kuncinya" ibu tersebut masuk ke dalam rumahnya sebentar dan kembali lagi
Ibu itu berjalan di depan dan Sekar mengekor dari belakang ke arah rumah tersebut, ibu itu pun membuka pintu rumah tersebut
"Ayo masuk liat-liat aja dulu biar enak, jadi apa ga ya urusan nanti"
"Makasih bu" Sekar pun masuk ke dalam rumah tersebut, hingga kamar mandinya di dampingi oleh ibu tersebut
"Ya keadaan rumahnya memang begini, tapi yang lainnya aman kok. Ga banjir atau bocor, masalah airnya di sini sih aman"
Sekar melihat ada beberapa barang yang tidak terpakai di rumah tersebut "Ini barang-barang siapa ya bu?"
"Itu barang-barang orang yang dulu ngontrak di rumah ini, orangnya udah pulang ke kampung sebagian barangnya ga di bawa. Ya kalo kamu mau di pake boleh, kalo ga nanti ya kita buang aja"
"Oh.. Berarti boleh saya pake ya bu"
"Boleh kalo mau, nah gimana mau di sini?"
"Perbulannya berapa ya bu?"
"Kalo mau tujuh ratus ribu per bulannya"
"Alhamdulillah akhirnya dapat juga kontrakan yang murah di daerah sini, yang penting nanti aku sama adek-adek aku ada tempat buat berteduh" tersenyum
Setelah menyelesaikan semua urusannya Sekar pun memilih untuk langsung kembali ke kampung halamannya, sepanjang perjalanan Sekar hanya bisa tertidur karena lelah seharian ini mencari rumah kontrakan yang akan dia dan adik-adiknya tempati
Sesampainya di kampung halamannya Sekar segera membereskan barang-barang adiknya yang akan dia bawa ke ibu kota, saat Sekar sudah menyelesaikan segala urusannya dia masuk ke dalam kamar ibunya dan mendudukkan dirinya di tepi tempat tidur yang selalu di tempati ibunya
"Bu Sekar kangen banget sama ibu" merebahkan tubuhnya di ranjang ibunya sambil memeluk guling yang ada di situ
Mungkin karena tubuh Sekar yang sudah lelah tanpa menunggu lama Sekar pun terlelap ke alam mimpinya, hingga suara adzan berkumandang Sekar pun terjaga dengan sendirinya. Seperti yang selalu dia kerjakan selama ini dia pun segera membersihkan diri dan melaksanakan solat seperti yang selalu di ajarkan kedua orang tuanya sedari kecil, tak lupa dia pun membangunkan adik-adiknya agar tak tertinggal solat subuh
Sebelum mereka pergi meninggalkan kampung halaman mereka bertiga memilih untuk berziarah terlebih dahulu ke makam ibu mereka, Sekar melantunkan ayat-ayat suci Al-Qur'an di hadapan makam ibunya. Dengan air mata yang terus dia tahan dia mencoba tegar menghadapi semua cobaan yang terjadi
Sekar dan adik-adiknya kini sudah berangkat menuju ibu kota dengan bus, sesampainya di ibu kota mereka pun langsung menuju ke arah rumah kontrakan yang sudah Sekar bayar
"Nah mulai sekarang kita tinggal di sini ya"
"Ajeng kangen rumah kita di kampung kak"
"Sabar ya dek, kak Sekar harus kuliah di sini. Kak Sekar juga ga mungkin tinggalin kalian di kampung"
"Ya betul kita harus dukung kak Sekar dong Ajeng"
Hari-hari Sekar pun di mulai di kota besar pada saat itu, tujuan Sekar hanya satu mengabulkan permintaan terakhir ibunya. Dia harus bisa membuat ibunya bangga di atas sana, Sekar yang sejatinya adalah pribadi yang ceria sangat mudah untuk bergaul dengan tetangga sekitar
Hari pendaftaran pun tiba Sekar menuju ke kampusnya menggunakan angkutan umum, Sekar benar-benar tidak menyangka bila kehidupan di ibu kota berbeda dengan yang ada di angan-angannya selama ini
Setelah menyelesaikan segala urusannya Sekar pun segera berjalan ke arah keluar dari kampusnya, sesaat sebelum Sekar naik kendaraan umum Sekar sempat melihat sebuah mobil yang melintas dan orang yang berada di dalamnya adalah seseorang yang dia kenal
Sekar sekuat tenaga mengejar mobil tersebut, tapi apa daya kecepatan Sekar takkan sebanding dengan laju sebuah mobil. Dan Sekar pun akhirnya kehilangan sosok tersebut
"Tadi kak Alvin kan? tadi dia juga sempat liat ke arah aku kok. Tapi kenapa dia ga berhenti ya? atau mungkin aku salah liat " dengan perasaan yang penasaran Sekar hanya bisa pasrah dan kembali ke rumah kontrakannya
Sekar segera melaksanakan sholat Dzuhur karena dia belum sempat melakukannya tadi, setelah selesai Sekar memasakkan nasi goreng untuk dirinya dan adik-adiknya. Tiba-tiba saja suara pintu pun terketuk
"Assalamualaikum"
"Wa alaikum salam, sebentar" Sekar segera membukakan pintu rumahnya
"Iya bu ada apa ya?"
"Tadi ibu pagi ibu ketemu si Jajang yang ibu ceritain itu"
"Oh.. Ya bu"
"Kata dia sih ada lowongan kerja di tempat dia, tapi cuma jadi office girl. Kamu mau ga?"
"Mau bu apa aja Sekar mau" tersenyum bahagia
"Ya udah nanti abis Maghrib ibu kenalin sama si Jajang ya"
"Makasih banyak ya bu"
"Ya sama-sama, kalo gitu ibu balik dulu ya"
"Ya bu"Alhamdulillah ya Allah, aku bisa sedikit lega sekarang. Semoga aja aku bisa di terima di sana"
Selepas sholat Maghrib Sekar pun menuju ke rumah bu Ira sang pemilik kontrakan, bu Ira pun mengajak Sekar ke kosan tempat Jajang dan mengenalkan Sekar ke Jajang
Jajang meminta Sekar menyiapkan beberapa persyaratan untuk melamar ke tempat dia bekerja, dan mereka pun berjanji untuk bertemu pada esok pagi. Mereka pun menaiki angkutan umum untuk menuju ke tempat mereka bekerja, untuk mengusir rasa canggung Sekar pun menanyakan beberapa hal kepada Jajang
Dengan mudah mereka pun menjadi akrab, sesampainya di kantor tempat mereka akan berkerja Jajang memberikan surat lamaran kepada seseorang bagian HRD, yang tak lain adalah teman Jajang saat masih di sekolah dasar. Sehingga Sekar bisa langsung mengikuti wawancara
Sekar pun di panggil untuk di wawancara, ada beberapa orang juga sudah hadir di tempat itu. Sekar hanya memandangi heran, pekerjaan yang di butuhkan hanya seorang office girl tetapi yang datang melamar cukup banyak. Ternyata perusahaan yang akan Sekar lamar adalah perusahaan papan atas di kota tersebut
Bahkan gaji sebagai office girl di tempat itu melebihi dari gaji seorang karyawan di tempat biasa, Sekar hanya bisa menunggu dengan perasaan tegang. Dia benar-benar berharap bisa di terima di tempat itu
Dan kini tibalah giliran Sekar masuk ke dalam ruangan dan sudah ada seseorang yang berada di dalam ruangan tersebut
"Silakan duduk" Sekar hanya bisa mengikuti perintah orang tersebut sambil terus berusaha tersenyum
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 108 Episodes
Comments
Conny Radiansyah
semoga diterima 🤗
2022-06-19
0
Suyatno Galih
siapa yg sanggup, status kakak merangkap jd ortu, kuliah, bekerja cari nafkah, urus adek, msh remaja dia. kasihan
2021-11-19
0
Hafizah Salsabilla
semangat
2021-09-01
1