Kabur!

Baby mengusap wajah, pemandangan di depan sana benar-benar mengejutkannya. Ryu tengah berpelukan mesra dengan seorang gadis yang asing bagi Baby. Ia menunduk, menahan agar air mata tidak tumpah. Rasa sakit di hatinya kian bertambah. Gadis belia itu melangkah mundur. Lalu berlari pergi membawa luka nya.

“Ryu … Baby sudah pergi,” bisik seorang gadis yang kini sedang memeluk Ryu.

Perlahan, dekapan Ryu ke tubuh gadis itu mulai merenggang. Ia menarik napas dalam, lalu menoleh ke arah sana. Baby sudah pergi menjauh dan dalam hitungan detik, menghilang di balik sebuah gerbang besar.

“Kamu baik-baik saja, kan?” Gadis itu menepuk bahu Ryu yang masih mematung.

Ryu tidak menjawab. Pandangannya terfokus kepada benda yang tergeletak begitu saja di taman. Sebuah kotak musik milik Baby yang ia tinggalkan begitu saja.

**********************

Setibanya di rumah, Baby langsung masuk ke dalam kamar dan menjatuhkan tubuhnya di tempat tidur. Menangis sejadi-jadinya. Ryu adalah satu-satunya orang yang pernah mengisi hatinya, namun kini justru telah memiliki seorang kekasih. Hari ini, seharusnya ia telah menyatakan perasaannya yang telah lama dipendam. Namun, Baby harus menelan kekecewaan.

Hingga beberapa jam berlalu, ia masih mengurung diri di dalam kamar. Dalam benaknya berkata, haruskah ia menerima perjodohan dengan Damar, seseorang yang baginya sangat galak dan menyebalkan. Terlebih Damar belum dapat melupakan sakit hatinya akibat pengkhianatan sang kekasih.

Bagi Baby, semua nya begitu tidak adil. Satu persatu orang yang dikasihinya pergi. Kehilangan orang tua dan juga Ryu. Dan sekarang harus menikah dengan Damar.

“Tidak, aku tidak mau menikah dengan dia!”

Gadis itu bangkit dan menuju lemari dan mengeluarkan sebuah amplop berwarna putih yang terselip di bawah lipatan pakaian. Ini adalah satu-satunya peninggalan ibunya yang tersisa.

Membuka amplop, Baby menghitung sejumlah uang yang terdapat di dalam sana. Ada tiga juta rupiah. Ya, dengan uang itu ia bisa kabur dan pergi jauh agar tidak perlu terlibat pernikahan dengan Damar, seseorang yang tidak dicintainya dan sudah pasti juga tidak mencintainya. Kebetulan Bunda Yasmin dan Damar sedang tidak ada. Ini adalah kesempatannya untuk pergi.

Baby segera mengemasi beberapa pakaian dan memasukkan barang penting ke dalam sebuah tas ransel. Tidak ada lagi yang ia pikirkan selain pergi. Toh, ia sudah tidak punya siapa-siapa. Kuliah, masa bodoh. Lagi pula siapa yang akan membiayai kuliahnya setelah kepergian sang ibu. Mungkin, ia dapat mencari pekerjaan setelah tiba di kota yang ia tuju, dengan berbekal ijazah SMA.

Semuanya selesai. Dengan membawa tas ransel dan biola kesayangannya, Baby melangkah keluar kamar dengan sangat hati-hati. Setidaknya ia harus memastikan bahwa Bunda Yasmin maupun Damar tidak datang secara tiba-tiba. Baby pun mempercepat langkahnya menuju halte bus tak jauh dari rumah dan segera menuju bandara.

******

Setibanya di bandara, Baby segera menuju loket penjualan tiket.

“Mbak, penerbangan ke Makassar hari ini ada?” tanya Baby kepada seorang wanita.

Wanita itu tersenyum ramah. “Sebentar ya, Mbak … Saya cek dulu.” Ia melirik ke layar komputer. “Penerbangan ke Makassar hari ini sisa penerbangan terakhir, Mbak. Sriwijaya Air Pukul 20.30. Yang lain seat nya sudah full.”

Baby melirik jam di pergelangan tangannya. Waktu sudah menunjukkan pukul tiga sore. Artinya, ia harus menunggu beberapa jam lagi.

“Ya sudah, saya ambil itu saja.”

“Boleh saya lihat tanda pengenalnya, Mbak?”

“Oh, iya.” Baby menyerahkan KTP miliknya kepada wanita itu. Lalu menunggu beberapa saat.

“Satu tiket kelas ekonomi atas nama Baby Aurora. Penerbangan Jakarta – Makassar dengan Sriwijaya Air pukul 20.30 WIB. Check in paling lambat dua jam sebelum keberangkatan ya, Mbak. Semuanya satu juta dua ratus ribu rupiah.”

Baby menggeser sejumlah uang ke hadapan wanita itu. Setidaknya kini gadis itu merasa lega. Ia bisa pergi meninggalkan semua beban hidupnya. Dan, melupakan ambisinya untuk mengungkap kasus kematian kedua orang tuanya.

*************

Waktu menunjukkan pukul tujuh malam ketika ponsel milik Damar berdering tanda panggilan masuk. Pekerjaan di kantor hari ini benar-benar menyita waktunya. Ia meraih benda pipih yang berada di samping laptop miliknya. Di layar tampak pemanggil dengan nama bunda.

“Iya, Bun …” ucap Damar sesaat setelah panggilan terhubung.

“Mar, kamu dimana, Nak!” Suara Bunda Yasmin yang terdengar panik membuat Damar terkejut.

“Ada apa, Bun?”

“Baby kabur dari rumah. Dia bawa sebagian pakaiannya.”

“Hah, Bambang kabur?” Damar berdiri dari duduknya. Raut wajahnya tiba-tiba berubah. “Bunda yakin dia kabur?”

“Iya, Mar … Cepat kamu cari Baby! Bunda takut ada apa-apa.”

Panik, Damar mematikan laptop dan merapikan meja kerjanya yang penuh dengan berkas-berkas. Kemudian menyambar tas ransel miliknya dan segera meninggalkan kantor.

“Dasar Bambang! Ngapain pake kabur segala, sih?” gerutunya sambil mengemudikan mobil.

******

Terpopuler

Comments

Khanza Safira

Khanza Safira

apa karena damar ngasih tau bahwa baby adalah calon istrinya jadi Ryu mundur

2024-10-03

0

💞 RAP💞

💞 RAP💞

Ryu td pura2 ya lg exting pacaran...biar baby gk berharap lebih,..krn mngkn Ryu da nganggep baby sebatas adik kk,gk lebih,

2023-04-29

2

gia nasgia

gia nasgia

Maksudnya apa Ryu membuat Baby kecewa 🤔 Bambang ehhh Baby kamu ke rumah ku aja😂 Aku orang Makassar 🤭

2023-03-28

0

lihat semua
Episodes
Episodes

Updated 85 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!