"Sekarang kamu makan, ya? Bunda bilang kamu belum makan dari semalam."
"Aku tidak lapar, Kak!"
Ryu meraih piring yang berada di atas meja nakas. Lalu mengambil beberapa lauk untuk Baby.
"Kamu tidak kasihan sama Bunda Yasmin, sudah masak makanan kesukaan kamu. Lihat ini sama persis seperti yang selalu dibuat ibu." Ryu menyodorkan sesendok makanan. "Ayo makan! Anggap saja ini buatan ibu."
Sejak dulu, sekeras apapun Baby, jika Ryu yang sudah membujuk ia akan luluh dengan mudah. Perlahan gadis itu mulai membuka mulutnya. Mengunyah makanan walau tidak bersemangat. Suapan demi suapan terus diberikan Ryu sambil sesekali mengucapkan kalimat bujukan. Hingga tidak terasa makanan hampir habis.
"Sedikit lagi Cutie Pie ..."
"Kenyang, Kak," ucap Baby memelas.
"Ya sudah." Ryu meletakkan kembali piring di meja nakas, lalu memberi segelas air putih.
Setelah nya, Baby kembali bersandar di bahu Ryu. Ia menceritakan segala kepedihan hatinya tentang kepergian kedua orang tuanya yang hanya berjarak beberapa bulan dan dengan cara yang hampir sama.
Akhirnya perlahan rasa kantuk mulai menyerangnya setelah meluapkan segala kesedihannya dalam tangisan. Sejak semalam, ia kesulitan untuk tidur sehingga kantung matanya terlihat menghitam, juga wajahnya yang memucat.
Kehadiran Ryu membuatnya lebih tenang. Setidaknya hanya Ryu seorang yang mengerti dirinya. Tidak seperti Damar yang terlalu galak dan sangat ketus.
Keheningan pun tercipta. Menyadari Baby telah tertidur, Ryu pun mengendongnya dan memindahkan ke tempat tidur. Ia membenarkan bantal yang menyangga kepala gadis itu, kemudian menyelimutinya. Kemudian duduk di bibir tempat tidur. Ia menatap sendu wajah sembab Baby. Tangan satunya mengelus dengan lembut pipi kanan gadis itu.
Jangan tanya tentang sosok yang berada di ambang pintu. Aura panas terasa menyelimuti tubuhnya. Melihat Ryu begitu lembut memperlakukan Baby saja sudah membuatnya merasa sedang berada di permukaan matahari. Tak tahan, laki-laki itu segera masuk ke dalam kamar.
“Lepaskan tanganmu dari sana!” Damar menarik tangan Ryu yang sepertinya begitu betah bermain di wajah polos Baby.
Ryu mengalihkan pandangannya kepada Damar. Sepertinya terjadi adegan saling menatap tajam di sana. Laki-laki itu pun berdiri dari duduknya.
“Tidak bisa perhatian tapi sok posesif. Kamu sehat?” sindir Ryu bagai pukulan telak bagi Damar.
“Bukan urusan kamu. Sana, menjauh!” Ia mendorong Ryu agar segera keluar dari kamar itu.
Sambil berdecak, Ryu akhirnya keluar dari kamar, menghampiri Bunda Yasmin yang sedang menonton acara tv.
🌼🌼🌼🌼🌼
Waktu dengan cepat berlalu. Sudah seminggu sejak kepergian Bu Rinda. Tahlilan hari ke tujuh telah selesai digelar semalam. Selama seminggu belakangan, Bunda Yasmin dan Damar tidak pernah meninggalkan Baby. Begitu pun dengan Ryu yang hampir setiap hari datang menemui Baby sepulang kerja. Walaupun ia harus menerima sikap ketus Damar yang terbilang terlalu posesif.
Pagi itu Bunda Yasmin dan Baby baru selesai membersihkan rumah dari sisa acara tahlilan semalam. Damar sudah berangkat kerja sejak tadi. Bunda Yasmin juga sudah terlihat rapih dengan setelah gamisnya. Sepertinya wanita paruh baya itu akan berangkat ke galeri textil miliknya.
“Baby … Sini dulu, Nak.. Ada yang mau bunda bicarakan dengan kamu!” panggil Bunda Yasmin yang kini tengah duduk di ruang keluarga.
Baby mendekat dan duduk di sisi wanita paruh baya itu. “Iya, Bunda.”
Dengan penuh kelembutan, wanita itu tersenyum, mengusap puncak kepala Baby dengan sayang.
“Baby … Sebelum ibu kamu meninggal, kamu sudah dititipkan kepada bunda dan Damar." Wanita itu menjeda dengan helaan napas. Ia menatap dalam-dalam wajah Baby dan menunggu hingga merasa Baby sudah siap. "Mungkin kamu belum siap. Tapi .... pernikahan kamu dengan Damar harus disegerakan, Nak.”
Baby membeku. Ia hanya dapat menunduk. “Tapi, Bunda. Mas Damar itu …” Baby tidak menyelesaikan kalimatnya karena langsung dipotong Bunda Yasmin.
“Damar sudah setuju untuk menikah dengan kamu."
"Tapi waktu itu Mas Damar bilang tidak mau menikah, Bunda."
"Tapi Damar sudah setuju, tuh!" Wajah Bunda Yasmin kembali serius. "Baby, ibu kamu pernah berpesan supaya pernikahan kalian disembunyikan. Artinya, pernikahan kamu dan Damar tidak boleh diketahui banyak orang dan kamu tahu kan apa alasannya,” tanya Bunda Yasmin membuat Baby mengangguk.
Gadis manis itu masih diam membeku. Tidak pernah terbayangkan sebelumnya jika dirinya akan menikah dengan seorang pria datar dan galak seperti Damar.
“Hari ini Damar akan mendaftarkan pernikahan kalian ke KUA,” terang Bunda Yasmin.
“Iya, Bunda,” jawab Baby dengan raut wajah pasrah.
“Ya sudah, Bunda mau ke galeri dulu. Kamu tidak apa-apa kan sendirian di rumah. Nanti bunda cepat pulang, kok!” Lagi-lagi Baby hanya mengangguk. Ia menatap punggung Bunda Yasmin yang kini beranjak menuju pintu.
Setelah kepergian wanita paruh baya itu, Baby masuk ke dalam kamar. Ia menjatuhkan tubuhnya di bibir tempat tidur. Tatapannya kosong. Hanya ada satu nama yang terngiang di benaknya, Ryu. Diraihnya sebuah kotak musik yang berada di dalam laci meja. Sebuah kotak music kecil dan imut yang pernah ingin ia berikan kepada Ryu. Dimana lagu yang terdapat di dalam kotak musik itu adalah gambaran perasaan Baby.
Baby mengusap air matanya. Ia benar-benar tidak ingin terjebak pernikahan dengan makhluk menyebalkan seperti Damar.
Aku harus kabur. Aku tidak mau menikah dengan Mas Damar … batin Baby.
******
Dengan membawa luka hatinya, Baby setengah berlari menuju sebuah danau tempatnya sering menghabiskan waktu saat sedang sedih. Tadi, sebelum keluar dari rumah ia menghubungi Ryu dan meminta bertemu di sana.
Tiba-tiba langkah kaki gadis belia itu terhenti. Cairan bening menggenang di bola matanya, menatap di kejauhan sana. Betapa tidak, Ryu tengah berpelukan mesra dengan seorang gadis. Sebuah kotak musik yang berada digenggamannya terjatuh begitu saja dan pecah.
🌼🌼🌼🌼🌼🌼
Terima kasih sudah meluangkan waktu membaca 🤗🤗🤗 Maaf kalau kisah Damaruddin dan Bambang ini datar dan tidak sesuai harapan.
lope lope sekebon 🥰🥰
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments
Sulis Tyawati
jgn sampe ryu sama tria
2024-11-17
0
Dewa Rana
kasian baby
2025-04-10
0
Khanza Safira
gimana gk nyimpen perasaan, ibaratnya Ryu udh kayak kakak bagi baby /Whimper/ mangkanya baby ngerasa nyaman sebab Ryu perhatian dan lembut beda sama Damar galak 🤣
2024-10-03
0