Seharusnya nama Kamu Bambang, Bukan Baby!!

“Ayo diminum dulu, Yas … Nak Damar … ” ucap Bu Rinda dengan ramah.

“Iya, Bu …”

Damar baru saja menyeruput secangkir teh manis buatan Bu Rinda saat seorang gadis keluar dari sebuah kamar. Sontak bola mata Damar membulat penuh, minuman yang baru akan melewati kerongkongannya seolah memaksa untuk keluar kembali. Pun dengan gadis itu yang terlihat begitu terkejut melihat siapa yang sedang duduk di ruang tamu bersama sang ibu.

“Uhuk uhuk!” Damar terbatuk-batuk sambil mengusap dadanya yang terasa sakit akibat tersedak minuman.

Jadi si Bambang ini anaknya Bu Rinda, ya … batin Damar.

Wah gawat! Om itu tahu dari mana alamatku? Batin Baby. Pikirannya sudah kemana-mana. Ia sangat takut jika Damar datang untuk mengadukan kelakuannya di kampus tadi. Ia bahkan belum menyadari keberadaan Bunda Yasmin di sana.

Baby dan Damar saling diam. Baby seperti kaku di tempatnya berdiri dengan kepala menunduk, sementara Damar melayangkan tatapan tidak ramah, membuat nyali Baby menciut. Keheningan terjadi selama beberapa menit. Hingga akhirnya, Bunda Yasmin membuka suara, memecah kebekuan di ruangan itu.

"Baby … Sini, Nak, duduk dekat Bunda ...” panggil Bunda Yasmin. Ragu-ragu Baby mendekat pada wanita paruh baya itu. Sesekali ekor matanya melirik pria dewasa yang sedang duduk di sisi wanita itu.

Baby mencium punggung tangan Bunda Yasmin dan duduk di sisinya. Ia masih bisa mengingat wanita yang merupakan teman lama ibunya itu, walaupun lama tak bertemu. Akan tetapi ada satu pertanyaan yang memenuhi otaknya. Mengapa om galak ini bisa berada di rumahnya?

“Apa kabar, Bunda?” tanya Baby sopan.

“Baik, Sayang. Kamu sudah besar, ya … Cantik lagi,” puji Bunda Yasmin sambil mengusap lembut rambut gadis manis itu.

Apanya yang cantik, Bun? Dekil begitu. Batin Damar.

Laki-laki itu melirik Baby dengan ekor matanya. Dalam benaknya berkata mengapa gadis seperti ini yang hendak dijodohkan sang bunda dengannya. Padahal ada gadis sempurna seperti Tria yang tak hanya cantik dan anggun, tapi juga berpendidikan. Dan tentunya tidak barbar seperti Baby.

“Baby, ini anak bunda, Damar,” ucap Bunda Yasmin membuat Baby sangat terkejut. Pasalnya ia telah diberitahu oleh ibunya, bahwa dirinya telah dijodohkan sejak lama dengan anak Bunda Yasmin.

Apa? Om ini anaknya Bunda Yasmin? Apa artinya om ini yang dijodohkan dengan aku? Yang benar saja, Bu? Apa tidak ada yang lebih muda? Mana om itu galaknya minta ampun. Batin Baby.

Ia melirik Damar sekilas dan langsung menunduk saat Damar menghadiahinya pelototan mata.

🌼🌼🌼

“Jadi kamu anaknya Bu Rinda, ya …" Tatapan Damar masih tak bersahabat. "Coba bayangkan bagaimana reaksi ibu kamu kalau saya beritahu kelakuan anaknya di kampus,” ucap Damar santai, namun seperti sebuah ancaman serius di telinga Baby.

Saat ini Damar dan Baby duduk berdua di ruang keluarga, sementara Bunda Yasmin dan Bu Rinda sedang berada di dapur. Sepertinya mereka sengaja memberi ruang bagi Damar dan Baby untuk saling mengenal lebih jauh.

“Jangan Om …” Dengan wajah memelas, Baby memohon.

“Sudah berapa kali saya bilang, saya bukan om kamu!”

“I-iya, Mas, Maaf … Tolong jangan beritahu ibu. Ibu pasti sedih nanti.”

Damar menghembuskan napas panjang, sembari menyandarkan punggung di sofa. Ia melirik tajam ke arah Baby setelahnya. “Kamu tidak mau ibu kamu sedih. Tapi kenapa kelakuan kamu seperti ini? Ah, Bu Rinda pasti salah memberi nama. Baby terlalu imut buat kamu, tidak sesuai! Seharusnya nama kamu itu Bambang, bukan Baby.”

Baby hanya mencebikkan bibirnya. Ia tak berani menyahut atau membalas. Salah bicara sedikit saja bisa disemprot oleh Damar.

“Bambang kan nama laki-laki.”

“Kelakuan kamu kan memang seperti laki-laki. Saya ada loh, video kamu memanjat pagar.”

Baby akhirnya bungkam.

“By the way … kamu setuju dengan perjodohan kita?” tanya Damar dengan nada yang nyaris tidak berubah sejak tadi. Sangat ketus.

Baby dengan cepat menggeleng. Sebelum mengetahui siapa laki-laki yang hendak dijodohkan dengannya, ia sudah ingin menolak. Akan tetapi Baby tidak bisa membantah permintaan sang ibu. Terlebih sejak ayahnya menghadap yang kuasa beberapa bulan lalu, karena sebuah kecelakaan.

“Tidak. Tapi ibu memaksa.”

“Bagus. Saya juga tidak mau menikah dengan gadis seperti kamu.” Ucapan frontal Damar membuat Baby memberanikan diri menatap wajah laki-laki itu. “Bagaimana kalau kita buat kesepakatan.”

“Kesepakatan?”

“Iya. Saya akan kembalikan hape kamu, dan kamu tidak perlu mengganti kerugian saya. Saya juga akan tutup mulut dan akan menghapus video kamu.”

Seketika wajah Baby berbinar mendengar ucapan Damar. Ponsel akan dikembalikan dan tidak perlu mengganti uang Damar, berikut video tawuran yang akan dihapus. Ah, ternyata Damar tidak seburuk tampilan luarnya. Ia seseorang yang baik, begitu pikir baby.

“Beneran, Mas?” tanya Baby penuh semangat.

“Tapi ada syaratnya.”

Baby mengangguk antusias. Terlibat masalah seperti sekarang terasa bagai dunia akan kiamat baginya. Tentu tawaran Damar bagai oase di gurun pasir. “Apa syaratnya, Mas?”

“Gampang! Tolak perjodohan kita di hadapan bunda dan ibu kamu. Bisa?”

Baby terdiam beberapa saat memikirkan bagaimana cara menolak perjodohan itu. Ia tidak ingin membuat ibunya sedih. Namun, jika Damar mengadukan kelakuan Baby, sama saja dengan menggali kuburannya sendiri. Kini Baby berada dalam dilema besar.

“Tapi bagaimana caranya?”

“Terserah, itu urusan kamu, Bambang! Atau kamu mau saya adukan kelakuan kamu ke Bu Rinda.” Damar terlihat cukup puas setelah melihat wajah Baby yang memucat karena ancamannya.

“Jangan, Mas.” Baby sudah pasrah.

Damar kemudian menjentikkan jarinya, meminta agar Baby mendekat. Ia membisikkan sesuatu yang membuat bola mata gadis itu membulat penuh.

“Ta-tapi, Mas. Saya bisa dimarahin ibu kalau begitu.”

"Bukan urusan saya." Seringai kepuasan terlihat di sudut bibir Damar. Ia seakan tidak peduli dengan wajah Baby yang terlihat frustrasi.

*****

Makan malam pun berlanjut. Baby duduk di sisi Bu Rinda, berhadapan dengan Damar dan Bu Yasmin. Sudah sejak tadi, Damar memberi kode dengan menyenggol kaki Baby di bawah meja. Namun, gadis itu belum juga melakukan apa yang diperintahkan Damar.

“Baby selain kuliah, kegiatannya apa?” Bunda Yasmin membuka suara. Sebab sejak tadi Damar dan Baby saling diam.

“Baby les musik, Yas.” Bu Rinda menjawab setelah beberapa saat anaknya hanya diam. Wanita paruh baya itu mengusap rambut putrinya dengan penuh kasih sayang. “Dia suka main biola.”

“Oh, ya …” Bunda Yasmin terlihat antusias. "Bagus sekali, Nak."

Sementara Baby sudah terlihat tidak nyaman dengan posisi duduknya. Damar terus menggerakkan kakinya di bawah sana, berikut tatapan mengintimidasi yang ia layangkan kepada Baby sejak tadi.

“Ehm … Bu, boleh minta kuah sup nya? Aku lapar, Bu …” Dengan tergesa-gesa, Baby meraih mangkuk sup dan menuang ke dalam mangkuk kecil. “Mari makan!!” Ia langsung menyeruput kuah sup langsung dari mangkuk tanpa menggunakan sendok.

Tak berhenti sampai di situ, Baby mengambil beberapa lauk dengan tangannya dan makan dengan lahap seperti orang yang beberapa hari belum makan. Dan hal itu membuat Bunda Yasmin menelan ludah kasar.

“Baby …” Bu Rinda berbisik sambil menyenggol lengan kiri anaknya saat menyadari kelakuan Baby yang dinilai kurang sopan. Akan tetapi, Baby seakan tidak peduli. Ia tetap makan dengan suara yang berisik.

Damar tersenyum puas mendapati wajah Bunda Yasmin yang mendadak kehilangan selera makan. Berharap Bunda nya akan membatalkan rencana perjodohan mereka setelah melihat kelakuan Baby.

“Baby …” bisik Bu Rinda sekali lagi.

“Lapar, Bu … Belum makan dari pagi,” jawabnya dengan mulut penuh makanan. Ia meraih gelas air putih dan minum dengan tergesa-gesa.

"Ah, enaknya," ucap Baby lalu setelahnya bersendawa dengan cukup keras.

“Baby!!!!”

🌼🌼🌼🌼

Terpopuler

Comments

Inooy

Inooy

skarang kamu bilang dekil, lama2 jg bakalan suka kamu teh Mar....

2024-10-05

0

⏤͟͟͞R ᝯׁ֒ꫀᥣᥣіᥒᥱ༅🪭

⏤͟͟͞R ᝯׁ֒ꫀᥣᥣіᥒᥱ༅🪭

awokawok manjat pagar apa ga tkut jatuh/Sob/

2024-07-06

1

Lisa Halik

Lisa Halik

hahahah

2024-02-18

0

lihat semua
Episodes
Episodes

Updated 85 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!