Melihat sikap lawan seperti itu, membuat Lu Tuoli semakin marah. Saat ini, ia ingin sekali membuat Wang Chen sekarat. Tanpa basa basi lagi, Lu Tuoli mengambil pedang yang tersarung di punggungnya. Iapun melesat cepat ke arah Wang Chen, "Akan kubungkam mulutmu itu!"
Wang Chen menarik pedang yang juga ada di punggungnya. Ia melesat ke arah Lu Tuoli. Wang Chen mendapatkan pedang ini dari Feng Ying. Temannya itu memberikan pedang ini pada malam hari, setelah mengerjai Hao Yu dan Lu Tuoli.
Semenjak saat itu, ia mulai diajari beberapa dasar penggunaan pedang. Dalam waktu singkat, Wang Chen dapat mempraktekannya dengan cukup baik. Bahkan hal ini membuat Feng Ying kagum akan bakatnya.
Pedang yang diberikan Feng Ying memang bukanlah senjata level tinggi. Namun, ini sudah cukup baginya. Apalagi yang memberikan pedang adalah teman baiknya, ia sangat senang. Maka ia akan menjaga pedang ini, walaupun suatu saat dia akan memiliki pedang dengan level lebih tinggi dari pedang ini, namun dia akan tetap menjaganya.
Senjata memiliki level 1-10. Level pertama adalah yang terendah, sementara level 10 adalah senjata yang masih misteri. Benar atau tidaknya keberadaan senjata level itu, tidak diketahui. Namun semua orang mempercayai bahwa ada senjata level 10.
Pedang yang dimiliki Wang Chen saat ini berada pada level 4 dan termasuk cukup banyak di pasaran. Kebetulan, pedang milik Lu Tuoli juga berada di tingkat yang sama saat ini.
Lu Tuoli dan Wang Chen saling beradu pedang. Dentingan senjata terus terdengar dari arena pertarungan. Semua penonton tercengang ketika melihat bahwa Wang Chen tidak langsung kalah. Bahkan bocah itu nampak lebih kuat ketika beradu pedang dengan Lu Tuoli.
"Tck, sepertinya aku terlalu meremehkanmu," Lu Tuoli melompat ke belakang. Tiba tiba, pada telapak kakinya muncul sengatan sengatan petir berwarna kuning. Lu Tuoli langsung menghilang dari tempatnya berada.
Wang Chen melihat sekitar dengan waspada. Lu Tuoli langsung muncul dari arah samping Wang Chen. Ia langsung mengayunkan pedangnya untuk melukai perut bocah berumur 12 tahun itu.
Wang Chen yang sadar akan hal tersebut langsung melompat ke belakang. Namun di belakang, tendangan langsung mendarat di punggungnya dengan mulus. Hal ini membuat Wang Chen terdorong beberapa langkah ke depan.
Wang Chen berbalik dan ingin melihat pelaku. Namun, serangan pukulan muncul tepat di depan wajahnya hingga membuat Wang Chen terlempar. Bahkan ia menggores permukaan tanah beberapa kali.
Wang Chen memang memiliki insting yang cukup tajam. Ia juga memiliki fisik yang kuat. Namun, dia tidak memiliki banyak pengalaman bertarung. Juga, dia tidak secepat Lu Tuoli, walaupun dia juga memiliki jurus dengan kemampuan sama seperti pemuda itu.
Perbedaannya ada pada warna petir yang ada di telapak kaki. Bila petir milik Lu Tuoli kuning cerah, petir milik Wang Chen berwarna kuning gelap bila jurus kecepatan kilat miliknya dipakai.
Ketika Wang Chen akan berdiri, sebuah kaki dilayangkan ke arahnya. Kaki itu mengenai dagu Wang Chen dan membuatnya kembali terjatuh ke tanah.
"Heh, ternyata hanya sampai ini saja kemampuanmu," Lu Tuoli tersenyum mengejek ketika melihat Wang Chen di hadapannya saat ini terluka dengan luka lebam berwarna ungu. Bahkan kedua hidungnya berdarah.
Wang Chen berdiri perlahan, iapun langsung menghilang dari tempatnya dan muncul di belakang Lu Tuoli, "Senior pikir.. Aku/dia akan kalah begitu saja?" ucap Wang Chen dan Feng Ying secara bersamaan, namun di tempat berbeda.
Lu Tuoli yang terkejut tidak bisa menghindari serangan tebasan pedang yang dilakukan oleh Wang Chen dari arah belakang. Punggungnya pun harus terluka karna tebasan pedang itu.
Lu Tuoli tergeletak di tanah dengan tubuh tengkurap. Iapun perlahan menopang tubuhnya dengan dua tangan dan dia mulai berdiri dengan wajah menahan sakit.
Tangan kanannya masih menggegam pedang. Ia berada di posisi setengah berdiri dan langsung mengayunkan pedang ke belakang. Namun, tebasan pedang yang ia lakukan langsung ditahan oleh pedang Wang Chen.
"Kau pikir, kau sudah menang?!", Lu Tuoli melompat ke belakang dengan ekspresi kesakitan. ia menancapkan pedang pada tanah, "Gelombang petir!"
Seketika, petir merambat di bagian tanah. Bukan di bagian permukan tanah saja, namun di udara juga nampak petir petir yang bergerak gerak. Semua petir langsung menlesat ke arah Wang Chen dengan sangat cepat.
Mendapati adanya serangan, Wang Chen langsung melompat ke belakang beberapa kali. Ia juga menghindar ke kanan dan kiri. Di udara maupun tanah terdapat serangan petir. Sehingga membuat Wang Chen hanya bisa terus mundur.
Karna petir terlalu cepat bagi Wang Chen, dia pun terkena beberapa sengatan petir yang berada di udara maupun tanah. Ketika sedang tersengat, maka itu akan memberikan waktu pada petir lain untuk menyerang Wang Chen dan melukainya. Sehingga, satu kali tersengat petir serangan, itu menjadi sangat berbahaya. Karna petir lain akan juga mengenainya.
Beberapa kali Wang Chen menghindar, namun beberapa kali juga ia tersengat petir. "Setiap kali aku tersengat petir, aku memang merasa kesakitan. Namun itu hanya sebentar. Setelahnya, aku merasa menjadi lebih kuat. Apa aku biarkan saja serangan petir mengenai tubuhku?" batin Wang Chen.
Wang Chen berhenti menghindar dan membuat semua serangan petir mengenai tubuhnya. Ia mengerang kesakitan. Melihat hal tersebut, Lu Tuoli tertawa mengejek, "Haha.. Kau akan kalah, menyerahlah!"
"Sepertinya murid sekte bambu kuning itu yang akan menang. Sudah kuduga" ucap salah satu penonton.
"Iya, menurutku juga begitu. Lagi pula, pertarungan ini berat sebelah" ucap penonton lain.
"Kasihan sekali bocah itu."
Para penonton tidak mengetahui kekuatan asli Wang Chen berada di tingkat master bintang 3. Karna mereka memiliki kekuatan kurang dari bocah itu. Sementara, tetua, guru guru dan dua patriarc dapat melihat kekuatan asli dari Wang Chen.
Patriarch Lao, patriarch sekte bambu kuning, tetua dan guru guru lain terkejut ketika melihat bahwa kekuatan Wang Chen meningkat. Walaupun hanya 2 bintang.
"Apa yang terjadi dengannya? Apa mungkin bocah itu menyerap serangan petir? Tapi bagimana mungkin?!" pikir mereka.
Tidak pernah ada orang yang menyerap serangan petir dan membuat dirinya bertambah kuat hanya dengan menyerap petir itu. Mungkin bila ini terjadi, maka hanya pernah terjadi pada beberapa orang. Hal ini juga tidak diketahui banyak orang. Termasuk dua patriarch dan yang lainnya. Sehingga mereka bertanya tanya dengan apa yang terjadi pada Wang Chen.
Ketika melihat peningkatan kekuatan Wang Chen, Feng Ying terkejut, "Dia menyerap serangan petir itu?! Apa dia memiliki tubuh petir?!" batinnya dengan sangat terkejut.
Tubuh petir adalah tubuh istimewa yang hanya dimiliki beberapa orang. Orang yang memiliki tubuh seperti ini dapat menyerap serangan petir yang lebih kuat dari pada petir miliknya. Sehingga membuat kekuatannya meningkat.
Lu Tuoli berhenti menyerang Wang Chen. Ia tersenyum penuh kemenangan ketika melihat Wang Chen terduduk di permukaan tanah dengan nafas tidak beraturan. Ia tidak mengetahui apapun tentang peningkatan kekuatan yang terjadi pada Wang Chen.
Ia memang agak merasakan kekuatan yang agak bertambah dari Wang Chen, namun dia mengabaikan hal itu dan berfikir bahwa kekuatan itu bukanlah kekuatan Wang Chen, melainkan petir miliknya.
"Heh, menyerah saja. Kau sudah terkena serangan petirku itu. Jadi kau tidak mungkin dapat bertarung lagi. Menyerah sekarang dan aku akan mengampunimu" ucap Lu Tuoli.
"Menyerah? Heh, tidak akan. Aku dan Ying sudah berjanji untuk lolos dalam ujian ketiga ini. Jadi maaf saja, aku tidak akan mengalah padamu, senior!", Wang Chen menghilang dari tempatnya berada setelah memasukkan pedang kembali ke dalam sarungnya.
Setelah Wang Chen menghilang, serangan dari berbagai arah mengenai tubuh Lu Tuoli. Pukulan maupun tendangan. Serangan yang dilakukan sangat cepat. Mungkin setara dengan kecepatan petir milik Lu Tuoli.
Lu Tioli sendiri tak bisa berkutik dengan adanya serangan ini. Karna dia belum siap akan adanya serangan kejutan. Ia terus terlempar ke sana kemari, punggungnya terasa lebih sakit, karna terdapat luka sayatan.
Setelah benerapa menit, Wang Chen berhenti menyerang Lu Tuoli. Ia saat ini berdiri di hadapan Lu Tuoli yang tergeletak di permukaan tanah dengan keadaan yang cukup parah. Sudut bibir dan hidungnya banyak mengeluarkan darah, sementara tubuh lain nampak lebam.
"Menyerahlah senior Tuoli. Bila anda tidak menyerah juga, maka junior ini akan melawan senior Tuoli kembali" ucap Wang Chen dengan tegas.
"Ba- baiklah.. Aku.. Menyerah!" ucap Lu Tuoli. Walaupun dia tidak mau mengaku kalah, namun ia tidak memiliki pilihan lain. Dirinya tidak mau diserang lagi.
Mendengar ucapan Lu Tuoli, panitia segera mengumumkan bahwa pemenangnya adalah Wang Chen. Semua penonton bersorak dengan ekspresi ketidak percayaan di wajah mereka. Awalnya, mereka kira Lu Tuoli akan menang. Namun ternyata yang menang adalah seorang bocah yang mereka ragukan kekuatannya.
Wang Chen tersenyum karna bisa menepati janjinya. Ia menyeka darah yang keluar dari hidungnya akibat serangan yang dilakukan Lu Tuoli saat pertama kali.
Lu Tuoli langsung dibawa ke ruang pengobatan. Wang Chen juga awalnya disuruh untuk pergi ke sana. Namun, bocah itu segera menolak dan langsung kembali ke tempat duduknya.
Wang Chen tersenyum lebar ke arah Feng Ying, "Kau lihat tadi? Aku menang! Sekarang aku sudah menepati janjiku. Kau juga, tepatilah janjimu untuk memenangkan ujian ketiga ini."
Feng Ying mengangguk dan tersenyum, "Selamat atas kemenangannya!"
Nyawn~
Wang Feng juga nampak senang. Ia seperti memberikan ucapan selamat.
Wang Chen mengelus kepala harimau bulan dan langsung mengambilnya dari pangkuan Feng Ying, "Tadi itu cukup menegangkan bagiku. Karna aku pertama kalinya bertarung di dalam colosseum seperti ini. Apalagi disaksikan oleh banyak orang."
Feng Ying mengangguk, "Aku mengerti. Um, aku ingin pergi untuk buang air. Aku sudah tak kuat, lagi pula saat ini masih ada satu pertarungan sebelum diriku."
Wang Chen mengangguk, "Jangan terlalu lama atau kau akan didiskualifikasi dan tidak dapat lolos ujian ketiga."
Feng Ying berdiri, "Kau tenang saja. Aku tidak akan lama."
Feng Ying langsung pergi menginggalkan Wang Chen, juga Wang Feng.
Di arena saat ini sudah ada pertarungan. Ini adalah pertarungan ketiga. Bila pertarungan berakhir, maka giliran Feng Ying akan datang. Ia akan melawan Hao Yu. Karna pemuda itu belum melakukan ujian ketiga sama sekali.
***
"Kau di sini" ucap suara.
Feng Ying yang sedang berjalan di sebuah koridor dengan cahaya yang agak minim pun, langsung berbalik dan melihat orang yang bersuara tadi. Di tempat ini, tidak ada siapapun. Kecuali Feng Ying dan orang di hadapannya saat ini.
Feng Ying terbelalak ketika melihat seorang wanita cantik yang terlihat berumur 15 tahun. Wanita itu memiliki ekspresi datar. Suara yang tadi ia keluarkan juga terdengar datar. Kulitnya seputih salju, wajahnya sangat cantik. Memiliki rambut berwarna hitam pekat. Iris matanya berwarna biru terang.
"Aku tak menyangka bisa bertemu denganmu di sini" ucap wanita itu dengan datar.
"Lian?!", Feng Ying sangat terkejut akan kedatangan orang yang sangat ia kenal ini. Ia tak menyangka akan bertemu wanita itu di sekte phoenix api. Apalagi ketika diadakannya turnamen.
>> Bersambung
\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=
Tingkat kekuatan di dunia ini:
*Pemula\=1-9
*Qi condensation\=1-9
*Qi foundation\=1-9
*Master\=1-9
*Grandmaster\=1-9
*Prajurit\=1-9
*Jenderal\=1-9
*Kaisar\=1-9
*Bumi\=1-7
*Langit\=1-7
*Immortal
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 165 Episodes
Comments
Padum
Hmm....
2023-03-01
0
Penjelajah
oyy sepi komenny
2022-01-04
0
Norayolayora
kapan Wang Chen punya pedang?
2021-07-17
2