"Mas Rendra, beneran nih makannya ditraktir sekalian," Maya meyakinkan.
"Apa sih, yang gak buat kamu," mas Rendra mulai keluarin gombalannya.
"Rayu teruuuusssss, sampai berbusa mas," aku memprovokasi.
"Mau makan apa, Sa?" tanya Maya sambil membuka-buka menu.
"Makan ati aja," jawabku sekenanya.
"Yailah, masih ngambek aja," ucap Maya.
"Pilihin yang paling mahal, biar bisa ngerasain kenyang maksimal! Aku dah laper banget ini. Kalian enak dah kenyang, aku,"
"Kita juga belum makan kali, neng," mas Rendra menimpali.
"Loh, tadi makan cinta gak kenyang,"
Sekotak tisu meja, mendarat di kepalaku dari ulah Maya setelah mendengar celotehku.
"Udah-udah, jangan kayak anak kecil. Ntar mas beliin balon karakter LED satu-satu lho, kalau masih juga berantem," skak mat mas Rendra.
"Mauuuuuu," teriakku dan Maya bersamaan.
*****
Tria PoV
Gelak tawa 3 insan manusia di balkon mall tersebut, ku amati dan diamati juga oleh 2 pasang mata lelaki di depanku dari meja paling ujung.
"Akhirnya, senyumnya bisa kita lihat lagi ya," suara lembutku dengan seulas senyum tersungging di bibirku
"Gue ikut bahagia, dia bisa kembali menemukan dirinya dulu, yang selalu tertawa riang," suara berat khas lelaki, milik Rio itu menimpaliku.
"Iya Yo, gue merasa bersalah banget, waktu itu gak dukung keputusannya,"
"Sama Tri, gue bahkan gak bisa nahan emosi waktu itu,gue gebrak meja,"
"Memang hati gak bisa dipaksa cinta ya Yo. Cantik dan tampan, juga bukan jaminan cinta itu berbalas. Melihat mereka sama-sama saling terluka, itu menyakitkan. Tapi, emang waktu yang akan mengobati segala sakitnya." kataku.
"Biarkan mereka bahagia dengan pilihannya," Rio bijak dengan kalimatnya kali ini.
"Dan semoga kita juga akan bahagia dengan pilihan kita nantinya," aku ikut berdoa.
"Dan, maukah kamu berbahagia denganku Tri," raut wajah Rio nampak serius dengan ucapannya.
Tangan Rio menggenggam tanganku yang terletak di meja. Aku sedikit kelimpungan dibuatnya. Namun, wajahku pasti tak bisa bohong, kalau aku merona dengan ajakan bahagia dari Rio.
"Sssstttt ...." telunjuk Rio menghentikan kata yang hendak keluar dari bibirku.
" Aku mencintaimu Tri,aku mau kita menjadi "aku dan kamu" bukan "elo dan gue", aku mau kita berakhir di KUA. Aku, kamu, kita dan KUA, jangan kau tolak, aku tau kamu juga mencintaiku,"
Aku sudah tak bisa berkata-kata lagi. Semua yang dikatakan Rio adalah apa yang ku mau selama ini. Dan, hanyalah sebuah anggukan kecil yang mengisyaratkan bahwa KUA untuk kami akan segera menjadi tempat istimewa. Selalu ada bahagia, untuk sedih yang bertahta. Cintaku dan Rio ada, karena Rosa dan Dion yang tak terpaut hatinya. Semoga bahagia ....
*****
Waktu sudah menunjukkan pukul 23.00.
Namun, mataku masih sulit untuk ku pejamkan. Menutup mata, berguling ke kanan dan ke kiri sudah puluhan kali, namun tetap saja mataku tetap terjaga.
"Mataku, ayo dong kita tidur, besok kerja nih,"
"Hmmmm .... harus ngapain lagi nih, biar bisa tidur,"
Alih-alih baca doa atau menghitung ratusan domba biar cepet tidur, aku malah mencari HP yang tergeletak entah kemana. Mau chat Maya, tapi rupanya dia dah offline 30 menit yang lalu.
"Gangguin siapa nih," pikirku mencari nama yang bisa aku ajak ngobrol tengah malam begini.
Tiba-tiba ada WA masuk.
"Jam segini masih online, besok jangan sampai telat ya,"
WA dari nomer yang sama dengan yang tadi sore.
"Siapa?" aku sudah gak bisa kalau gak balas chatnya.
Penasaranku dah gak ketulungan.
1 menit gak ada balasan, aku masih sabar.
5 menit kemudian, masih gak ada balasan juga.
Dan .... aku malah terlelap entah pada menit keberapa aku menunggu balasan WAnya.
WA darinya, seolah menjadi penenang yang mengantarkanku menjemput bahagia di alam mimpi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 245 Episodes
Comments
Ririe Handay
mas Rudi dah maju nih
2022-05-28
0
💞Adinda Tya💞
eemmmmmm siapakah dia
2021-01-03
1
mbak i
apakah itu mas rud
2020-12-04
0