Maya PoV
"Mas, juga mau ke kondangan?" tanyaku.
"Aku cuma pengen cepet dapet undangan,"
Aku bingung dengan jawaban mas Rendra.
"Ayo ke kasir!" ajak Mas Rendra.
"Tapi, aku masih bingung pilih yang mana mas,'' ujarku.
"Bungkus semuanya!" jawab santai mas Rendra.
Aku hanya bisa tersenyum bahagia.
"Tau gitu, tadi aku milih 3," godaku pada Mas Rendra.
"Kalau kamu mau, aku beliin sekalian sama mbak-mbaknya," ungkap mas Rendra.
"Aku gak mau kalau sama mbak-mbaknya, aku maunya sama mas Rud aja," celetukku.
"Kamu jangan nakal, kamu fokus ke aku aja, Rud dah punya cewek," Mas Rendra beranjak keluar dari butik setelah membayar belanjaanku.
" Beneran mas?" Aku meyakinkan.
"Siapa pacarnya mas? Secantik aku kah? Aaahh mas pasti bohong nih," aku penasaran sekali.
Mas Rendra tak memperdulikan ocehanku. Dia terus saja melangkah ke parkiran yang ku ikuti dengan langkah besar dengan mulut yang terus bertanya-tanya tentang Rud.
*****
Di dalam mobil berwarna black metalic yang tengah melaju itu, hanya terdengar lantunan sebuah lagu berbit rendah. Dua nyawa yang tengah duduk di kursi kemudi dan sebelahnya itu, tak sedikitpun hendak mulai bicara.
"Iya ma, ada apa?" aku mengangkat telpon yang memecah keheningan suasana.
"Oh begitu, baiklah gak papa," aku menyudahi telponku.
"Ada apa?" tanya lelaki yang mas Rendra sebut bernama Rud itu.
"Orang-orang rumah malah makan diluar," jelasku.
"Kalau gitu, kita makan dulu aja ya, kan kamu gak buru-buru!" ajaknya.
"Baiklah."
Aku mengiyakan tawarannya kali ini. Karena sejatinya, aku juga sudah menahan lapar dari tadi. Dia menghentikan mobilnya di parkiran sebuah restoran.
"Gak pa pa kan, kita makan disini?" izinnya.
"Aku bisa makan dimana aja kok," terangku.
"Mau makan apa?" tanyanya.
"Samain aja!"
Aku langsung duduk di bagian lesehan, meja nomer 2 dari ujung. Dia kemudian memilih duduk di sebelah kiriku. Sementara aku, bersebelahan kanan dengan tembok.
"Kamu, sudah mengingatku siapa?" dia mengawali pembicaraan.
"Pak Rud, kan?" jelasku.
"Itu kan Rendra yang bilang," tukasnya.
"Emang bukan?" tanyaku.
"Kenalin, aku Rud Dinata, panggil aja Mas Rud bukan Pak Rud,"kenalnya sambil mengulurkan tangan.
"Sama aja," jawabku tanpa merespon uluran tangannya.
"Beda dong, aku mas-mas ganteng bukan bapak bapak perut buncit," kilahnya sambil menyunggingkan senyum maut.
Oh Tuhaaann ... aku klepek-klepek. Tapi sebisa mungkin aku datarkan ekspresiku.
"Sa, kamu suka nulis diary?" tanyanya setelah melihat diaryku yang tercecer keluar tas, saat aku mengambil HP.
"Iya, ini hobiku, nulis."
"Boleh aku lihat?" pintanya.
" Jangan dong, ini isinya pribadi, aku malu kalau kamu sampai tahu," jelasku.
"Takut ketauan ya?"
"Emang aku ngapain? Ohya, emang mas tau nama aku siapa kok panggil Sa?" selidikku.
"Rosalia Citra Atmadja biasa dipanggil Rosa. Iya kan? Jangankan cuma namamu, aku juga tau ulang tahunmu tanggal 19 April," ucapnya meyakinkan.
"Emejing ... emejing ...." batinku.
"Secret admirer ku ya?" cercaku kemudian.
"Kalau secret admirer, aku gak bakalan disini. Yang ada aku ngumpet-ngumpet, ngikutin kamu kemana aja, nyuri-nyuri foto kamu. ngerti?" jelasnya kemudian.
Ngerti sih, ngerti mas, tapi tatapanmu itu loh yang buat aku gak ngerti. Aku gak ngerti, kenapa jantungku jadi dag dig dug kalang kabut. Aku gak ngerti, kenapa aku jadi ingin senyum senyum sendiri. Dan aku gak ngerti kenapa kamu mengerti aku sebanyak ini.
Rud Dinata ... siapa kamu sebenarnya?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 245 Episodes
Comments
Ririe Handay
penggemar menuju pacar y sa
2022-05-28
0
Srieaniez Ñew Srieaniez
bucin dah nich
2021-04-20
1
💞Adinda Tya💞
ehemmmm Mas Rud
2021-01-03
1