Sepertinya pertunangan Tria dan Rio kali ini, digelar dengan begitu meriah. Sudah seperti sebuah pesta pernikahan. Dekorasinya simple tapi tetap memperlihatkan sisi mewahnya.
"Ayo mas, aku kenalin sama Tria dan Rio!" ajakku saat melihat Tria dan Rio dari kejauhan.
Mas Rud hanya mengikuti apa mauku. Karena memang sedari awal dia berniat menemaniku.Tolong garis bawahi ya! Menemaniku! Namanya menemani berarti ya harus menurutlah sama yang ngajak. But, aku gak ngajak sepertinya. Aahh ... ya sudahlah!
"Tria selamat ya! Kamu cantik sekali malam ini!" ucapku sambil cipika-cipiki dan memeluk Tria.
"Kamu juga cantik sekali! Makasih ya udah dateng," balas Tria terharu.
" Aku gak diselametin?" Rio merajuk karena melihat kami terlalu lama berpelukan.
"Selamat ya Yo! Jaga baik-baik sahabatku ini! Jangan dibuat menangis!" pesanku sok galak sambil menjabat tangannya.
"Kok aku gak dipeluk, Sa?" Rio menggoda dan kemudian meringis karena Tria mencubit perutnya.
"Awas ya ganjen!" ancam Tria.
"Kamu sama siapa, Sa?" Rio mengalihkan pembicaraan.
" Ohya ... ini kenalin, Mas Rud!" kenalku pada Tria dan Rio.
Mereka pun berkenalan dan terlibat obrolan yang gak aku dengarkan sepenuhnya.
"Mas Rud, ngobrol dulu sama Rio, ya! aku ada perlu bentar sama Rosa," pinta Tria.
"Jangan lama-lama ya, yang! nanti aku kangen." Rio berulah.
"Rio, jangan lebay!" jawabku kesal.
*****
"Sa, siapa tuh Mas Rud?" Tria mulai kepo.
"Atasanku di kantor," jawabku.
" Gila kamu, bisa gaet bos!"
" Gaet apaan, temen!" tegasku.
"Aku melihatnya gak gitu," analisa Tria.
"Terserah!"
"Aku setuju kamu sama dia," celetuk Tria.
"Doain aja," ucapku mengiyakan Tria.
"Nah, 'tu kan? kamu ngarep!"
"Biar kamu cepet diem," alasanku.
"Sa, kamu makan dulu ya! Aku dipanggil mama."
Tria pun meninggalkanku dan menemui mamanya. Sesuai perintah Tria, aku berjalan hendak mengambil potongan buah.
*****
Rio PoV
" Mas Rud, kalian ...?" Aku menggantung kalimatku.
" Panggil Rud aja! Umur kita gak beda jauh kok," pinta mas Rud.
"Aku dan Rosa? Ya ... Seperti yang kalian lihat," mas Rud menjelaskan.
"Wah, kamu hebat mas, bisa naklukin hati Rosa," pujiku.
"Begitukah?" mas Rud tersenyum.
" Iya ... tuh bucinnya Rosa 10 tahun, tapi ujung-ujungnya ditolak juga," tunjukku pada Dion yang berjalan ke arah kami.
Mas Rud seolah biasa aja mendengar perkataanku. Padahal sebenarnya aku tahu, kalau dia pengen tahu juga seperti apa orang yang ku katakan barusan.
" Bro, selamet ya! Akhirnya lo laku juga," Dion memelukku.
" Semoga lo juga cepet nyusul!" doaku.
" Pasti itu, bro," yakin Dion.
"Ohya ... ini kenalin, Rud!" Aku mengucap.
Mas Rud dan Dion saling berjabat tangan untuk berkenalan.
"Aku kesana dulu, ya!" izin Dion untuk meninggalkanku dan mas Rud.
*****
"Sudah lama kita gak ketemu," ucap seseorang dari belakangku.
Aku pun menoleh. Mendapati Dion yang tengah tersenyum di belakangku.
"Anting itu manis di telingamu," puji Dion kemudian yang membuatku semakin bingung untuk berbicara apa.
"Kamu!" aku terbata.
"Terimakasih, karena kamu sudah memakainya," kata Dion setengah berbisik di telingaku.
Aku memalingkan pandanganku. Entah kenapa, suara Dion seolah membuatku merinding. Kata-katanya dalam dan menusuk.
"Dengan siapa, kamu kesini?" selidik Dion.
"Temen," jawabku.
"Mana Ara?" tanyaku mengalihkan.
" Kenalkan aku sama temenmu!" pinta Dion.
" Lain kali saja, ya," tolakku sambil berjalan menjauhinya.
Dion mengejarku dan meraih lenganku lembut, namun juga penuh tenaga hingga aku tak bisa melepasnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 245 Episodes
Comments
Ririe Handay
mengikuti alur cinta nya rosa
2022-05-28
0
Srieaniez Ñew Srieaniez
kasian jg dion nya
2021-04-21
1
💞Adinda Tya💞
😀😀😀
2021-01-03
1