Istri Yang Ternodai

#Flashback On#

Zayn melihat Reza tengah membuka isi yang ada di dalam kotak rahasia miliknya. Ia pasrah jika sang kakak akan marah dan melontarkan banyak pertanyaan.

“Kamu menyukai Rara?” tanya Reza dengan posisi berdiri membungkuk, memperhatikan setiap foto yang menggambarkan wanitanya di sana.

Zayn menyambar kotak besar itu. “Ini privasi gue. Lu ngga berhak buka-buka kotak ini.” Ia langsung memasukkan semua foto-foto dan beberapa barang yang menurutnya memiliki kenangan bersama Rara.

Reza menatap adiknya sinis. “Sejak kapan?” tanyanya pada sang adik yang tengah menunduk merapihkan benda-benda itu ke dalam kotak besar itu lagi.

“Apa?” Zayn balik bertanya sembari menutup kotak itu dengan rapih.

“Huh, masih mengelak,” ucap Reza membuang padangannya ke arah lain, lalu kembali pada wajah sang adik. “Sejak kapan, lu suka sama cewek gue.”

Zayn cuek dan kembali membawa kotak besar itu ke dalam lemari untuk disimpan lagi dengan rapih.

“Jawab gue Zayn!” bentak Reza.

“Untuk apa? Toh Rara sukanya sama lu. Trus buat apa lu tahu kalau gue suka sama dia sejak kapan? Buat apa?”

“Jadi selama ini, gue nitip Rara ke orang yang salah. Gue kira lu bakal jagain calon kakak ipar lu tapi ternyata lu mau nikung gue. Dasar penghianat!” Reza terus mengumpat, menuduh sang adik dengan membabi buta.

“Terserah lu mau nilai gue apa? Lagi pula gue ngga lakuin apa yang lu tuduhkan. Gue menjaga Rara dengan tulus, kalau pun gue suka sama dia, gue bisa apa? Gue juga ngga mau seperti ini.”

Bruk

Reza mendorong tubuh Zayn hingga terbentur di dinding. Ia mencengkram kerah baju sang adik. Sungguh, darahnya terasa mendidih mengetahui bahwa kedekatan sang adik dengan wanita pujaannya itu berdasarkan rasa cinta terhadap lawan jenis bukan kasih sayang seperti layaknya adik dan kakak. Reza terasa naif memercayai Rara pada playboy macam Zayn.

Tiba-tiba Pintu kamar Zayn pun terbuka dan menampilkan sosok sang ibu.

“Zayn ... Reza ... Ada apa ini?” tanya Mirna panik melihat melihat kedua putranya hendak berkelahi.

Zayn hanya diam diperlakukan seperti ini oleh sang kakak, padahal ia juga bisa melawan, tapi Zayn memilih diam dan tak membalas emosi sang kakak yang sedang memuncak.

“Lepas, Za. Ini ada apa?” tanya Mirna lagi sembari menahan tangan Reza yang terkepal kuat di leher sang adik.

“Zayn, ada apa ini?” arah mata Mirna beralih pada Zayn.

Kedua pria ini tak menghiraukan kehadiran sang ibu.

“Kalau sampe pernikahan gue sama Rara gagal karena lu. Gue ngga akan ngakuin lu sebagai adik gue,” ucap Reza dengan sorot mata yang tajam.

“Cukup! Apa sih ini?” teriak Mirna, hingga akhirnya Reza melepas cengkaraman itu dan memandang ke arah sang ibu.

Reza dan Zayn sama sekali tak bersuara dan tak memberitahu apa yang terjadi pada sang ibu. Mirna benra-benar dibuat bingung oleh kedua putranya. Ia terus meneloh ke arah Zayn dan Reza bergantian.

“Gue cukup tahu diri, Kak. Makanya gue akan pergi dari sini,” kata Zayn.

“Bagus lu cepet pergi dari sini. Pergi sana yang jauh,” jawab Reza yang kemudian keluar dari kamar itu dengan membanting pintu.

Brak

“Ah,’ Mirna terkejut dengan kelakuan Reza.

Reza memang dikenal sangat keras0, berbading terbalik dengan Zayn yang selalu bisa di ajak berdiskusi dan tenang. Sejak kecil Reza sudah terlihat memiliki emosi yang mudah meledak-ledak. Jika mainannya di sentuh oleh sang adik, maka ia akan sangat marah, sedangkan Zayn justru lebih sering mengalah.

“Katakan pada Mama, apa yang terjadi Zayn?” tanya Mirna yang mengikuti langkah Zayn berjalan ke arah tempat tidur dan mendudukkan diri di sana.

Mirna ikut duduk di samping anak bungsunya.

“Seperti biasa, Ma. Kakak marah.”

“Iya, tapi marah kenapa? Kalian bertengkar kenapa?” tanya Mirna.

Namun, Zayn masih terdiam. Ia pun bingung harus memulai cerita ini dari mana, karena yang jelas Zayn memang sudah menyukai Cleopatra sejak kecil, mungkin sama seperti sang kakak, atau lebih tepatnya ketika Reza menyebut gadis itu cantik.

Mirna menduduki dua buah kertas tebal dan licin. Ia sedikit bangkit dan mengambil kerta itu. kertas itu adalah foto Rara yang sedang memakan es krim sembari tertawa dan satu lagi ketika ia sedang terbengong duduk di sebuah taman.

“Ini foto Rara kan?” tanya Mirna.

Zayn terdiam.

Mirna tahu bahwa foto candid ini bukan diambil oleh Reza, karena Reza tidak pernah melakukan ini dan ia pun tidak memiliki kemampuan untuk memoto candid sebagus ini. terlebih lagi, Reza juga tidak memiliki alat foto sebagus Zayn, karena Reza memang tidak menyukai kegiatan itu.

“Ini punya kamu?” tanya Mirna yang langsung di angguki oleh Zayn.

Mirna terdiam. Kemudian kedua sama-sama memandang lurus ke depan.

“Kamu menyukai Rara?” Mirna menoleh ke wajah sang putra.

Zayn pun membalas tatapan itu. ia menoleh ke arah sang ibu. “Zayn juga tidak tahu, Ma.” Ia mengusap wajahnya frustrasi. “Zayn juga terpesona padanya. Apa salah?”

Mirna menatap wajah sang putra dengan sedih. Ia tahu betul bagaimana Fahreza. Ia tahu bahwa anak sulungnya itu tidak bisa disaingi, terlebih ini mengenai Rara.

“Zayn,” panggil Mirna lirih sembari memeluk putranya.

“Hati Zayn sakit, Ma. Saat tahu dia menyambut cinta Kak Reza.” Zayn menangis di bahu sang ibu. “Harusnya Zayn tidak perlu sesakit ini, karena ini memang akan terjadi. Zayn tahu kakak tidak akan main-main dengan ucapannya. Dia akan menikahi Rara ketika dewasa. Tapi Zayn pikir Zayn memiliki kesempatan yang sama, tapi ternyata Rara juga mencintai Kak Reza. Dan itu rasanya sangat sakit, Ma. Cinta bertepuk sebelah tangan itu sangat sakit.”

Mirna meneteskan airmata, karena setiap kata yang diucapkan Zayn benar-benar keluar dari dalam lubuk hatinya yang paling dalam dan itu sangat menyentuh hatinya sebagai seorang ibu.

“Jadi, kamu pergi karena alasan ini?” tanya Mirna.

Zayn mengangguk. “Mama sudah tahu alasannya sekarang. Jadi jangan halangi Zayn untuk pergi!”

Mirna kembali menangis. Ia adalah orang yang paling menentang keputusan Zayn ketika ingin pergi dari negara ini yang katanya untuk mengejar mimpi. Ternyata, alasan sebenarnya pun terungkap dan satu-satunya orang yang menyadari bahwa Zayn mencintai Rara adalah Kemal, sang ayah.

Oleh karenanya Kemal membiarkan sang anak mengambil keputusan ini. Bahkan Kemal berencana akan membuka bisnis di tempat Zayn mengejar mimpinya. Menurut Kemal, Reza pastinya sudah bahagia setelah menikah dengan Rara. Ia akan menyerahkan semua bisnisnya di sini oleh putra sulungnya itu, sementara di sana ia akan menemani putra bungsunya sembari memulihkan hati putranya di sana.

#Flashback Off#