Luna haringston adalah seorang model ternama, sangat cantik dan seksi, serta mempunyai aura intimidasi yang kuat.
namun tidak banyak orang ketahui bahwa dia sudah menikah dengan seorang Ceo ternama.
namun pernikahan yang dirasakan luna sangat lah berbeda dari pernikahan pada umumnya, pernikahan simbiolis mutualisme, dan hanya formalitas saja.
ketika luna mulai menyerah pada pernikahannya, namun mengapa sang suami sangat menentang. padahal yang luna tau suami nya itu tidak mencintai nya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ka nvi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
*Cinta Suami ku"
di sebuah apartement luna duduk merenung banyak hal, dengan secangkir teh dan memandang indah nya kota malam.
tuk
seseorang meletakan biskuit di meja hadapan luna, memandang luna yang melamun.
"lagian ngapain coba di balik ke sini? ".
" dia kerja di sini".
"tapi kan bisa di perusahaan lain, ini kok kebetulan banget di perusahaan suami lo".
seru laurent sewot, dia dari dulu tak terlalu suka dengan anna apalagi ketika brayen kekasih Nya masa SMA memutuskan nya karena mengejar anna. ya memang bukan sepenuh nya salah anna tapi entah kenapa laurent tak menyukai nya.
"hm gimana lagi, yaudah lah".
" oh kasihan nya besti ku ini, yang pasti waspada itu harus yah, apalagi dulu kenan pernah suka sama si an_".
laurent menutup mulut nya menggunakan satu tangan nya, menatap tak enak kepada luna.
luna yang melihat itu, menghela nafas, "its okay, itu kan udah lalu".
" ya tetep aja gue kesel lun, lagian si kenan itu yah awas aja kalau macem macem, emang nya jabatan ga ada yang lain apa, kenapa harus wakil nya leo coba".
ucap laurent menggebu gebu, sembari meneguk teh hangat itu hingga habis.
luna menajamkan mata nya, "ya gue juga bakal awasin laki gue".
laurent seketika menepuk pundak luna, " lanjutkan, gue dukung, pokok nya harus lebih agresif".
luna menatap laurent bingung, sembari menggaruk kepala nya yang tak gatal.
"apa gue kurang agresif gitu yah, gue udah ikutin saran lo waktu itu, dan kenan juga ga marah sih, cuman ga ada inisiatif, masa harus gue yang mulai terus sih, gue malu".
seru luna, menelungkupkan wajah nya di meja.
laurent yang melihat itu menyemangati sahabat nya ini, "aish tenang aja lun, cowo kalau kita agresif suka tau, lo harus lebih sering aja, nanti suami lo juga bakal inisiatif sendiri".
"bener yah bakal gitu? ".
" iya pasti, contoh nya liat aja gue, si raka juga nempel banget sekarang".
luna terkekeh, "ya kasian anak polos itu,".
" ya tapi kan sekarang ga polos, ".seru laurent tak ingin di pojokan.
" ya ya ya, sekarang emang udah suhu".
laurent dan luna pun tertawa, memang dulu raka satu SMA dengan mereka, anak nya polos dan positif banget pikiran nya, namun waktu kuliah dia pindah keluar negeri dan pas sekali satu universitas dengan laurent.
laurent yang saat itu sudah move on dari brayen pun, mulai menyukai raka yang sifat nya sangat terbalik dengan laurent, dengan segala cara akhir nya mereka bersama.
drtt drtt
suara telepon membuat kedua sahabat itu berhenti tertawa, luna meraih handpone nya, melihat siapa yang menelpon nya.
"kenan".gumam luna
luna pun mengangkat telepon itu dengan sedikit sebal.
" dimana ".
" apa".
"dimana kamu".
" aku di apartemen laurent, kaya nya aku ngine_".
"aku kesana sekarang".
" eh gausah, aku ngin_".
"aku jemput! ".
drrrtt
" halo haloo".
luna berdecak melihat telepon yang di matikan kenan, padahal kan luna ingin bilang bahwa dia ingin menginap, tapi kenan memotong ucapan nya terus menerus.
"kenapa, di jemput lagi ya? ".
" ya gitu, ".
" gue jadi semakin heran deh, semenjak nikah lo jarang banget bisa nginep di sini, suami lo pasti jemput lo terus, ga peduli tengah malam pun".
luna menghela nafas, benar juga yang di katakan laurent, setelah menikah jarang sekali luna bisa menginap di luar mansion, kecuali kalau ada pemotretan luar kota atau luar negeri, selebih nya kenan selalu menjemput nya.
"gue curiga ya lun, jangan jangan kenan tu udah su_".
ting nong, ting nong
suara bel membuat laurent memberhentikan ucapan nya, luna pun bangkit menuju pintu untuk membuka nya.
cek lek
terlihat kenan di luar sana bersedekap dada menatap luna dengan tatapan yang tanpa ekspresi, luna selalu sulit menebak nya.
"pulang! ".seru kenan singkat
" iya Iya, bentar aku ambil dulu tas".
luna masuk mengambil tas nya, sedangkan kenan hanya diam.
"lau gue pulang ya".
" yaudah, bay".seru laurent sembari memeluk singkat luna
"bay".
luna pun melangkah keluar melihat kenan yang menunggu nya, " ayo".
...
di mobil suasana cukup hening luna melirik kenan yang berwajah datar, jarang sekali menemukan ekspresi lain di wajah kenan.
"padahal kalau tengah malem gini gausah di jemput, aku nginep aja tadi ken".
" gapapa".
"ya tapi, tapi ga harus di jemput kan, ".
" harus pulang".
"ya lagian sama laurent loh".
" sama aja ".
" ken".
seru luna tak percaya, ini udah berkali-kali terjadi, luna tak ingin terlalu percaya diri dengan berpikiran aneh aneh.
keheningan melanda di sepanjang jalan, dengan luna yang terdiam menatap lurus ke depan begitu pun kenan, namun tangan kenan yang memegang setir mengerat.
...
tak
tak
tak
suara langkah kaki luna memenuhi keheningan malam itu, luna melangkah menuju lift mansion itu meninggalkan kenan.
cek lek
luna masuk ke kamar nya dan berbaring sejenak di ranjang nya, melihat jam menunjukan pukul 23:37 malam.
"huh,, jangan buat aku salah paham dengan kelakuan mu ken"
gumam luna, dari semenjak pernikahan kenan bukan lah orang yang romantis, itu yang luna tau, namun terkadang luna merasa kenan itu posesif, tapi terkadang acuh tak acuh. hingga luna kebingungan.
tiga tahun pernikahan mereka, tak ada kata cinta terucap dari siapapun. entah luna atau kenan, seolah kata cinta bukan lah hal yang harus di bahas.
mereka terkadang seperti teman atau seperti orang asing yang mengharuskan hidup bersama, luna selalu merasa kecanggungan terkadang selalu ada dalam hubungan ini.
tapi terkadang mereka akan tampak seperti pasangan pada umum nya saat di hadapan orang lain. atau terkadang hanya saat berdua tanpa mereka sadari.
luna bangkit membersihkan diri, lalu memulai rutinitas biasa nya sebelum tidur.
selesai dengan semua itu luna berbaring di ranjang nya hendak tidur.
namun tiba tiba pintu terbuka, luna menatap seolah itu hal biasa, kenan masuk dengan baju tidur, menghampiri ranjang luna, lalu berbaring di samping nya.
luna menghela nafas lalu memejamkan mata nya yang tampak berat, rasa kantuk melanda nya, namun di sela kesadaran luna, sebuah tangan melingkari pinggang nya luna mengabaikan itu karena alam sadar nya mulai terlelap.
kenan yang melihat luna mulai tertidur pun mulai mendekati luna dan memeluk pinggang nya dengan kepala nya berada di dekat leher luna, dia menghirup wangi khas mawar itu, lalu perlahan mata nya mulai mengantuk.
mereka tidur berpelukan di bawah ranjang dan selimut yang sama nyaris tak ada jarak. namun mengapa masih denial terkait perasaan, entah mereka yang menolak sadar atau memang tak ada perasaan spesial.
...****************...