Ayunda Anindita, seorang gadis yatim piatu yang hidup menderita di kota Bandung. ia memiliki bibi dan sepupu yang jahat kepadanya. suatu saat ia bertemy dengan pria tampan yang kaya raya. mampu kah Ayunda hidup bahagia dengan seorang pria kaya atau justru ia hanya di jadikan asisten?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ella ayu aprillia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
5
Zaky dan Nathan menuju ke perusahaan pukul 8 pagi dan meeting akan dilakukan jam 9 pagi. Sesampainya di lobi kantor, seorang satpam menyambutnya dan menunduk hormat. "Selamat pagi pak Nathan."sapa satpam tersebut.
Nathan hanya menganggukan kepala tanpa senyum sedikitpun. Saat kedua pria tampan tersebut berjalan menuju lift, semua mata karyawan tertuju pada mereka. Nathan dan Zaky sama - sama mempunyai wajah yang tampan dan berkharisma. Tidak heran para karyawan menatapnya dengan tatapan kagum. Zaky menekan tombol 5 dan segera menuju ke ruangan meeting. Saat sampai di lantai 5 mereka di sambut hangat dengan seorang pria paruh baya dengan memberikan rasa hormat. Pria itu menjabat tangan Nathan dan Zaky bergantian.
"Selamat datang pak Nathan, bagaimana perjalanannya kemarin?"Tanya direktur tersebut dengan ramah.
"Lancar, bagaimana apa sudah disiapkan semua bukti - bukti penggelapan dana orang tersebut?" tanya Nathan tegas.
"Sudah saya siapkan semua pak, pak Nathan tinggal melihat semua dan mengecek keakuratan bukti tersebut."jawabnya mantap.
Mereka kemudian berjalan menuju ruang meeting dan di sambut dengan staff lain yang sudah menunggu. Nathan memperhatikan semua staff yang ada di dalam ruangan dan matanya tertuju pada seorang pria paruh baya yang tidak berani menatapnya balik. Ia hanya menunduk dan terlihat gelisah dan ketakutan. Nathan tersenyum smirk melihat itu semua.
"Baik, kita segera mulai saja meeting hari ini agar cepat selesai."
***
Di tempat lain, Ayunda sedang bersiap untuk pergi ke kota guna membeli perlengkapan menjahit nya. Dia berangkat menggunakan motor matic nya karena Siska tak dapat menemaninya karena dia ada jadwal kuliah. Alhasil Ayunda berangkat sendiri menggunakan motornya sendiri. Dengan menampilan sederhananya tapi tetap terlihat manis dan elegan ia menyalakan mesin motornya. Satu jam kemudian ia telah sampai di toko besar yang menjual segala bahan dan perlengkapan menjahit dan yang kancing benang atau kain kain yang berjejer rapi di sana.
Ayunda mengambil beberapa barang yang ia butuhkan. Ia juga mengambil barang untuk membuat baju - baju lagi untuk di jual kepada tetangganya.meski tidak banyak, tapi Ayunda suka memajang baju yang ia dijahit dirumah dan menjualnya jika ada yang menyukainya. Setelah dirasa semua cukup. Ayunda gegas pergi dari toko tersebut. Tapi Ayunda tidak menuju ke jalan pulang melainkan pergi ke taman di kota tersebut guna untuk mengusir kesendiriannya. Ia terkadang merasa kesepian jika harus selalu sendiri di dalam rumah. Sesampainya di taman, Ayunda memarkirkan motornya dan menuju ke taman untuk duduk dan melihat anak - anak yang sedang bermain dengan ditemani ibunya. Melihat itu, Ayunda merasa rindu dengan kedua orang tuanya. Ia sangat menyayangi kedua orang tuanya.
***
Meeting berjalan selama 2 jam dan berakhir saat makan siang. Nathan dan Zaky pergi ke restoran dekat dengan kantor untuk mengisi perutnya. "Aku tidak menyangka kalau pak Susilo sudah menggelapkan dana sebanyak itu tanpa bisa terdeteksi." Zaky membuka percakapan di siang itu.
"Hm.. Dia memang pintar membuat rincian keuangan sehingga sulit untuk dideteksi. Tapi lihat, tidak selamanya ia bisa menutup semua kecurangan itu selamanya. Pasti ada saatnya seseorang menemukan ke ganjalan itu."
"Apa kamu yakin akan menuntut dia dan ganti rugi semua uang itu tanpa melaporkannya ke polisi."
"Yakin. Biar saja ia mengambilkan semua uang yang telah ia ambil dan dengan memecatnya aku yakin itu sudah membuat dia terguncang."
"Tapi bagaimana kalau dia tidak terima dengan keputusan itu."
"Itu sudah resiko nya berani bermain - main denganku. Biarkan saja dia bertindakan apa yang dia inginkan."
"Akan aku pastikan ia tidak akan berani macam macam lagi denganku."
Setelah beberap
a lama menunggu, akhirnya makanan datang dan mereka makan dalam diam.
***
Di taman Ayunda melihat seorang anak perempuan yang diam merenung tanpa ingin ikut bermain dengan anak anak yang lain. Ayunda menghampiri anak tersebut dan bertanya.
"Hai cantik, kenapa tidak ikut bermain dengan yang lain?" sapanya lembut.
Gadis itu menatap Ayunda lalu menggeleng.
"Kenapa, kamu dengan siapa kesini?"
"Aku sendiri, aku tidak punya teman untuk aku ajak bermain. Dia mengejekku katanya aku tidak punya ibu. Sedangkan ayahku hanya seorang satpam dan tidak pantas bermain dengan mereka." ujarnya dengan suara bergetar.
Ayunda juga merasakan sedih mendengar penuturan anak tersebut.
"Kamu jangan sedih ya, tidak usah dipikirkan omongan orang itu. Kamu beruntung masih punya ayah.Sedangkan kakak hidup seorang diri."
"Kedua orang tua kakak sudah meninggal saat kakak masih sekolah. Apapun pekerjaan ayahmu. Satpam adalah pekerjaan yang bagus karena melindungi orang orang dari orang jahat."
Anak itu hanyalah tersenyum sambil menatap ke depan dimana anak anak lain sedang bermain dengan ditemani ibunya.
"Kamu mau mainan apa yuk kakak temani, disini kakak juga tidak punya teman. Hanya duduk sendiri ternyata bosan juga."
Ayunda menggenggam tangan anak itu dan mengajaknya untuk bermain ayunan.
"Oya nama kamu siapa?"tanya Ayunda.
"Aku Reni ka" jawab Reni.
"Oke Reni kita akan bersenang - senang hari ini," ucapnya sambil tersenyum ceria.
Selesai ayunan ia juga mengajak Reni untuk bermain jungkat jungkit. Semua permainan telah mereka coba dengan rasa bahagia dan senyum yang gak pernah lepas dari bibir Reni. Ayunda senang melihat anak itu tersenyum dan melupakan kesedihannya.
Setelah merasa lelah, Ayunda mengajak Reni untuk duduk di salah satu kursi yang ada di taman tersebut.
"Bagaimana apa kamu senang hari ini?"
"Seneng sekali kak, ini adalah hari terbaikku. Terima kasih ya ka sudah temenin Reni main di taman."
"Tidak masalah, kamu tidak boleh selalu sedih ya. Kamu harus selalu bersyukur dalam hidup kamu biar hidupmu merasa tenang dan bahagia."
"Oke kakak cantik."
Mereka sama - sama tertawa bahagia. Mereka begitu dekat seperti layaknya kakak adik yang saling menyayangi dan saling melindungi. Ayunda yang merasa haus kemudian celingak celinguk ke area taman untuk mencari orang yang menjual minuman. Dan disebrang jalan ia melihat ada bapak - bapak penjual es krim.
"Reni kamu mau beli es krim nggak? Biar kakak beli untukmu. kakak juga merasa haus. "
"Hm boleh kak. Aku mau yang rasa strawberry ya ka."
"Oke tuan putri, kakak beli dulu disana ya."
Sambil tertawa Reni menganggukkan kepalanya. Ayunda lalu beranjak dari kursi dan menghampiri penjual es krim tersebut. Karena antrian agak panjang ia menunggu sambil melihat lihat jenis es krim tersebut. Setelah mendapat giliran ia memesan es krim dengan rasa strawberry dan rasa coklat.
Setelah mendapatkannya ia segera berjalan untuk kembali ke taman.
Namun karena Ayunda tidak melihat ke kanan dan ke kiri ia tidak melihat jika ada mobil yang akan melintas.
Tiiiiiiinnnnnnnn!
Aaaaaakkkkkhhh....!