NovelToon NovelToon
The Great General'S Obsession

The Great General'S Obsession

Status: sedang berlangsung
Genre:Spiritual / Obsesi / Romansa / Fantasi Wanita
Popularitas:2k
Nilai: 5
Nama Author: Sungoesdown

Wen Yuer dikirim sebagai alat barter politik, anak jenderal kekaisaran yang diserahkan untuk meredam amarah iblis perang. Tetapi Yuer bukan gadis biasa. Di balik sikap tenangnya, ia menyimpan luka, keberanian, harga diri, dan keteguhan yang perlahan menarik perhatian Qi Zeyan.

Tapi di balik dinginnya mata Zeyan, tersembunyi badai yang lambat laun tertarik pada kelembutan Yuer hingga berubah menjadi obsesi.

Ia memanggilnya ke kamarnya, memperlakukannya seolah miliknya, dan melindunginya dengan cara yang membuat Yuer bertanya-tanya. Ini cinta, atau hanya bentuk lain dari penguasaan?

Namun di balik dinding benteng yang dingin, musuh mengintai. Dan perlahan, Yuer menyadari bahwa ia bukan hanya kunci dalam hati seorang jenderal, tapi juga pion di medan perang kekuasaan.

Dia ingin lari. Tapi bagaimana jika yang ingin ia hindari adalah perasaannya sendiri?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sungoesdown, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kakak dan Adik

Saat matahari mulai bergeser ke barat dan cahaya sore menembus kisi-kisi jendela kamar, Wen Yuer sedang memeriksa kantong-kantong herbal bawaannya. Ruangan itu sepi, damai, dan agak membosankan. Keheningan yang kontras dengan apa yang baru saja terjadi dalam hidupnya.

Lalu...

BRAK!

Pintu kamar Yuer terbuka lebar dengan suara mengejutkan. Seorang gadis muda berlari masuk tanpa permisi, rambut hitamnya terikat longgar dan wajahnya berseri seperti matahari sore.

"Maaf! Maaf! Aku tahu ini sangat tidak sopan! Tapi aku akhirnya bisa datang menyapa!"

Yuer bangkit setengah reflek, menatap gadis itu dengan alis terangkat. "Kau...?"

Gadis itu menepuk dadanya sambil tersenyum lebar. "Qi Mingyue. Adik perempuan Qi Zeyan. Ya, ya, dia memang tampangnya kaku, tapi dia kakakku. Aku ini versi yang bisa tertawa dan tidak suka memenggal kepala orang."

Yuer masih diam, matanya masih menelaah gadis ini dari kepala sampai kaki, seolah berusaha menyesuaikan diri dengan energi baru yang begitu kontras dari suasana kelam benteng ini.

Mingyue mengangkat keranjang rotan kecil di tangannya. "Aku bawa kudapan dari dapur belakang. Dan sebelum kamu tanya, ya, aku benar-benar membuat sebagian besar sendiri. Aku suka memasak! Sekaligus... astaga, aku bahkan belum duduk!"

Tanpa menunggu izin, Mingyue duduk di kursi dekat jendela dan membuka keranjang rotannya.

Yuer akhirnya duduk kembali, sedikit antusias karena akhirnya ada seseorang yang menyenangkan, sepertinya. "Kenapa baru muncul sekarang?"

"Ahh... itu..." Mingyue tertawa gugup. "Aku baru pulang pagi ini dari... ehm, semacam tugas halus. Kakak menyuruhku menghadiri pesta-pesta para nona bangsawan dan anak-anak pejabat, semacam diplomasi sosial. Cari dukungan, katanya. Jadi aku mondar-mandir ke perjamuan para bangsawan dan pesta teh selama beberapa bulan. Kejam sekali memang."

Ia mengangkat bahu. "Tapi, begitu aku dengar kakakku ‘membawa pulang’ seorang gadis, aku langsung kabur balik! Ku pikir kau kekasih rahasianya atau semacamnya!"

Yuer mengerutkan dahi. "Aku tidak dibawa oleh Qi Zeyan. Aku dikirim dari rumahku sendiri."

Mingyue berhenti mengunyah. "Hah?"

Yuer menatap keluar jendela. "Ayahku mengirimku ke sini, untuk menghentikan konflik. Sebagai jaminan."

Hening sejenak. Lalu Mingyue berseru pelan. "Wah. Itu lebih kejam."

Yuer tidak menjawab. Tapi senyum kecil di ujung bibirnya tampak seperti tawa yang tak jadi.

"Serius," lanjut Mingyue. "Kalau aku tidak membawa status dan mendengar cerita ini, aku pasti sudah bilang keluargamu itu biadab. Tapi karena aku bangsawan dan harus menjaga bahasa... ya, aku tetap akan bilang begitu."

Yuer akhirnya tertawa pendek. Lembut, tapi jelas.

Mingyue tersenyum puas. "Nah, itu dia! Kau ternyata bisa tertawa juga. Jangan khawatir, ya. Kalau kakakku mulai macam-macam, aku akan pukul dia pakai sendok sup!"

"Sendok sup?"

Mingyue Mengangguk, "Yang besar. Dari dapur."

Yuer menggeleng pelan. Ia tahu Mingyue tidak punya pengaruh sebesar Zeyan. Tidak punya otoritas untuk melindungi dirinya kalau benar-benar terjadi sesuatu yang buruk. Tapi entah mengapa, hatinya terasa sedikit lebih ringan.

Di tempat yang penuh batu dan kabut, ada satu matahari kecil yang bersinar untuknya.

Dan itu cukup untuk hari ini.

"Kalau begitu, kau mau jadi temanku?"

...

Beberapa waktu setelah Mingyue pergi, Wen Yuer kembali duduk di taman belakang yang kemarin sempat menjadi tempat pelariannya sejenak dari segala keruwetan di kediaman Qi Zeyan. Ia sudah tahu rute ke sana. Bahkan ia mulai hafal batu-batu di sepanjang jalan setapak yang dilalui, suara air kolam, dan cara dedaunan bergerak ditiup angin.

Di tangannya, sebuah buku catatan herbal dari gurunya terbuka separuh. Tapi matanya tidak benar-benar membaca. Pandangannya kosong, kadang melirik bunga air yang anehnya masih mekar sejak kemarin.

Yuer menatap kelopak-kelopak itu dalam diam. Tidak layu. Tidak menutup. Bunga itu seolah mengabaikan hukum musim. Sebenarnya apa kemarin dia halusinasi?

Ia meraih sebuah batu kecil dan melemparkannya pelan ke arah air, menciptakan riak melingkar. Bayangan bunga itu bergoyang lembut.

Langkah kaki terdengar lagi. Berat dan teratur. Yuer tidak menoleh. Sudah terbiasa.

"Kau suka tempat ini rupanya."

Suara itu bukan milik Qi Zeyan. Terlalu ringan dan kaku. Yuer menoleh cepat.

Zichen berdiri di belakangnya, mengenakan jubah gelap khas pasukan utama, rapi seperti biasa, dengan wajah yang tidak bisa disebut ramah tapi juga tidak terlalu menakutkan.

"Maaf mengejutkanmu," ujarnya pendek. "Tuan Qi memintaku memanggilmu ke ruangannya. Sekarang."

Yuer bangkit pelan, menyeka debu dari lipatan jubahnya. "Untuk apa?"

"Dia tidak memberitahu saya." Zichen menggeser tubuhnya, memberi jalan. "Tapi ekspresinya cukup serius."

Yuer mengangguk dan mengikuti langkah Zichen. Dalam hati, ia sempat menghela napas pelan entah karena lega bukan Zeyan yang mendatanginya, atau kecewa karena ia sempat mengira begitu.

...

Di Ruang Kerja Qi Zeyan

Ruangan itu dingin dan minim ornamen. Dindingnya dipenuhi rak peta dan gulungan strategi, sementara meja utama penuh dokumen. Di tengah, Qi Zeyan berdiri membelakangi jendela, cahaya senja membentuk siluet di belakangnya.

Yuer masuk tanpa dipersilakan duduk.

"Bacalah ini," katanya, menyodorkan beberapa lembar catatan. "Itu laporan dari distrik barat. Ada kekurangan air dan protes petani. Aku ingin tahu apa yang akan kau lakukan."

Lagi?

Yuer menatapnya curiga. "Aku bukan penasihatmu."

"Tidak," kata Zeyan santai. 'Tapi kau orang luar. Dan Mingyue menyukaimu."

Yuer mengangkat alis. "Apa hubungannya? Kau tau Mingyue menemuiku?"

Zeyan berjalan ke sisi meja, mengambil satu cangkir teh dan mengamatinya sebentar sebelum bicara, "Apa yang tidak ku ketahui di kediamanku sendiri? Mingyue punya kebiasaan buruk menaruh kepercayaan pada orang yang terlalu lembut. Aku ingin tahu, apakah kau pantas mendapatkannya."

Yuer menahan cengiran kecil yang hampir muncul. "Kau mengujiku karena adikmu?"

Zeyan tidak menjawab. Ia hanya menatap lurus padanya. Serius.

Yuer akhirnya duduk. Ia membaca cepat, lalu mengambil pena dan menuliskan sesuatu di balik lembar laporan.

"Ada aliran sungai kecil yang dibelokkan oleh pembangunan baru di distrik utara dua tahun lalu. Kalau dialirkan kembali, bisa membantu desa barat. Tapi mereka butuh tenaga kerja tambahan dan jaminan distribusi."

Zeyan mengambil kembali kertas itu, membaca, lalu mengangguk kecil.

"Tidak buruk."

Yuer menyandarkan diri ke kursi. "Jadi, kau benar-benar membiarkanku ikut menyentuh masalah internal?"

"Sedikit. Kau masih terlalu hijau untuk strategi penuh. Tapi aku ingin tahu, apakah kau benar-benar hanya ‘hadiah perdamaian’, atau ada gunanya."

Ia menaruh kembali dokumen itu dan menatapnya lama. "Dan karena Mingyue menyukaimu. Aku tidak ingin dia terlalu percaya pada orang yang akan membuatnya patah."

Yuer memandangi wajah Zeyan. Untuk pertama kalinya, ia merasa tidak sedang berbicara dengan seorang iblis dari medan perang melainkan dengan kakak yang diam-diam takut adik perempuannya terluka.

"Dia bilang akan memukulmu dengan sendok sup kalau kau menyakitiku."

Zeyan berkedip. Lalu tertawa. Pendek. Kering.

"Sendok sup, ya?" Ia menggeleng, lalu menghela napas panjang. "Itu sangat Mingyue."

Suasana menjadi sedikit ringan. Tapi hanya sebentar.

"Dia memang begitu polos," katanya kemudian, matanya dingin kembali, "Tetapi dunia ini lebih kejam dari sendok dapur."

Yuer menjawab pelan, "Adikmu seperti cahaya di istanamu yang gelap."

Zeyan menatapnya lama, tidak mengatakan apa-apa. Tapi sorot matanya berubah, seolah melihat Yuer sebagai sesuatu yang lain.

Bukan ancaman. Bukan korban.

Mungkin sesuatu yang bahkan dia sendiri belum bisa definisikan. Zeyan kemudian bersuara.

"Besok, kenakan sesuatu yang layak."

...

Pagi ini Yuer bangun sebelum pelayan membangunkannya. Pelayan itu menyiapkan baju dan juga membawakan makanan ke dalam kamarnya. Sepertinya hari ini dia tidak sarapan dengan Qi Zeyan.

Dia ingat perintah Zeyan semalam, pantas saja pelayan menyiapkan baju yang sedikit tidak biasa. Selesai sarapan Yuer membaca buku ramuan tiga lembar halaman saat Qi Zeyan datang menjemputnya.

Itu mengejutkan. Dia tidak berharap Zeyan akan menjemputnya sendiri.

Mereka berjalan menuju ruang anggota Lingkaran Besi, tempat para kepala pasukan, penasihat, dan tokoh-tokoh penting kekuasaan Zeyan berkumpul secara berkala.

Pintu besar kayu hitam dibuka, dan puluhan pasang mata langsung menoleh. Mereka melihat Zeyan masuk diikuti oleh seorang gadis muda berjubah putih gading yang anggun tapi tampak asing.

Sebenarnya apa yang mau Zeyan lakukan? Mungkinkah dia mau membunuhnya di tengah-tengah mereka?

Yuer tidak mengatakan apa pun. Ia hanya berdiri dan berusaha tenang di samping Zeyan, seolah dia tak tergoyahkan oleh tatapan-tatapan yang menusuk.

Zeyan mengangkat tangan sedikit. "Lihatlah. Putri dari Jenderal Wen yang terlambat aku perkenalkan pada kalian."

Bisik-bisik langsung memenuhi ruangan.

"Putri kesayangan itu?"

Ah, rumor itu. Wen Yuer tersenyum getir.

"Yang katanya disembunyikan selama bertahun-tahun karena terlalu berharga?"

"Aku kira dia bahkan tidak pernah keluar rumah!"

Zeyan tersenyum dingin. "Benar! Bahkan pria seperti Jenderal Wen akan berlutut bila aku menginginkannya. Ini adalah bukti."

Beberapa orang tampak merinding. Yang lain, mulai menghitung ulang posisi politik mereka dalam kepala masing-masing.

Tak ada yang tahu bahwa gadis yang berdiri tenang di samping Zeyan yang dikira permata kekaisaran sebenarnya hanya ‘anak yang terlupakan’ yang dijadikan alat tukar.

Dan Zeyan tahu itu. Tapi ia tidak peduli. Selama rumor tetap kuat, ia akan menggunakannya.

Yuer tetap diam. Ia tahu apa yang sedang dilakukan Zeyan yang sedang tersenyum penuh bangga dan kemenangan. Ia bukan dipamerkan sebagai lambang cinta—Wen Yuer juga tidak mengharapkan itu—ia adalah bukti ancaman akan kekuatan dan kekuasaan yang dia miliki.

Dan di antara kerumunan pria haus kuasa itu, Wen Yuer tersenyum kecil. Senyum yang nyaris tidak terlihat.

Kau memang luar biasa, Qi Zeyan.

1
lunaa
lucu!!
lunaa
he indirectly confessing to herr 😆🙈
lunaa
gak expect tebakan yang kupikir salah itu benar 😭
lunaa
yuerr lucu bangett
lunaa
damn zeyan, yuer juga terdiam dengarnya
Arix Zhufa
baca nya maraton kak
Arix Zhufa
semangat thor
Arix Zhufa
ehemmmm
lunaa
itu termasuk dirimu zeyan, jangann nyakitin yuerr
Arix Zhufa
mulai bucin nich
Arix Zhufa
cerita nya menarik
Arix Zhufa
Alur nya pelan tapi mudah dimengerti
susunan kata nya bagus
Sungoesdown: Makasih kak udah mampir🥰
total 1 replies
Arix Zhufa
mantab
Arix Zhufa
Thor aku mampir...semoga tidak hiatus. Cerita nya awal nya udah seru
Sungoesdown: Huhuuu aku usahain update setiap hari kak🥺
total 1 replies
lunaa
liat ibunya jinhwa, pasti yuer kangen sama ibunya 😓
lunaa
then say sorry to herr 😓
lunaa
suka banget chapter inii ✨🤍 semangat ya authorr 💪🏻
Sungoesdown: Makasih yaa🥰
total 1 replies
lunaa
yuer kamu mau emangnyaa 😭🤣
lunaa
dia mulai... jatuh cinta 🙈
lunaa
menunggu balasan cinta yuer? wkwk
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!