Cinta Satu Malam Ceo

Shella menyeberang jalan tanpa melihat kanan-kiri, akibatnya ia hampir tertabrak oleh mobil yang sedang melaju.

Pemilik itu pun keluar menghampiri Shella, tadinya ia kesal dan ingin memarahinya, namun melihat Shella ketakutan sambil menutupi wajahnya ia langsung merasa iba.

"Hei, kamu gapapa kan?" tanyanya.

Shella membuka wajahnya dan melihat seorang pria berpakaian jas biru ada di depannya..

"Ga-gapapa kok, maaf tadi saya nyebrang gak lihat-lihat!" ucap Shella.

"Eh kamu Shella bukan?" ujarnya.

"Kok kamu tau nama saya?" tanya Shella.

"Iya, kita kan pernah ketemu sebelumnya.. Waktu itu kamu dijambret, terus saya bantu ambil tas kamu dari jambret itu!" jawabnya.

Shella pun mengingat kembali kejadian di terminal itu, dan akhirnya ia bisa mengenali pria itu.

"Ohh kamu Rafi ya?" ujar Shella.

"Nah iya benar, kamu mau kemana?" ucap Rafi.

"Aku gak tau mau kemana, udah seminggu aku cari kerja tapi belum dapat-dapat juga.. Eh btw kamu udah ketemu sama sepupu kamu?" ujar Shella.

"Alhamdulillah berkat kamu juga akhirnya tas saya balik dan saya bisa datang ke rumah sepupu saya, terimakasih ya Shella!" ucap Rafi.

"Aku kan cuma nganter doang waktu itu," ucap Shella.

"Sama aja, kamu udah berjasa buat aku! Eee soal kerjaan, gimana kalau kamu kerja di perusahaan sepupu saya? Kebetulan lagi ada lowongan juga disana, ya walau cuma jadi staf admin.." ujar Rafi.

"Beneran? Aku mau dong, jadi staf admin juga udah bagus banget kok buat aku.. Boleh tau gak alamat kantor sepupu kamu dimana?" ucap Shella.

"Jadi kamu minat?" tanya Rafi.

"Iya minat," jawab Shella.

"Yaudah saya antar kamu ke perusahaan sepupu saya, kamu bawa berkas-berkas yang dibutuhin kan?" ujar Rafi.

"Oh bawa kok," jawab Shella.

"Yasudah tunggu apalagi? Ayo kita jalan sekarang!" ucap Rafi.

"Eee tapi emang gak ngerepotin??" tanya Shella.

"Ya enggak lah, udah ayo!" jawab Rafi.

Rafi pun membukakan pintu mobil untuk Shella..

Setelah itu, Rafi menjalankan mobilnya dan pergi menuju kantor sepupunya.

...•••...

Sementara itu, Adrian benar-benar tidak percaya jika hasil tes Shella itu keliru.. Ternyata Shella tidak mengandung anak siapapun.

"Gimana bisa gini sih? Gue sampe pusing gara-gara masalah Shella hamil, eh ternyata dia malah gak hamil! Tapi bagus juga sih kalo emang dia gak hamil, jadi seenggaknya Shella masih ada harapan untuk merintis karirnya!" gumam Adrian.

Adrian mengambil ponselnya dan berniat menelpon seseorang..

"Gue harus kasih tau Shella sekarang kalau dia gak hamil, pasti dia bakal seneng banget dengernya!" batin Adrian.

Adrian pun menelpon Shella, namun berkali-kali telponnya selalu direject.

"Aduh Shella kayaknya masih marah sama gue.. Yaudah deh gue telpon ibunya aja," batin Adrian.

Adrian pun beralih menelpon Jenar..

...📞...

Adrian : Halo assalamualaikum Tante..

Jenar : Waalaikumsallam nak Adrian, kenapa ya?

Adrian : Begini Tante, ada info penting yang aku pengen kasih tau ke Tante..

Jenar : Ohh soal apa ya?

Adrian : ini soal Shella Tan!

Jenar : Shella? Ada apa sama dia??

Adrian : Eee jadi tadi dokter yang sebelumnya memeriksa Shella dan menyatakan kalau Shella hamil menelpon saya Tante..

Jenar : Terus?

Adrian : Dia bilang kalau hasil tes itu salah Tan, Shella gak hamil!

Jenar : Apa?? Jadi Shella gak hamil?

Adrian : Iya Tante, tadi aku juga syok dengernya.. Tapi justru ini kabar bagus buat Shella, dia gak harus mengandung anak di usianya yang masih muda Tan!

Jenar : Kamu bener, Alhamdulillah kalau memang Shella gak hamil! Tante yakin dia pasti bahagia begitu tau berita ini..

Adrian : Iya Tante, semoga aja info ini bisa sedikit membuat kesedihan Shella terangkat.

Jenar : Aamiin makasih nak Adrian atas infonya!

Adrian : Sama-sama Tante, yasudah itu saja yang ingin saya sampaikan Tan! Assalamualaikum..

Jenar : Waalaikumsallam...

Adrian mematikan teleponnya lalu tersenyum tipis.

Kemudian, Risa mengetuk pintu ruangan Adrian dan meminta izin untuk masuk ke dalam.

TOK TOK TOK...

"Pak, ini saya Marissa.." ucapnya.

Adrian pun mempersilahkan Risa untuk masuk.

"Ya masuk!" ucap Adrian.

Risa masuk menemui Adrian dan memberikan sepucuk surat untuknya..

"Ini pak, tadi ada kiriman surat untuk bapak.." ucap Risa.

"Oh terimakasih," ucap Adrian.

"Sama-sama pak, kalo gitu saya permisi.." ucap Risa.

"Ya silahkan!" ujar Adrian.

Risa keluar dari ruangan Adrian setelah memberikan surat itu padanya..

Adrian mengambil suratnya dan membacanya.

"Dari rumah sakit Indira? Pasti ini surat permintaan maaf mereka.." gumam Adrian.

Ia pun membuka surat itu dan membaca isinya..

...•••...

Rafi & Shella sampai di sebuah perusahaan yang cukup besar, bahkan Shella sampai terperangah melihat megahnya perusahaan itu.

"Ini perusahaan sepupu kamu?" tanya Shella.

"Iya benar ini perusahaannya.." jawab Rafi.

"Gede banget, kamu yakin perusahaan ini mau nerima aku jadi karyawan disini?" tanya Shella.

"Kenapa enggak? Siapapun bisa bekerja disini, asal dia mau bekerja keras dan bertanggung jawab sama pekerjaannya!" jawab Rafi.

"Tapi aku kok gak pede ya.." ujar Shella.

"Udah jangan pesimis dulu! Mending kita masuk dulu yuk!" ucap Rafi.

"Iya,"

Rafi & Shella pun turun dari mobil dan berjalan masuk ke perusahaan itu..

Saat hendak masuk, Shella melihat sebuah tulisan di depan pintu masuknya.

"Devano Sukses Makmur? Itu nama perusahaan ini? Jangan-jangan Devano yang sama lagi sama yang gue kenal.." batin Shella.

Melihat Shella berdiri memandangi tulisan itu, Rafi pun coba menegurnya.

"Hei, kamu kenapa?" tanya Rafi.

"Ah enggak kok, itu nama perusahaan ini ya?" ucap Shella.

"Iya, PT. Devano Sukses Makmur.." jawab Rafi.

"Ohh,"

"Emang kenapa?" tanya Rafi.

"Gapapa kok, aku jadi keinget seseorang.. Soalnya namanya kayak nama perusahaan ini," jawab Shella.

"Ohh pacar kamu ya? Atau mantan kamu?" ujar Rafi.

"Bukan, cuma kenalan aja.." jawab Shella.

"Oh gitu, yaudah ayo masuk!" ucap Rafi.

"Gak, gak mungkin ini perusahaan Devano yang itu.. Nama Devano kan banyak bukan dia doang!" batin Shella.

Akhirnya Shella masuk bersama Rafi.

...•••...

Jenar sedang gembira setelah mendapat kabar bahwa anaknya tidak jadi hamil..

"Aaa asik ternyata Shella gak hamil! Berarti Shella gak perlu nikah sama si Devano itu! Dan dia bisa nikah sama nak Adrian.." ujar Jenar.

Melihat Jenar loncat-loncat gajelas, Yani pun merasa bingung.. Kemudian ia menghampiri nya dan bertanya padanya.

"Maaf Bu, ibu kenapa ya kayaknya seneng banget??" tanya Yani.

"Ya iyalah saya gembira, anak saya gajadi hamil! Yuhuuu..." ucap Jenar.

Jenar malah menggenggam tangan Yani dan mengajaknya ikut loncat-loncat.

"Saya harus segera kasih tau Shella tentang ini!" ujar Jenar.

"Iya bener bu, non Shella harus cepat dikasih tau!" ucap Yani.

"Hooh,"

Jenar pun mengambil handphonenya dan langsung menelpon ke nomor Shella..

...📞...

Jenar : Halo, Shella.. Kamu dimana nak?

Shella : Iya Bu, ini aku lagi di kantor orang mau daftar kerja..

Jenar : Oh gitu, ini loh ibu ada yang mau disampaikan ke kamu!

Shella : Apa tuh Bu?

Jenar : Kamu gak jadi hamil Shella!

Shella : Hah? Apa sih Bu? Kalo ngomong itu yang bener Bu jangan ngada-ngada!

Jenar : Loh siapa yang ngada-ngada? Tadi nak Adrian sendiri yang telpon ke ibu bilang gitu!

Shella : Terus ibu percaya gitu aja sama dia?

Jenar : Ya percaya, emangnya kenapa? Nak Adrian bilang dokter yang waktu itu meriksa kamu telpon dia terus minta maaf karena hasil tes kamu salah!

Shella : Jadi.. Aku gak hamil Bu??

Jenar : Iya Shella, kamu seneng kan?

Tut Tut Tut...

Tiba-tiba telponnya terputus, Jenar pun kebingungan.

"Loh kok mati toh?" ujar Jenar.

"Mungkin non Shella kesenengan Bu, sampai-sampai langsung matiin telponnya!" ucap Yani.

"Oiya bener,"

Mereka pun kembali loncat-loncat disana..

...~Bersambung~...