Xiao Mei Ling, gadis muda berbakat dialam Surgawi, terlempar kedunia bawah saat tanpa sengaja terperosok kedalam lubang pusara dihutan kematian ketika mencari tanaman herbal.
Dunia bawah yang hampir sama dengan alam Surgawi, namun tak ia ketahui seluk-beluknnya. Jelas membuat Xioa Mei Ling kebingungan.
Namun ditengah keputus-asaan itu, tanpa sengaja ia menemukan kerangka manusia ditempatnya terlempar. Saat ia akan menguburkan kerangka itu dengan layak, kilasan ingatan milik kerangka itu memasuki fikiran, ketika ia menyentuh bagian tengkorak.
"Hah, namanya sama denganku dan wajahnya..?"
"Baik, aku akan menggantikanmu menjaga keluargamu. Terimakasih Xiao Mei Ling, maaf aku memanfaatkanmu untuk bisa hidup didunia ini."
Bagaimana perjalanan hidup Xiao Mei Ling didunia bawah ini bersama dengan ruang dimensi Long yang ia miliki.
Apa ia akan hidup seperti dialam Surgawi.?
Atau malah menjadi seseorang yang jauh lebih berkuasa...?
Mari ikuti kisahnya dalam cerita
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Datu Zahra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kerugian para rival
Dengan kekuatan penuh, ketua Guan mencabik-cabik semua kertas laporan pendapatan rumah dagangnya selama satu bulan ini.
Meja cendana yang biasanya rapi, sekarang porak-poranda kacau.
Rambut pria tua yang semula ditata rapi, kini nampak sedikit berantakan. Jubah dibadan compang-camping dan changfu sutranya kusut bergaris.
Angka tak lebih dari 70.000.000 koin emas, sontak membuat matanya sakit.
Sangat turun drastis, 60% kemerosotan pendapatan bersih usaha klan mereka untuk bulan ini.
Empat tahun berjaya, bergelimpangan harta karena pundi-pundi koin emas selalu bertambah. Tapi untuk bulan ini, mereka dipaksa menelan asamnya cuka.
"Bagaimana untuk persiapan lelang..?" tanya ketua Guan pada adik dan putra-putranya.
"Semua sudah rampung, kabarnya para pelanggan yang rutin hadir dipelelangan kita telah ada diIbukota." tetua 2.
"Putra mahkota juga pangeran dari benua barat dan selatan kabarnya sudah tiba semalam." tambah tetua 3.
Ketua Guan menghela nafas lega, meski tak sepenuhnya jawaban itu menghapus kekhawatirannya.
Siang nanti pelelangan dipaviliun Guan akan digelar. Sejak sebulan lalu dimana kemunculan Xiao Mei Ling, pria tua itu tak nyenyak tidur dan enak makan.
"Aku yakin pelelangan kali ini akan berjalan lancar seperti yang lalu-lalu, meski kekaisaran utara dan tengah tidak turut serta. Masih banyak klan kaya-raya yang akan berpartisipasi nanti."
Adik ketiga ketua Guan ikut menimpali. Walau pun ia juga was-was, namun tetap berusaha berfikir positif.
"Mereka menguasai pasar, bahkan membuka rumah produksi dan toko dalam jumlah banyak. Keparat..!" raung ketua Guan.
"Apa perlu kita melakukannya lagi seperti empat tahun lalu..?" tanya putra pertama ketua Guan.
Para tetua saling bertukar tatap, bersama otak licik berputar mencari siasat dan jawaban.
"Sepertinya itu bukan ide yang buruk, kita bisa mencobanya." sahut tetua 2.
Semua mengangguk, bergantian memberi saran dan kiat untuk sebuah rencana.
"Lakukan secepat mungkin, dua pekan sudah harus ada hasilnya." pungkas ketua Guan.
Tepat siang hari, mereka makan bersama untuk selanjutnya bersiap menyambut tamu yang akan mengikuti lelang.
Untuk tiga puluh menit diawal, mereka masih tenang dan bisa tersenyum.
Tapi satu jam kemudian, keringat dingin mulai muncul tipis menghiasi kening dan telapak tangan.
Wajah pucat pasi, riak amarah menguasai, degub jantung tak beraturan, nafas berat sesak tersengal, berujung rona dan netra menghitam bak arang.
Tak ada satu pun tamu datang, para pelanggan yang biasanya berbondong-bondong memenuhi ruang lelang. Kini seorang pun tidak ada yang menampakkan batang hidungnya.
Lengang, kosong melompong sampai waktu baik untuk gelar acara habis.
Semua murka, suara dentuman terdengar bersama auman bak petir yang menggelegar.
"Bajingan...!"
"Klan Xiao..!" geram ketua Guan dengan mata merah padam, mengutuk klan yang selalu mereka anggap musuh terberat.
Gigi gemeletuk nyaris menghancurkan gusi, darah mendidih meletup-letup. Kepalan tangan erat dengan urat-urat menonjol kaku, siap menghancurkan udara merobek angkasa.
Kegaduhan juga terjadi dikediaman klan Mu, dimana laporan keuangan menunjukkan angka penurunan yang cukup signifikan.
Satu bulan lalu mereka masih mendapatkan keutungan bersih 315.000.000. Bulan ini laba yang diperoleh cuma 87.000.000 koin emas.
Belum lagi tiga saudagar kaya-raya memutus kerjasama dan berniat akan beralih keklan Xiao dan Gu.
Para juragan dari empat kekaisaran lain juga mulai menarik diri, karena lebih tertarik dengan kualitas barang milik klan Xiao dan Gu.
Apa lagi disana banyak barang baru yang kaya manfaat dan tidak bisa didapatkan dimana pun.
Tentu siapa pun pasti akan memilih untuk bekerjasama dengan klan Xiao dan Gu.
Para petani ikut andil meninggalkan klan Mu. Mereka lebih memilih menjual hasil panen pada klan Gu, yang memberi harga layak dan sedikit lebih manusiawi.
Ditambah, klan Gu juga menyediakan pupuk penyubur tanah, pupuk buah, pestisida pengusir hama dan gulma dengan harga terjangkau.
Tentu para petani itu tidak boleh lupa diri dan wajib berbalas budi dengan menjual hasil kebun mereka pada klan Gu.
⭐️⭐️⭐️⭐️⭐️
.masih banyak typo..