Nostalgia Generasi Kedua Bersama Trio Rusuh
Mike Cahill, Abimanyu Giandra dan Edward Blair adalah sahabat berdasarkan pertemuan yang agak Membagongkan. Mike dan Edward adalah saudara ipar sementara Abimanyu sahabat Stephen Blair, adik Edward.
Cerita ini cerita komedi unfaedah dan nantinya akan berlanjut ke Vivienne Neville dan Jammie Arata ( edisi revisi ).
Novel ini akan up tergantung wangsit ya jadi bisa tidak setiap hari up. Kan ceritanya nostalgia.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hana Reeves, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Abimanyu dan Duncan
Duncan hanya menatap polos ke Ghani yang mode kakak laki-lakinya keluar demi melindungi adik perempuannya. Setiap malam, Abi selalu mendoktrin Ghani harus menjadi anak laki-laki yang kuat, yang berani dan bisa menjadi pelindung Dara dan Rhea kalau Abi tidak ada di rumah.
Dan sekarang Ghani sedang mempraktekkan tidak perduli yang dihadapinya adalah kakak sepupunya sendiri!
Yuna sudah menganggap Abi dan Dara sebagai anggota keluarganya jadi Dara pun membahasakan pada Ghani kalau Duncan adalah saudara sepupunya.
"Kan mas Duncan tidak minta sekarang," senyum Duncan.
"Tetap tidak boleh!" balas Ghani dengan dagu terangkat dan Duncan bisa melihat kemiripan gaya Ghani dan Abimanyu. Benar-benar ayah dan anak tanpa harus test DNA, seperti aku dan Daddy.
"Ada apa ini G? Kok marah-marah sama mas Duncan?" tanya Dara yang sudah selesai mengurus Rhea. Bayi cantik itu sudah kembali tidur setelah popoknya diganti plus mendapatkan ASI dari ibunya.
"Mas Duncan mau ambil dik Lea dan mas Ghani bilang tidak boleh!" jawab Ghani lugas.
Rasanya Dara ingin tertawa melihat gaya putranya yang malah menggemaskan kalau sedang mode serius.
"Mas Ghani sayang, mas Duncan kan tidak mungkin bawa dik Lea. Nanti repot kan ganti popoknya yang ada pup ...." senyum Dara sambil mengusap rambut hitam Ghani.
"Eeeewwww!" Duncan tampak jijik membayangkan mengganti popok penuh dengan pup.
"Tuh, nggak mungkin lah dibawa sama mas Duncan," ucap Dara lagi sambil berlutut di depan Ghani.
"Gitu ya mommy?" tanya Ghani dengan mata polos.
"Iya. Kan kasihan dik Rhea kalau nggak diganti popoknya karena mas Duncan jijik lihatnya," jawab Dara berusaha memberikan pengertian yang mudah dimengerti Ghani.
"Mas Ghani nggak jijik," jawab Ghani tegas.
"Ya karena mas Ghani kakaknya dik Rhea. Jadi sudah biasa lihat. Ya kan?"
Ghani mengangguk lalu menatap Duncan penuh kemenangan karena dia tidak jijik dengan pup adiknya.
***
Malam harinya, Duncan sibuk membuat pekerjaan rumahnya di ruang tengah bersama Abimanyu, Dara dan Ghani. Abimanyu membantu Duncan memecahkan soal matematika yang dia tidak paham. Meskipun pria ganteng itu suka sebal dengan putra Edward Blair, namun jiwa kebapakannya tetap tidak bisa hilang.
Bagi Abimanyu, ini seperti latihan kalau besok Ghani besar dan sudah mulai masuk sekolah. Abimanyu dan Dara sudah membuat perjanjian, untuk pelajaran eksakta, itu tugas Abimanyu nanti mengajari Ghani dan Rhea, sementara Dara mengajarkan pelajaran selain eksakta seperti hafalan dan bahasa.
"Kamu ambil pangkatnya dari sini D," terang Abimanyu. "Cara sederhananya seperti ini."
Duncan melihat bagaimana cara Abimanyu menjabarkan matematika dasar ke dirinya. Duncan memang baru tujuh tahun tapi dia sudah naik stage two primary education.
"Oom Abi, ini cara mana?" tanya Duncan.
"Ini cara aljabar jadul. Dulu mas Abi diajarinnya begini."
Duncan mencoba memakai cara yang dia tahu di sekolah dan ternyata hasilnya sama tapi dengan jalan berbeda.
"Matematika itu macam ilmu banyak jalan ke Roma. Cara perhitungannya itu banyak tapi hasilnya tetap sama. Berbeda dengan kimia atau fisika. Matematika berfokus pada logika dan abstraksi, fisika mempelajari hukum alam semesta dan bagaimana materi serta energi berinteraksi, sedangkan kimia adalah studi tentang zat, sifatnya, komposisinya, dan reaksi yang mengubah satu zat menjadi zat lain. Tapi ... Matematika adalah basic dari semua ilmu eksakta. Semuanya memakai perhitungan," terang Abimanyu.
"Kalau aku tidak bisa matematika, maka logika aku tidak bisa jalan dalam mengerjakan fisika dan kimia ya Oom?" tanya Duncan.
"Iya. Coba kita ambil contoh dalam kimia. Senyawa Carbon ( C ) bertemu dengan senyawa Oksigen ( O ) maka akan menjadi CO2 atau karbon dioksida. Bisa dilihat dari tabel kimia ini kenapa jadi CO2, kok nggak CO saja. Tabel kimia yang dibuat oleh Dmitri Mendeleev, bisa dilihat dari sini. Kalau dasar matematika kamu tidak kuat, kamu akan merasa kesulitan membuat perhitungan pelajaran eksakta lainnya," ucap Abimanyu. "Cara perhitungan secara sederhana nya begini...."
Duncan memperhatikan Abimanyu memberikan perhitungan senyawa kimia. Dirinya memang belum sampai sana tapi dia senang mendapatkan ilmu lagi. Duncan pun semakin respek dengan Abimanyu karena pria itu sangat cerdas dan sabar mengajari dirinya. Edward juga cerdas tapi terkadang suka terburu-buru hingga Yuna lagi yang mengajari dirinya.
Dara yang sedang memangku Rhea yang sudah terlelap, tersenyum melihat cara Abimanyu mengajar Duncan. Satu hal yang Dara suka dari Abimanyu, tidak pernah menyalahkan cara Duncan namun mengoreksinya tanpa membuat Duncan ngambek.
"Mas Abi, D, masih banyak peernya?" tanya Dara.
"Kalau matematika masih Tante. Tapi kan aku sebulan disini jadi bisa dicicil apalagi gurunya Oom Abi. Enak! Nggak macam Daddy yang suka terburu-buru kalau ngajarin. Endingnya, mommy yang maju," senyum Duncan.
"Dih, Daddymu itu kan sukanya wush wush wush!" cebik Abimanyu membuat Dara cekikikan.
"Nggak boleh gitu ah, mas Abi. Kan orang sendiri-sendiri cara ngajari anaknya."
Abimanyu pun manyun.
"Jangan malam-malam ya. Biar kalian bisa istirahat dengan enak." Dara pun berdiri sambil menggendong Rhea sementara Ghani memegang daster ibunya karena sudah mengantuk.
"Mommy, bobok!" rengek Ghani yang masih tidak paham dengan hitung-hitungan sekolah Duncan.
"Yuk. Mas Abi, aku naik dulu sama anak-anak. Kalian kalau sudah capek, istrahat ya," ucap Dara sambil naik tangga.
"Oke!" jawab Abimanyu dan Duncan bersamaan.
***
Kamar Edward dan Yuna
"Anak lelaki aku lagi apa ya, Istriku?" tanya Edward ke Yuna yang sudah memejamkan matanya.
"D ya sudah mau bobok lah Mr Edward ... Ini sudah jam sepuluh malam," gumam Yuna.
"Kok sepi ya?" Edward menatap langit-langit kamarnya.
"Kamu ambil panci, pukul ... Kan ramai jadinya," balas Yuna asal.
Edward menoleh ke istrinya yang sudah memeluk guling.
"Kita buat adiknya D yuk? Cewek?" ajak Edward.
"Bagaimana kalau jadinya cewek terus diambil Abi?" goda Yuna. "Cabes kamu dia lagi, dia lagi."
"Lha kok mentok di Abi? Wis nggak jadi ... Kita buat anak cowok aja!"
"Memangnya bisa diatur?"
"Gak bisa ya? Tunggu, katanya ada caranya mau punya anak cowok atau cewek. Bentar aku cari tahu dulu!" Edward menyalakan komputernya.
Yuna hanya menggeleng lalu dia pun terlelap.
"Miss Yuna, harus pakai .... Lha kok udah ngorok?" keluh Edward.
***
Yuhuuuu up Siang Yaaaaaaaa
Thank you for reading and support author
Don't forget to like vote and gift
Tararengkyu ❤️🙂❤️
sabar ya bu yuna, cabesmu 11/12 sama suamimu🤭