TRANSMIGRASI GRAMEISYA

🍑🍑🍑

Ke esokkan harinya, Grameisya memakai seragam sekolah.

Tak lupa, di dalam seragam sekolah ia memakai baju bebas. Hari ini ia terpaksa bolos sekolah, jika tidak. Ia tidak bisa pergi ke Negera T.

Grameisya sudah menyiapkan segala sesuatu di jaketnya. Sejumlah uang, kartu ATM, kartu identitas dan paspor. Ia tidak membawa pakaian ganti karena itu merepotkan baginya.

"Ayo berangkat Pak," ajak Grameisya setelah masuk ke dalam mobilnya.

Mobil pun melaju di jalanan hingga ia sampai di sekolah.

Sesampainya di sekolah, Grameisya pun masuk ke dalam sekolah. Akan tetapi ia belok mencari jalan keluar lainnya.

"Untung saja ada jalan lainnya di sini," ucap Grameisya berusaha keluar dari sebuah tembok yang renggang di belakang sekolahnya.

Grameisya pun berlari di pinggir jalan lalu menyetop taksi.

"Taksi!" teriak Grameisya.

Sebuah taksi datang mendekat. Grameisya buru-buru naik ke dalam taksi.

"Mau ke mana Nona?" tanya supir taksi.

"Ke Bandara," jawab Grameisya.

Taksi pun melaju di jalanan menuju bandara. Grameisya membuka seragam sekolahnya lalu menyelipkan baju itu di kursi taksi.

"Setelah pulang dari sana aku bisa membelinya lagi," ucap Grameisya.

Tak lama kemudian, mereka pun sampai di bandara, Grameisya pun membayar ongkos taksi itu dan ia pun masuk ke tempat pemeriksaan.

Setelah semua di periksa Grameisya duduk di kursi tunggu.

"Semoga saja dia tidak ikut," ucap Grameisya melihat sekeliling.

"Harap para penumpang bersiap masuk ke dalam pesawat karena sebentar lagi akan lepas landas. Sekali lagi, para penumpang harap segera masuk ke dalam pesawat karena sebentar lagi akan lepas landas!" terdengar dari pengeras suara.

Grameisya pun berdiri dan bergegas masuk ke dalam pesawat. Baru saja kakinya melangkah kaki, seorang pria dan kelompoknya datang mendekat membuat yang lain menghindar.

"Minggir, Tuan Alneozro mau lewat," ucap seorang pramugari kepada penumpang yang lain agar bisa memberi jalan.

"Apa! Dia?" gerutu Grameisya.

Alneozro berhenti di depan Grameisya lalu ia meraih tangan Grameisya.

"Ayo kita masuk bersama," ajak Alneozro yang langsung menarik tangan Grameisya masuk ke dalam pesawat.

"Hey! Kau ini ...."

"Ssstttttt! Kita bicara di dalam saja," ucap Alneozro.

Alneozro membawa Grameisya duduk di ruang VVIP.

"Hey! Kursiku bukan di sini!" teriak Grameisya.

"Sudah aku pesankan untukmu di sini, di sana sudah ada yang duduk," ucap Alneozro mendudukan Grameisya di kursi.

"Kamu kenapa ikut sih?" tanya Grameisya manyun.

"Kau ingin menyelinap di sana kan?" tanya Alneozro.

Grameisya diam sambil menatap Alneozro.

"Jadilah kekasih ku," ucap Alneozro.

"Hey! Apa-apaan kamu ini mendadak aku harus jadi kekasihmu?" tanya Grameisya berdelik.

"Dengarkan aku dulu. Aku juga ada urusan di sana, kalau kamu mau menyelinap dan mencari informasi di sana maka kau harus berpura-pura menjadi kekasih ku, dengan begitu aku juga bisa melindungi mu. Terima tawaranku, itu tidak akan merugikan mu," ucap Alneozro.

"Kau ... untuk apa masuk ke dalam sana?" tanya Grameisya pelan.

"Ada seorang bawahan ku yang paling aku percaya mendadak hilang tanpa kabar, aku berpikir mungkin ini ada kaitannya juga dengan agen rahasia ini, jadi kita sama-sama ke sana," jawab Alneozro melihat ke depan.

Grameisya diam dan menarik nafasnya pelan.

Alneozro membetulkan posisi duduknya dan ia pun mengambil ponselnya dan memainkannya.