Apa jadinya, ketika hubungan rumah tangga jauh dari rasa saling memperhatikan?
Apakah Laras akan mampu terus menahan jeritan-jeritan batin-nya yang selama ini ia pendam?
Simak keseruan konflik etika yang terjadi dirumah tangga Laras! Jangan lupa dukung karya baru ini, ya. See you~
Update: setiap hari
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Imen Firewood, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Penyesalan Pagi
Keesokan harinya ...
Laras baru saja bangun dari tidurnya. Dengan mata sayu-nya, ia melihat Dina masih tidur di sampingnya.
"Aku benar-benar sudah tidak waras .." ucap Laras dalam hati. Ketika dirinya mengingat kejadian semalam dengan Riko.
Laras kembali merebahkan dirinya. Memandang Dina lebih dekat dengan wajahnya. Tiba-tiba, sebuah air mata keluar dari kedua kelopak mata-nya.
"Maafkan Ibu Din .. Ibu benar-benar tidak bisa mengontrol-nya .." ucap Laras lagi dalam hatinya. Seraya menyisihkan rambut Dina yang terlihat sedikit berantakan.
Pagi ini, Laras bangun dalam kondisi yang tidak baik. Ia merasa lelah di setiap badannya. Rasa bersalahnya, membuat Laras tidak mempunyai energi untuk bekerja. Bahkan untuk bangun sekarang menyiapkan sarapan pagi saja, Laras sulit.
Beberapa waktu kemudian ...
Laras yang merasa tidak enak badan-nya memutuskan untuk tidak bekerja hari ini. Namun, ia merasa harus mengantar Dina. Setidaknya untuk berangkat pergi kesekolah hari ini.
Dengan kondisi sakit dan wajah yang terlihat sedikit pucat, Laras tidak melepaskan tanggung jawabnya sebagai istri. Ia kini tengah menyiapkan sarapan pagi untuk Andi dan Dina yang sudah menunggu di meja makan.
Dina yang tidak memahami kondisi Laras, hanya bisa menatapnya penuh rasa bingung. Sedangkan Andi, ia tahu kalau kondisi Laras sedang tidak baik. Karena sudah hampir jam segini, Laras belum mengenakan seragam kantornya.
"Kalau kamu tidak enak badan, biar aku yang mengantar dan menjemput Dina .." ucap Andi, ketika ia menyendok nasi ke piringnya.
Laras menatap Andi yang berbicara tanpa melihatnya. Laras terdiam beberapa saat. Namun Laras, merasa ia yang harus mengantar Dina untuk pergi berangkat sekolah.
"Aku .." -Laras
"Kamu bisa beristirahat."
Andi memotong perkataan istrinya yang belum sempat terselesaikan. Ia merasa kini sedikit bersalah. Andi sekarang tidak ingin membuat Laras terlalu lelah. Walau masih dengan sikapnya yang dingin.
Dina yang masih kecil 'pun, setidaknya sekarang ia mulai mengerti. Bahwa kondisi ibunya sedang tidak baik-baik saja dan membutuhkan istirahat yang cukup.
"Tidak apa-apa ibu .. aku pergi bareng ayah saja," kata Dina. Ketika tersenyum keatas menatap Laras yang melihatnya.
Deg!
Laras merasakan perhatian-perhatian kecil yang di berikan keluarganya saat ini. Dan rasa bersalahnya, kini malah semakin membuat Laras harus menahan air matanya.
Laras tersenyum dan mengusap rambut Dina. Mengusap-nya dengan lembut dan penuh rasa syukur.
"Terimakasih, yaa .." ucap Laras, ketika tersenyum memandang Dina.
Setelah Andi dan Dina telah menyelesaikan sarapan paginya, Laras mengantar mereka berdua sampai depan pintunya. Melambaikan tangan dan tersenyum kepada Dina. Ketika pandangan Laras bertemu dengan Andi yang hendak membuka pintu mobilnya, Andi sedikit terlihat tersenyum kepadanya. Namun tidak begitu jelas.
Buurm ..
Suara mobil Andi yang telah meninggalkan pekarangan rumahnya. Setelah semuanya pergi, Laras kembali masuk ke dalam rumahnya yang hanya tinggal ia sendiri.
Klek!
Suara Laras ketika menutup pintunya. Tangisan Laras pecah. Air mata penyesalannya tiba-tiba keluar jatuh kebaju Laras yang bersandar merosot menempel pada dinding pintu.
"Maafkan aku Mas .."
Laras benar-benar merasa bersalah. Ketika Laras merasa menjadi satu-satunya orang yang mengkhianati janji-janji pernikahan mereka.
Laras mengusap wajah-nya. Menyisir rambut dengan kedua tangannya ke atas seraya terus menangis bersedu sendiri.
Hiks ..
Hiks ..
"Semuanya terjadi begitu saja. Aku tahu ini salah .. dan aku tidak bisa mengontrol itu Mas .."
Suara batin Laras memenuhi ruang kamar Laras berada saat ini. Merasakan perbuatan dosa Laras yang sudah terjadi tadi malam. Sampai, kini Laras perlahan mulai berjalan. Merebahkan dirinya di ranjang tempat biasa ia dan Dina tidur.
Bruuk ..
Dengan kondisi mental dan fisiknya yang lelah, Laras berusaha untuk memejamkan matanya. Ia ingin mengistirahatkan semuanya hari ini dengan tidur.
Ting~ tong!
Setelah beberapa jam telah berlalu. Kini Laras harus terbangun karena mendengar suara tamu dari luar pintunya. Laras yang masih duduk di pinggir kasurnya, melihat jam yang menunjukan sudah pukul 12 siang.
Permisi~
"Siapa, yaa?," ucap Laras pelan. Sebelum beranjak keluar dari kamarnya. Laras berjalan keluar untuk mengetahui siapa orang yang datang kerumahnya.
Tap ..
Tap ..
Ceklek!
Ketika Laras membuka pintunya. Laras kaget, karena ia melihat seseorang pria yang baru saja ia lihat telah berdiri di hadapannya. Laras menunjukan ekspresi yang bingung di depan pria yang baru saja ia lihat ini.
Hm?
Bersambung ..