Setelah melewati pernikahan selama empat tahun, semia kebahagiaan seakan sirna hanya karena belum bisa menghadirkan buah hati yang diidamkan oleh keluarga besar mereka. Terutama keluarga besar suaminya Jayandru Kertanegara
Ditambah lagi kesibukan mereka berdua yang makin menggila, pernikahan yang dulunya penuh cinta bisa terasa hampa.
Belum lagi keinginan Mama Jayandru yang menginginkan mantan kekasih Jayandru yang dulu menjadi istri putranya.
"Dia bisa memberikan Dru, anak, Nara. Keluarga Dru butuh pewaris."
**semoga suka, ya**
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rahma AR, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Penyesalan Jayandru part dua
Jayandru pulang ke rumahnya. Dia mengambil koper. Membereskan beberapa baju Nara. Dia tau di rumah orang tuanya Nara juga memiliki beberapa baju kerja. Tapi bukan setelan yang baru. Dia akan mengantarkannya ke rumah mertuanya.
Pesan Monica muncul lagi. Tapi Jayandru mengabaikannya . Juga telponnya. Buat apa juga. Nara pasti sudah tau perselingkuhannya.
Jayandru mengendarai mobilnya menuju ke kediaman Nara. Dia hanya ingin mengantar koper. Setelah itu pulang. Besok pagi baru menjemput Nara, dan kalo Nara mau bicara saat itu, dia akan mendengarkannya.
Dia hanya bertemu Papa Satya saat datang.
"Kamu bisa nginap.di sini, Dru," tawar laki laki paruh baya itu.
"Pa, aku udah jahat banget sama anak papa," jawab Jayandru dengan bibir kelu.
Satya menghela nafas panjang. Istrinya sudah cerita semuanya padanya.
"Sekarang apa yang akan kamu lakukan?" Saat ini keduanya sedang berada di teras rumah.
"Aku akan menunggu maaf Nara, pa. Juga maaf papa dan mama."
Kembali Satya Legawa menarik nafas panjang.
"Di dalam koper ini ada seragan kerja Nara yang baru, pa."
Satya Legawa mengangguk.
"Aku pulang dulu, pa," pamitnya sambil menyalim tangan Satya
"Hati hati."
"Iya, pa."
Jayandru melarikan mobilnya dalam kecepatan penuh ke rumah sakit. Menemani papinya menunggui maminya.
Hanya ada papinya. Kedua tantenya sudah pulang. Kabar baiknya maminya sudah sadar dan baru saja dipindahkan dari ruang darurat itu.
Papinya sedang mengobrol letika dia memasuki kamarnya.
Maminya melambaikan tangan memintanya mendekat.
Mami Adel menggenggam tangan Jayandru erat.
"Mami pikir kamu ngga mau datang lihat mami," ucapnya maminya pelan dan agak terbata.
"Syukurlah mami sudah sehat," ucap Jayandru lembut.
Mami Adel tersenyum.
"Nara ngga ikut?"
Jayandru menggeleng.
"Sudah malam, mam."
Mami Adel mengeluarkan dengusan kesal.
"Tadi Nara sudah menjenguk kamu waktu kamu belum sadar," bela Arga.
Istrinya menatapnya tajam sebelum beralih pada putranya.
"Kamu tau, kan, Dru. Kapan saja mami bisa meninggal," ucapnya masih pelan dan terbata bata.
"Mami akan sembuh."
Mami Adel menggelengkan kepalanya.
"Mami ngga minta balas jasa karena sudah mengandung dan melahirkan kamu. Juga meny u sui kamu selama dua tahun...." Nafasnya agak tersengal karen kali ini dia mengucapkan kalimat kalimat yang sangat panjang.
Jayadru merasa genggaman tangan maminya makin erat.
"Itu tanggung jawab kamu," sergah Arga mulai kesal.
Istrinya mengacuhkannya.
"Mami hanya minta satu.... Nikahin Monica. Mami mau cucu."
Jayandru memejamkan matanya. Perlahan dia memaksa melepaskan genggaman tangannya pada maminya.
Mata maminya beriak kaget.
"Aku tetap pada keputusanku, mam. Biarpun aku ngga punya anak dengan Nara, aku akan tetap bersama dia. Ngga akan ada wanita lain."
Nafas Mami Adel mulai tersengal.
"Kamu ingin mami cepat mati?!"
Suaminya segera menekan bel untuk memanggil tenaga medis.
"Kamu harus pulih dulu. Soal hidup dan mati kamu bukan urusan Jayandru," tegas Arga agak sarkas.
Mata istrinya mendelik di tengah nafasnya yang tersengal.
Arga memberi kode agar Jayandru segera keluar. Bersamaan Jayandru yang menurut, pintu kamar ruangannya maminya terbuka. Monica dan orang tuanya muncul, di belakang mereka ada tenaga medis.
Monica tanpa sungkan menarik tangan Jayandru, mengajaknya keluar kamar.
Jayandru segera menghempaskan tangan itu saat sudah berada di luar kamar.
"Kamu apa apaan, sih," marah Jayandru.
"Maaf," ucap Monica kaget dengan reaksi kasar Jayandru. Wajahnya sampai pucat.
"Aku ngga nyangka kamu bisa sekasar ini," ucapnya sedih.
Jayandru menyugar rambutnya.
"Jangan ganggu Nara lagi."
"Aku ngga ganggu dia. Aku hanya mau dia tau hubungan kita."
"Kita ngga punya hubungan apa apa."
"Kita berci uman, Jayandru. Nara pasti tau kalo hati suaminya sudah berubah."
Jayandru mendengus.
"Aku ngga minta kamu ceraikan dia. Aku ngga apa jadi istri kedua," tawar Monica membujuk dengan kata kata super lembutnya.
"Nara istriku satu satunya."
Monica berdecak.
"Dia masih mau tetap mau kamu jadi suaminya?Kita sudah berci uman, Dru. Bahkan lebih dari itu. Nara pasti tau kalo aku punya tenpat spesial di hati kamu." Monica tidak putus asa mencoba memperngaruhi Jayandru.
Jayandru menyeringai sinis. Dia tau hubungannya dengan Nara berada di ujung tanduk gara gara perbuatannya sendiri. Ditambah Monica juga memanfaatkannya.
"Memangnya kamu berci uman dengan tiap perempuan yang kamu kenal?" tantang Monica mengintimidasi. Dia mulai kesal.
Jayandru menaham diri untuk tidak mence kik leher Monica.
"Iya. Hanya berci uman dan re mas da da perempuan. Itu biasa saja," sahut Jayandru dingin.
Monica melengak kaget.
"Kamu tau kenapa aku melakukannya?" bisik Jayandru membuat Monica merinding dan takut(?)
Jayandru berubah, batinnya gemetar.
"Karena kamu murahan! Kamu tau itu?" Setelah mengatakannya Jayandru tersenyum merendahkan.
Saking kagetnya Monica sampai ngefreeze. Ngga tau harus berkata apa apa lagi.
Kemudian Jayandru melangkah pergi. Di depannya ternyata ada Andy yang sedang berjalan ke arahnya.
Jayandru mengepalkan tangannya. Kalo saja tidak berada di rumah sakit, sudah dia hantam laki laki penuh drama ini dengan tinjunya.
Keduanya saling melewati. Andy meliriknya sinis.
"Dasar pengecut," desisnya.
Jayandru tidak mempedulikannya. Dia tau, tipe tipe seperti Andy, makin ditanggapi akan makin lebay dan drama. Tipe playing vicrim.
Jayandru meneruskan langkahnya menuju kantin rumah sakit yang pasti cukup sepi. Dia butuh rokoknya. Sehari ini saja dia sudah menghabiskan dua bungkus rokok. Bukan kebiasaannya sama sekali.
*
*
*
"Suami kamu antar koper ini, Nara," ucap Satya saat memasuki kamar putrinya. Masih ada istrinya di sana.
"Jayandru masih di sini?" tanya istrinya. Nara juga menatap papanya, ada sedikit harapan di sana.
"Sudah pulang. Katanya di dalam koper ini, pakaian kerja kamu lebih baru."
Nara mencelos. Kecewa Jayandru pulang tanpa menemuinya. Tapi dia juga ngga yakin mau menemui Jayandru kalo suaminya memaksa ingin bertemu.
"Papa tidak membenarkan kesalahan Jayandru. Tapi sepertinya dia sangat menyesal," ucap Satya Legawa hati hati.
Istrinya juga sudah menasehati putrinya demikian. Tapi Nara masih belum bisa menerima kenyataan Jayandru sudah berpaling.
"Istirahatlah. Besok Jayandru akan jemput kamu. Dia akan mengantar kamu ke tempat kerja." Papanya mengusap puncak kepala putrinya lembut.
Dia menatap istrinya, agar ikut keluar bersamanya. Nara pasti sekarang ingin sendiri memikirkan semua yang sudah terjadi.
*
*
*
Nara baru saja membongkar.isi kopernya. Hanya beberapa setelan kerja dan pakaian dalamnya.
Tidak ada apa pun selain itu. Sepertinya suaminya terburu buru.
Padahal dia mengharapkan ada selembar surat di era gempuran pesan online ini.
Nara menghembuskan nafas kesal.
Hati bodohnya masih mengharap Jayandru.
Nara buru buru meraih ponselnya. Mengira dari Jayandru.
Nomer yang ngga dia kenal. Karena penasaran, dia membuka pesan yang memuat data foto itu.
Mata Nara memanas. Suaminya sedang bersama Monica. Mereka seakan tak berjarak.
Tentu sj penyesalan ada di akhir
Monic aja bs boong demi tujuan nya padahal suaminya kasar dan temperamental apalagi cuma nenek tua penyakitan.
Jadi Adel memaksa bahwa Nara harus = posisi dia saat Jayandru poligami atw selingkuh, sakit jiwa akut kau Adel Adel
😛😛
ngomongnya ga pernah enak di depan menantu.
kak Rahma , tolong napa jangan di tekan Mulu hatinya Nara.
sesekali bikin hancur juga hati atau badannya Adel
lah si Monica kabarnya gimana???
keenakan Monica dong lebih gampang lagi buat deketin & menghasut Adel, biar Jayandaru mau nikahin Monica.