Kembali Ke Masa Lalu

"Iya Kak aku hanya tidak sabar saja untuk bersenang-senang, " ujar Sania.

Ciara sama sekali tak menggubris ucapan Sania, Ciara langsung saja naik ke atas kereta kudu yang siap mengantarkan mereka.

"𝚂𝚒𝚊𝚕, 𝚊𝚍𝚊 𝚊𝚙𝚊 𝚍𝚎𝚗𝚐𝚊𝚗 𝚗𝚢𝚊? 𝚊𝚔𝚞 𝚖𝚎𝚛𝚊𝚜𝚊 𝚍𝚒𝚊 𝚝𝚎𝚕𝚊𝚑 𝚋𝚎𝚛𝚞𝚋𝚊𝚑, " monolog Sania dalam hati, dia kesal karna biasanya Ciara akan membujuknya.

"Jalanan ini.. sama seperti dulu, suasana kota yang ramai padat penduduk, penjual berjejer rapih menawarkan jualan nya, dan ya, di restoran itu aku akan di jebak, " monolog Ciara mengingat semua yang terjadi dulu.

"Sayang kenapa kamu diam saja?" tanya Mariana.

"Iya Kakak, kenapa kamu terlihat tak bersemangat? biasanya juga Kakak selalu bersemangat, " ujar Sania.

"Aku.. aku hanya masih merasa lemas saja, " ujar Ciara beralasan.

"Maafkan aku Kakak, itu semua salah ku, " ujar Sania memasang wajah sedih nya.

"Maaf, Bibi juga harus nya tak mengajak mu pergi keluar, " ujar Mariana.

"tidak apa-apa, aku malah sangat senang di ajak keluar, " ujar Ciara.

"Kalau begitu bersemangat lah, nanti Bibi akan membelikan semua untuk mu, " ujar Mariana.

"Hanya Kakak saja?" ujar Sania cemberut.

"Tentunya kamu juga sayang, " ujar Mariana.

Melihat tingkah mereka Ciara diam saja, " Sungguh pasangan Ibu dan Anak yang sangat kompak, " monolog Ciara dalam hati sambil melihat pemandangan itu.

"Yey.. sampai, ayo Kakak, kita akan memborong pakaian-pakaian indah itu, " seru Sania seraya turun dari kereta kuda.

"Ciara sayang ambilah apapun yang kau mau, kau juga sayang, " ujar Mariana.

"Itu pasti Bibi, ayo Adik, kita pilih pakaian yang indah untuk kita berdua, " ujar Ciara menyeringai penuh perencanaan.

"Ayo Kakak, aku sudah tak sabar, " ujar Sania tak curiga sama sekali.

"Hum, " ujar Ciara.

Dengan penuh kecerian dan berpura-pura lemah Sania meminta semua model baju yang dia sukai, begitu pun Ciara, dia dengan sengaja meminta pakaian termahal di toko itu, bahkan dengan sengaja Ciara memesan beberapa baju terindah di toko itu, pastinya harganya juga tak main-main.

"Ciara sayang, mmm.. apa, apa kau akan membeli semua pakaian ini? " ujar Mariana bertanya dengan heran, pasal nya setiap kali Ciara membeli sesuatu, paling dia hanya membeli dua baju, tapi ini.. ini lebih dari sepuluh baju.

"Apakah.. apakah Bibi keberatan, " ujar Ciara berpura-pura memasang wajah sedih.

"Tidak sayang, bukan begitu maksud Bibi, " ujar Mariana panik, "Jangan sampai anak bodoh ini melihat ketidak sukaan ku, " lanjut Mariana dama hati.

"Maafkan aku Bibi, tapi... jika Bibi tak mau membayarkan nya, aku bisa pakai uang sendiri, " ujar Ciara.

"Jangan begitu sayang, Bibi masih sanggup membayarnya untuk mu, " ujar Mariana, " Apa-apaan anak bodoh ini, sejak kapan dia berani memeras ku, " rutuk Mariana yang hanya bisa menggerutu dalam hati.

"Aku sayang Bibi, " ujar Ciara memeluk tubuh Mariana, " Ini baru permulaan, " ujar Ciara di dalam hati.

"Sekarang apa lagi yang kalian inginkan?" tanya Mariana.

"Ibu, aku lapar, " jawab Sania merengek.

"Kasian sekali anak Ibu, saking asik nya belanja, Ibu jadi lupa kalau kita belum makan siang!! bagaimana kalo kita ke restoran disana, ?" usul Mariana sambil menunjuk ke arak restoran yang sepi.

"Bibi disana tampak sepi, apa Bibi yakin makanan nya enak?" ujar Ciara.

"Tentu saja enak sayang, karna Bibi sudah beberapa kali makan disana, " ujar Mariana meyakinkan.

"Ini, kata-kata yang sama, yang dia katakan dulu, " monolog Ciara dalam hati.

"Kakak kenapa diam saja? apa Kakak ingin ke tempat lain, " tanya Sania.

"Tidak perlu, kalau memang Bibi sering kesana, sudah dapat di pastikan makanan disana pasti akan sangat enak, " ujar Ciara yang akan mengikuti permainan mereka.

"Yang kau katakan benar sayang, makanan-makanan disana sangat lezat, " ujar Mariana.

"Sebaiknya kita segera kesana, karna aku sudah sangat lapar, " ujar Sania penuh semangat.

"Selamat datang Nyonya dan Nona-nona di restoran kami, apa ada yang kalian butuhkan, " ujar pelayan restoran ramah, namun dapat Ciara lihat, pelayan dan Mariana saling memberikan kode.

"Kami ingin makan disini, dan kamu ingin ruangan khusus, " ujar Mariana.

"Boleh Nyonya, mari, ikuti saya, " ujar pelayan restoran.

"Bibi, restoran ini, ternyata sangat nyaman, " ujar Ciara.

"Bibi tak pernah gagal kan? " ujar Mariana sombong.

"Yah, Bibi selalu hebat dalam hal apapun, " ujar Ciara, padahal dalam hati Ciara ingin muntah.

"Silahkan Nyonya, Nona, ini adalah ruangan Khusus untuk tamu terhormat kami, " ujar pelayanan restoran.

"Hum, terimakasih, " ujar Mariana.

"Ibu.. aku ingin ke toilet, " bisik Sania.

"Adik kenapa kau ber bisik-bisik, " tanya Ciara.

"Kakak, aku ingin ke toilet, " cicit Sania.

"Lalu kenapa kau masih disini? " tanya Ciara mengikuti akting mereka.

"Aku takut pergi sendiri, Kakak tau sendiri kan aku ini lemah juga penakut, " ujar Sania pelan.

"Hum Kakak tau, apa mau Kakak antar, " tawar Ciara.

"Tidak Kakak tidak perlu, aku pergi dengan Ibu saja, Kakak kan belum makan, pasti Kakak sangat lapar" tolak Sania langsung.

"Kau memang selalu tau Kakak, Kakak memang sudah lapar, " ujar Ciara.

"Ya sudah, kamu makan saja sayang, biar Adik mu ini pergi bersama Bibi, kamu makan lah yang tenang, " ujar Mariana segera membawa Sania keluar dari ruangan itu.

"Rupanya kalian sudah tak sabar, maka, aku akan mengembalikan semuanya pada kalian, aku akan mengembalikan semua rasa sakit ku, satu persatu, bahkan rasanya akan lebih menyakitkan dari yang ku rasakan, " gumam Ciara.

"Orang itu akan segera datang, " ujar Ciara, lalu dia mengambil sesuatu dari ruang dimensinya.

Ruang dimensi!! ya ruang dimensi, Ciara hidup kembali dengan keajaiban luar biasa, dia telah di bekali ruang dimensi yang begitu hebat. di ruang dimensi itu, Ciara bisa mendapatkan apa yang dia inginkan dan perlukan.

Tap

Tap

Tap

Krett

Srak!!, " jangan bergerak, atau leher mu akan ku potong, " ujar Ciara dingin.

"Am ampun.. sa saya sal salah ruangan, " ujar seorang pria jelek, yang pergerakan nya ditahan Ciara.

"Kau pikir aku bodoh, "bentak Ciara.

"Ampun.. sa saya.. hanya menjalan kan perintah, " ujar pria jelek.

"Tak semudah itu, kau sudah berani mengusik ku, maka kamu akan mendapatkan akibatnya, " ujar Ciara.

"Sa saya.. mo mohon jangan, say saya akan lakukan apapun, ampun, " ujar pria jelek.

"Aku akan melepaskan mu, tapi dengan satu sarat, " ujar Ciara.

"Akan saya lakukan No nona, asal lepaskan saya, " ujar pria jelek.

"Dengar kan.. "Ciara memberi tau apa yang harus di lakukan pria jelek itu.

"Baik saya akan melakukan nya, " ujar pria jelek menyanggupi perintah Ciara.

"Ini ambil lah, " ujar Ciara memberikan beberapa keping koin perak.

"Terimakasih Nona, saya janji, akan melakukan perintah Nona dengan baik, " ujar pria jelek bergegas mengambil kepingan perak itu dan berlalu pergi.

"Seperti nya seru..

Yah... Bersambung.