Menghadapi kerasnya kehidupan, membuat Aqilla menjadi seorang wanita yang tegar. Semenjak kedua orangtuanya meninggal dalam suatu kecelakaan, membuatnya menjadi pribadi tertutup. Dengan merintis usaha kecil bersama sang adik, untuk membiayai kehidupannya sehari-hari. Dalam kondisi ekonomi yang dibilang sulit, ia tetap bertahan.
Hingga suatu hari, ia dipertemukan dengan seseorang yang selalu berkaitan dengan darah, bahkan membunuh pun adalah kesehariannya. Namun hal itu tersembunyi dibalik kharismanya sebagai salah satu CEO di suatu perusahaan besar.
Bagaimana kelanjutannya?
Apakah yang akan terjadi jika mereka dipertemukan?
Penasarankan, ikuti terus up dari karyanya ya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tsabita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 28
Kelompok Wars...
Seorang pria dengan berpakain serba hitam, sedang duduk memandangi sebuah pistol.
" Kalian!! Selalu saja gagal, sungguh memalukan mempunyai bawahan seperti kalian ini. Apa aku harus membuat kalian meregang nyawa dahulu, baru kalian bisa, hah? " . Ujar Steiven.
Steiven, dialah pemimpin dari kelompok Wars. Dulu dia adalah seorang sahabat bagi rivalnya, Akhtar. Namun, semuanya itu berubah. Setelah Steiven jatuh cinta pada seorang wanita, yang sebelumnya merupakan kekasih dari sahabatnya sendiri. Rupanya, wanita itu juga bermain di belakang Akhtar. Sehingga, disaat perpecahan itu terjadi, wanita tersebut dengan mudahnya menggelak dan pergi begitu saja.
" Maafkan kami tuan, tapi tuan. Kami memmpunyai informasi bahwa rival tuan mempunyai seorang kekasih, dia adalah seorang wanita dari kalangan biasa. Ini tuan!" . Salah satu bawahannya memberikan sebuah informasi mengenai kekasih dari Akhtar.
Steiven melihat data yang diberikan oleh bawahannya, dan seketika matanya melebar.
Wanita ini?! Heh, rupanya seleramu sudah jauh berubah, Akhtar. Cantik, manis, Lihat saja sobat. Aku akan memberikan permainan yang cukup menarik untukmu, dulu dengan mudahnya kau merebut wanitaku. Dan sekarang, saatnya kau merasakan apa yang aku rasakan. Batin Steiven.
" Kalian, awasi wanita ini.!" Steiven melempar data milik Aqilla.
" Baik tuan. "
......................
Ponsel milik Aqilla bergetar, ia lalu melihat siapa yang menelfonnya. Ternyata !!!
Meyra Bawel is calling...
Dengan malasnya, Aqilla menggeser ikon berwarna hijau tersebut.
" Assalamu'alaikum Mey." Kata Aqilla.
" Wa'alaikumussalam sayangku, hahaha. Qil, pesenan gue udah kelar kan? Nanti, jam makan siang gue ambil kerumah ya."
" Iya Mey, udah selesai kok. Kalau nggak selesai, gue juga yang kena amukan dari beruang betina ini. " Aqilla menyengir.
" Ais kau ini, selalu saja. Ya udah ya, aku lanjut kerja dulu. Sampai ketemu nanti sayangku, emuah!." Mey langsung memutuskan obrolannya dan tertawa, ia tau Aqilla akan marah kalau ia selalu menggatakan kalimat yang vulgar menurut Aqilla.
Dasar ini anak, selalu saja berkata seperti itu. Apa tidak risih ya, aku saja sangat tidak enak mendengarn**ya. Apalagi orang lain, huh. Aqilla memajukan bibirnya.
Tiba-tiba...
Dduuaarrr
" HAYKAL !!!" Teriak Aqilla dengan sangat kencang.
Haykal setelah menjahili sang kakak, ia langsung berlari menggelilingi ruangan di dalam rumah.
" Hahaha, ampun kak, ampun! " Haykal berteriak, karena Aqilla menggejarkan dengan sebuah sapu yang dipukulkan ditubuhnya.
" Rasain kamu, selalu saja suka ngehajilin kakak. Rasain ini, rasain.!" Aqilla dengan semangatnya terus menggayunkan sapu tersebut.
" Stop kak, sakit aih." Akhirnya Haykal dan Aqilla berhenti, dan mereka merebahkan diri untuk duduk di sofa rumahnya.
" Wuih, kuat juga pukulan kakak. Ni merah." tanggan Haykal menunjukkan hasil pukilan dari sang kakak.
" Heh, siapa suruh ngejahilin? ". Aqilla melirik dengan matanya, malas.
" Iya, iya. Maaf kak, kak! Apa kamu nggak ngerasain keanehan tuan Akhtar? sikapnya begitu membuatku sesikit penasaran, sepertinya dia benar-benar sudah jatuh hati sama kakak. Buktinya, sudah kakak lihat sendiri kan?." Haykal dengan seriusnya.
" Huh, kakak juga bingung Kal. Tapi, kakak rasa itu nggak bakalan terjadi deh. Kakak sadar, kalau kita ini tidak akan pernah sepadan untuk mereka Kal. Kita akan membuat malu mereka saja, kakak juga bingung menghadapi sikap tuan Akhtar. Seperti ingin balas budi saja, tapi kakak tidak tau 'Balas budi apa sama kita?' ." Aqilla memandang kedepan.
" Udah kak, nggak usah dipikirin. Jalani aja, kalau kakak jodohnya dia, mau bilang apa. Ya nggak?."
Tok tok tok...
Suara pintu diketuk dari luar.
" Ada tamu, coba kamu lihat ya. Kakak mau kebelakang sebentar." Aqilla beranjak menuju dapur, karena ia merasa haus setelah menggekar Haykal tadi.
Haykal menuju pintu, dan perlahan ia membukanya. Terlihat seorang wanita dengan penampilan yang cukup mewah, dan mungkin umurnya seperti lima puluh tahun ke ataslah.
" Permisi, apakah benar ini rumahnya Aqilla?" Tanya perempuan itu.
" Iya benar bu, Maaf. Ibu siapa ya?" Haykal merasa bingung.
Dari arah dalam rumah, Aqilla memanggil adiknya.
" Siapa dek?" Aqilla memperlihatkan wajahnya.
Wanita tersebut tersenyum, saat melihat Aqilla. Begitupun dengan Aqilla, ia merasa bingung dengan ekpresi yang diperlihatkan wanita tersebut. Aqilla menundukkan tubuhnya dan mencium punggung tangan wanita tersebut.
" Maaf, mari silahkan masuk dulu bu." Aqilla mempersilah wanita tersebut untuk masuk ke dalam rumahnya.
" Wah, kamu ternyata wanita yang sungguh cantik dan manis sayang. " Wanita itu berkata dan senyum melihat Aqilla.
Aqilla maupun Haykal menjadi bingung. Mereka saling bertatapan satu sama lain.
" Kalian pasti bingung ya sama saya? maaf ya nak, saya adalah Amirah Saputra. Ibu dari Akhtar Wijaya, kekasih kamu." Dengan penuh senyuman, Amirah menatap wajah Aqilla.
" Eh, maaf nyonya. Kami tidak tau kalau anda adalah Ibu dari tuan Akhtar, maaf."Aqilla maupun Haykal sangatlah kaget.
" Sudah tidak apa-apa sayang, sini nak. Duduk dekat mama." Amirah meminta Aqilla untuk duduk disampingnya. Aqilla pun menurutinya, walaupun ada rasa ragu.
" Tidak usah takut sayang, mama tidak memakan orang." dengan senyuman Amirah menjahili Aqilla.
" Sungguh kamu sangat natural sayang, mama jadi iri deh lihat wajah kamu. Oh iya, jangan beritahu Akhtar ya kalau mama kerumah kamu. Dia bakalan tidak suka, heh dasar anak itu. "
Haykal yang menyadari percakapan mereka berdua, ia memilih permisi untuk kembali kedalam kamarnya.
" Maaf nyonya, saya tidak tau maksudnya?" Aqilla semakin dibuat bingung.
Amirah menatap wajah Aqilla dengan tatapan yang sendu, matanya berkaca-kaca sambil membelai wajah Aqilla.
" Nak, jangan tinggalkan Akhtar ya. Mama tidak ingin dia terluka kembali, sudah cukup mama merasakan, anak mama itu seperti orang yang kehilangan jiwanya. Setelah ia ditinggal pergi oleh wanita ular itu, sungguh hati mama sakit nak." Amirah mulai meneteskan air mata.
" Maaf nyonya, maksud anda?"
" Nak, berjanjilah untuk terus mendampingi anak mama. Jangan tinggalkan anak mama itu, dia sudah cukup merasakan ketidak adilan dalam hidupnya. Mama sanggup untuk melihatnya terluka lagi, mama mohon sama kamu nak. Mama tau, kamu adalah wanita yang ia sukai. Maka dari itu, mama harap kamu bisa menghadapi sikapnya yang selalu aneh dimata orang lain." Amirah menatap Aqilla.
Sebenarnya, Aqilla masih sangat bingung dengan perkataan dari Amirah. Mencoba untuk tetap tenang, Aqilla tidak ingin membuat Amirah menjadi kecewa.
" Nyo..."
" Panggil mama, karena kamu adalah anak mama juga. "
" Ma Mama, apakah Aqilla boleh tau tentang tuan Akhtar?".
" Iya sayang, mama akan menceritakannya. Tapi, kamu janji ya jangan beritahu anak bandel itu kalau mama yang menceritakannya. Kalau tidak, mama akan habis kena omelannya. Hehehe." Amirah sungguh merasa nyaman untuk berbicara.
" Iya ma, Aqilla janji."
Amirab mulai menceritakn tentang siapa Akhtar Wijaya sebenarnya kepada Aqilla, hingga Akhirnya membuat Aqilla dapat merasakan apa yang dirasakan oleh Akhtar selama ini. Setelah cukup lama mereka bercerita, Amirah pamit untuk pulang.
" Nak, mama sangat berharap padamu. Jangan merasa rendah, karena mama tidak memandang orang dari statusnya. Jaga anak mama ya." Amirah memeluk tubuh kecil Aqilla dengan sangat erat, lalu ia melepaskannya.
Aqilla hanya bisa menundukkan tubuhnya dan mencium punggung tangan Amirah. Menatap mobil yang perlahan menjauh dari rumahnya.
Ada apa ini, kenapa semakin membuatku susah untuk berfikir. Kini, mamanya pria aneh itu menceritakan semua yang pernah di alami si pria aneh itu. Apa memang ini sudan garia takdirku, menghadapi manusia aneh ya. Batin Aqilla.